Sabtu, 24 Februari 2024

Bukan Monopoli


 

Seandainya hidup itu sebuah permainan monopoli tentu enak. Dalam waktu singkat, kita dapat memiliki banyak uang, tanah, rumah, dan hotel. Nyatanya, hidup tidak bisa seperti itu. Hidup berjalan bukan tergantung pada angka dadu yang muncul. Hidup itu harus direncanakan, dijalani dengan hati-hati, dan dievaluasi dengan tekun.

Alkitab memandang masa hidup sebagai pemberian Tuhan, yang kita terima karena anugerah-Nya. Dalam Efesus 5:15-16, Paulus menegaskan, sebagai anak-anak terang (ay. 1-14) semestinya kita tidak menjalani hidup dengan sembrono seperti orang yang tidak bijaksana, melainkan hidup dengan benar dan baik secara konsisten. Untuk itu, kita perlu mengevaluasi penggunaan masa hidup yang kita lalui. Socrates, seorang filsuf Yunani, berkata, "Hidup yang tidak pernah dievaluasi adalah hidup yang tidak layak dihidupi." Masalahnya, di dunia yang penuh kesibukan ini, kita kerap merasa tidak punya kesempatan untuk rehat sebentar dan mulai memikirkan dengan sungguh-sungguh: "Apakah yang menjadi prioritas saya?"; "Apakah tujuan Tuhan mengaruniakan hidup ini kepada saya?"; "Sudahkah yang saya kerjakan menyenangkan hati-Nya?"

Saudaraku, sebagai anak terang, kita bukan semata-mata berusaha meraih pencapaian yang dianggap membanggakan, namun rindu untuk semakin mengenal Tuhan dalam setiap bagian dari hidup kita. Kita rindu agar hidup yang sedang kita jalani ini bukan kesia-siaan untuk pemuasan nafsu duniawi, melainkan merupakan pelayanan yang memuliakan Tuhan.
"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif." (Ef. 5:15)
Bac: Ef. Ef. 5:15–21
(Gbu!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar