GANTIAN YUK...
Masuknya Moeldoko di pusaran PD partai yg sedang lemah karena dipimpin oleh AHY yg notabene baru bisa manjangin kumis bukanlah acara iseng² dan bukan cuma mau menggoda SBY yg suka lebay. Ini kerjaan serius dan ada agendanya.
Tapi ini bukan kerjaan mudah buat Moeldoko karena di beberapa daerah yg pro SBY juga melawan, SBY sendiri seharian ini curhat dan mulai baper lagi. Makanya KLB itu juga singkatan dari Karena Loe Baper.
Kita lihat ntar apa yg dilakukan pemerintah, kalau akhirnya hasil KLB ini diterima pemerintah, maka makin jelas arahnya.
Moeldoko tidak merubah arah angin tapi dia bisa menyesuaikan arah layarnya. Dia dekat dg Jokowi dan sangat tau kemana Indonesia harus dibawa.
Tidak terlalu menarik membahas Demokrat apalagi kalau bcr SBY, itu sudah masa lalu, tidak akan merubah masa depan. Justru lebih menarik mengintip Moeldoko.
Lahir di Kediri Jatim 8 Juli 1957 dgn 12 bersaudara, ayahnya pedagang biasa, ibunya ibu rumah tangga dan hidupnya pas²an, makanya sejak SD Moeldoko sudah biasa cari uang membantu orang tuanya, dia jadi kuli angkut batu dan pasir dari kali pada saat masih sangat muda, atau lebih tepatnya anak².
Moeldoko juga BUKAN JENDERAL ORBA, karena saat Soeharto lengser 1998 dia masih berpangkat Letkol. Sehingga kedekatannya pada jajaran Jendral saat itu kepada Cendana tidak sempat mampir pada dirinya, walau hrs diakui aroma orba pernah merasuk pada suasana hati AD.
Tamatan Akabri 1981 dgn PREDIKAT TERBAIK ini bertugas di infantri, pernah bertugas di Tim Tim, Singapura, Jepang, Kuwait, Irak, Kanada, dan Amerika.
Doktor lulusan pasca sarjana UI dgn sangat memuaskan ini dididik sangat ketat pada keluarga yg pas-pasan, dia mirip dgn Jokowi pada kehidupan masa kecilnya, beda dgn SBY yg anak tunggal ayahnya seorang ABRI walau berpangkat Peltu saat itu tetap saja hidup lebih baik dari Moeldoko si kuli angkut batu dan pasir, karena orang tuanya warga biasa yg hidup bersahaja.
Kedekatannya dgn Jokowi kelihatan saat menjadi juru bicara keluarga pada acara mantu Kahiyang di Solo, kemudian di percaya menjadi Kepala Staff Keperisedenan sampai sekarang.
Intervensinya ke Demokrat itu test case, iseng² berhadiah, kl gak menang, minimal sudah membelah, dan PD pasti terbelah. Jadi kl Moeldoko mau buat partai sudah ada pasarnya. Ditambah lagi serpihan dari partai lain yg belakangan juga pada kepanasan karena partainya hanya jd partai hiburan dan figuran.
Kenapa Moeldoko harus buat partai, ini pastilah diketahui Jokowi. Ini juga rasanya (menurut mimpi Naga Bonar) ada hubungannya dgn 2024.
Kalau Jokowi gak bs tiga kali karena blm tentu DPR setuju mengamandemen UU pemilu, maka harus disiapkan pengganti yg mumpuni sekaligus sehati agar bisa melanjutkan pekerjaan yg sdg berjalan. Dan pilihan itu ada pada Moeldoko.
Kenapa Moeldoko, dia salah satu JENDERAL TIDAK KEMARUK, dia juga pebisnis yg tidak ambisius. Lagian TIDAK DEKAT DG CENDANA yg bisa membangkitkan kenangan lama.
Mengantisipasi kekuatan 2024, PS lah yg paling siap, apa lagi kalau ada isu akan disandingkan dgn Puan, maka bisa ditebak ada kekuatan dua partai besar yg sulit dihambat, sementara PARTAI LAIN TIDAK ADA JAGO YG MUMPUNI, semua nyaris kartu mati.
Jokowi harus realistis, membiarkan pekerjaan yg sdg berjalan ditangan PS yg ambisius dan susah dikontrol, maka yg sudah ada bakal ambrol. PS bukan negarawan, dia PEBISNIS LIAR yg lama diasramakan di Cendana.
Bagaimana Mega apakah dia bisa mengontrol PS, Wallahu a'lam, yg penting Puan bisa diorbitkan. PS adalah kawan dalam pertikaian, sekaligus pernah mencoba berpasangan. Entah apa yg dibicarakan, bahwa bekas mantu Soeharto yg pernah mezholimi Megawati masih bisa sehati, kita yg ngeri.
Apa PS bisa tunduk kepada Mega, atau dia pura² iya kemudian dia main sulapan, akhirnya Mega yg gelagepan.
👉 Bagaimana menghadirkan Moeldoko yg pasti tidak populer di partai, tapi dia dapat dipercaya. Satu²nya jalan harus dibuatkan kendaraan, dan bila hal itu terlaksana serta ada campur tangan Jokowi, maka konstelasi politik bisa berbalik, magnet sang maestro akan menyedot perhatian dan pasar.
👉 Dan yg lebih utama buat kita adalah Jokowi bisa melepaskan ikatan dgn partai lama yg berbudaya nyaris sama.
Moeldoko adalah jembatan, antara persiapan anak muda yg mulai ada khususnya Gibran yg menjadi harapan, sekalian menjalankan kebiasaan gantian di pemerintahan antara sipil dan tentara, tapi BUKAN TENTARA TERNAKAN ORBA.
Ingat, Soekarno dikudeta Soeharto Indonesia dibantai luar dalam. Soeharto diganti Habibie, GUSDUR dan Megawati, ternyata hanya hadiah setengah hati karena kekuatan orba masih merata.
Masuk lagi SBY, kembali ke STYLE ORBA, barang baru stok lama.
Hadirnya Jokowi barulah Indonesia kembali dari negara sapi perah ke negara bermarwah. Inilah yg harus dijaga agar Indonesia yg sedang menuju menjadi negara maju bisa melaju tanpa di ganggu.
👉 Moeldoko menjadi pilihan paling aman buat Indonesia sambil menunggu anak muda yg sedang masuk kawah candradimuka.
Ada belasan anak muda menjadi kepala daerah saat ini.
Usia mereka antara 28-33 tahun.
Andai Moeldoko menjabat satu periode mereka berusia antara 36-41 tahun, tapi bila dua periode maka usia mereka antara 41-46 tahun, masih cukup belia menjadi pemimpin sebuah negara maju di belahan Asia dgn populasi 300 jutaan manusia. Itulah Indonesia.
Selamat datang Pak Moeldoko sembari menjembatani persiapan anak muda. Kami yakin Bapak masih tidak terkontaminasi ambisi yg bisa menjual Ibu Pertiwi.
Tapi harus tetap waspada karena diketinggian terpaan angin bisa mematikan, atau kl masih sempat bisa keri'an.
Namun tetap hrs terjaga agar angin busuk tak bisa masuk.
#SelamatkanIndonesia
Iyyas Subiakto
#DejaVu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar