Kamis, 02 Desember 2021

Tidak Ada Tempat Reuni 212 Pengasong Khilafah

*Polisi Tegas...!!!*
Tidak Ada Tempat Reuni 212 Pengasong Khilafah.

*Top...!!!*
*Polisi akan bertindak tegas...!!!*
Publik tak usah risau. *Demo 212* hari ini tidak akan pernah terjadi secara besar-besaran. Kecut..., Kecil..., Jika memaksa akan berhadapan dengan aparat keamanan yang akan bertindak tegas.

Mereka tetap mau memaksa _Demo di Patung Kuda Monas Jakarta._ _Di masjid Az Zikra pun ditolak._
Karena tujuannya tidak benar. Sesat politik. Tak benar di agama. Tak popular di publik. Kehilanngan magnet.

Jargon yang dipakai adalah Bela Ulama..., Bela MUI..., Ganyang Koruptor. Itu hanya kedok.
Mereka melakukan *Demo* justru menjadi *budak 3C  (Cendana..., Caplin..., Cikeas)* yang sedang bermasalah. Sebagian *BLBI* dan juga *Gurita Bisnis Illegal yang tengah dibongkar oleh Jokowi.*

(Seperti teriakan *Fadel Muhammad* minta *Sri Mulyani* dipecat karena *Fadel* ternyata *Obligor dana BLBI.* _Mereka berteriak karena bisnis dan kepentingan mereka dihantam Jokowi.)_

Karena sejatinya para *anggota Gerombolan dan Simpatisan 212* bergerak atas nama sentiment..., *Sentimen agama..., Sentimen Politik*. Dengan Politik Identitas sebagai Panglima.

Artinya..., mereka adalah gerombolan para pengecut.
Isi narasi Demo tak lain adalah ungkapan frustasi..., kebencian..., dan thoghut. Khas para pengasong Khilafah. Dengan target delegitimasi Pemerintahan Jokowi.

Betapa mereka yang muncul paling *kelompok Martak*..., *Haikal Hassan*..., *Syamsul Ma'arif*..., *Eka Jaya*..., Dan..., dengan tim Hore yang terkait dengan *Teroris FPI dan HTI.* Ditambah gerakan *Teroris Ahmad Zain An Najah.* Dan aneka sel teroris yang bersembunyi dalam gerakan amal. Kotak sumbangan minimart di seantero Indonesia.

Di tengah Pandemi Covid-19 yang belum selesai..., mereka akan memaksakan gerakan politik. Tujuannya mendeskriditkan *Presiden Jokowi.*
Gatel kekuasaan dan kerakusan duniawi adalah Panji Gerakan 212.

*Kasus penipuan 212 Mart* adalah sebagai bukti..., mereka ingin menguasai ekonomi dengan jalan pintas. Bahwa proses bisnis didasarkan pada niat jahat membenci yang bukan kelompok mereka.

Bahkan *Nabi Muhammad* pun tetap berbisnis dengan *Yahudi.* Islam tidak mengajarkan membenci kaum yang berbeda keyakinan. Para *Penganut 212* adalah kaum yang hobinya membenci sesama.

*Paham Khilafah* yang mereka percayai menjadi landasan berpikir. *Takfiri.* Mereka membangun musuh bersama kepada *Jokowi.*
Walhasil *Wahabi..., Ikhwanul Muslimin..., HTI..., teroris FPI bergabung.*

Untuk menambang uang..., mereka memanfaatkan *bohir*..., *Cendana..., Cikeas..., dan Caplin.*
Tiga organ utama yang memiliki catatan kotor sebagai para pengemplang duit.
*Gurita Cikeas* menggambarkan kekayaan tujuh turunan yang akan dibawa mati. Kita memberi kesempatan mereka membawa mati harta benda ya guys buat mereka.

Meskipun *Anies Baswedan* mendukung demo 212 hari ini..., namun *Polri* bertindak tegas. *Tidak ada Reuni 212.* Dari logika saja sudah salah. Mana ada demo melakukan reuni. Demo berbau makar dan demo kriminalisasi Ahok, dengan tujuan menjungkalkan Jokowi.

Hanya karena Jokowi berani menantang larangan *Gatot Nurmantyo*..., *Jokowi* berhadapan langsung dengan *Muhammad Rizieq Shihab (MRS)* di Monas. *MRS* dan *para gangster 212* kehilangan akal.
Tidak memiliki Plan B di lapangan alias Gelagapan.

Kini kelompok paria 212 yang beranggotakan para pengecut karena berhasil *mengkriminalisasi Ahok* akan bertingkah lagi. Memori itu yang dijual ke pendana demo. Karena lebih baik ada kisruh daripada tenang..., maka bohir pun tetap membiayai.

Meskipun hasilnya bisa berantakan. Seperti ketika *Cikeas*..., *Cendana*..., *Caplin* mendanai kepulangan *Rizieq Shihab* yang membawanya ke bui. Berantakan..., Ini terjadi pada demo gagal hari ini. *Nekat..., sikat...!!!*

*(Penulis : Ninoy Karundeng).*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar