Untuk Menyelesaikan Konflik, Alihkan Fokus Anda
11 September 2024
Bacaan Hari ini:
Filipi 2: 4-5 "Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."
---------------------
Jika Anda hendak menemui seseorang untuk menyelesaikan suatu konflik, pertama Anda harus mengakui kesalahan Anda di dalamnya. Kemudian, dengarkan luka dan sudut pandang orang tersebut.
Kita menganggap kita sedang memperdebatkan pendapat kita. Tapi sesungguhnya kita sedang mencoba memenangkan emosi kita. Setiap kali terjadi konflik, ada perasaan yang terluka. Ada seseorang yang terluka. Ada seseorang yang tersakiti. Ada seseorang yang merasa diremehkan. Bukan opini yang menimbulkan konflik, melainkan emosi di balik opini tersebutlah pencetusnya. Orang yang tersakiti menyakiti orang lain. Semakin sering orang tersakiti, semakin gencar mereka menyerang orang lain. Orang yang tidak tersakiti tidak akan menyakiti orang lain. Orang yang penuh dengan kasih mengasihi orang lain. Orang yang penuh dengan sukacita menyenangkan orang lain. Orang yang penuh dengan damai sejahtera hidup rukun dengan orang lain. Namun, sebaliknya, orang yang tersakiti akan menyakiti orang lain. Mereka melampiaskan sakit hati mereka pada orang lain. Mereka menyerang orang lain.
Jika Anda ingin menjadi seorang salesman yang andal, jangan langsung mulai menjajakan dagangan Anda. Mulailah dengan menanyakan kebutuhan, keluh kesah, dan kepentingan calon pembeli Anda. Jika Anda ingin menjadi seorang profesor atau seorang pendeta, atau apa pun itu, mulailah dengan memperhatikan kebutuhan, keluh kesah, dan kepentingan orang lain.
Filipi 2: 4-5 mengatakan, "Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."
Apakah Anda sering mencoba membuat orang yang tengah berkonflik dengan Anda mengerti perasaan Anda, tapi Anda sendiri tidak mau mendengar mereka? Anda terlalu sibuk berargumen dan tidak mendengarkan, akibatnya, Anda kian jauh dari mereka. Untuk itu, Anda harus dengan niat mengalihkan fokus Anda dari memperhatikan kepentingan Anda sendiri menjadi memperhatikan kepentingan orang lain. Penyelesaian konflik dimulai dengan cara Anda memperhatikan keadaan sekitar. Kata "memperhatikan" dalam Filipi 2: 4 menggunakan bahasa Yunani "scopos." Dari situlah kata "mikroskop" dan "teleskop" berasal.
"Scopos" artinya adalah memusatkan perhatian. Ayat berikutnya mengatakan bahwa sikap Anda haruslah sama seperti Yesus Kristus. Anda akan menjadi kian serupa dengan sifat Yesus ketika Anda lebih memperhatikan luka hati orang lain, ketimbang melihat luka hati Anda sendiri.
Ada satu pepatah Cina kuno yang berbunyi, "Berusahalah untuk memahami sebelum berusaha untuk dipahami." Ketika Anda fokus pada kepentingan orang lain–bukan kepentingan Anda sendiri–maka Anda akan memperoleh pemahaman yang lebih baik akan situasi yang sedang terjadi, dan lebih tergerak untuk menyelesaikan konflik Anda.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana Yesus memberikan teladan pada kita tentang memperhatikan kepentingan orang lain?
- Apa saja cara yang dapat Anda gunakan untuk menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain?
- Bagaimana Anda harus mempersiapkan diri sebelum memulai penyelesaian konflik sehingga Anda siap untuk mendengarkan dan berfokus pada orang yang tengah berkonflik dengan Anda?
Bacaan Alkitab Setahun :
Amsal 8-10; II Korintus 4
_______________
Jika Anda ingin terhubung dengan orang lain, Anda harus mulai memperhatikan kebutuhan mereka, keluh kesah mereka, dan kepentingan mereka.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
For Conflict Resolution, Switch Your Focus
By Rick Warren
"Don't look out only for your own interests, but take an interest in others, too. You must have the same attitude that Christ Jesus had." Philippians 2:4-5 (NLT)
---------------------
When you approach someone to resolve a conflict, you first have to confess your part of the problem. Then, you need to listen for the other person's hurt and perspective.
We think we argue over ideas. But we actually argue over emotions. Anytime there is conflict, somebody got their feelings hurt. Somebody felt abused. Somebody felt slighted. It's not the ideas that cause the conflict. It's the emotions behind the idea.
Hurt people hurt people. The more people are hurting, the more they lash out at everybody else. People who aren't hurting don't hurt others. People who are filled with love are loving toward others. People who are filled with peace are at peace with everybody else. But people who are hurting inside are going to hurt others. They're going to lash out.
If you want to be a good salesman, you don't start with your product. If you want to be a good professor or pastor—if you want to connect with others in any way—then you must start with people's needs, hurts, and interests.
Philippians 2:4-5 says, "Don't look out only for your own interests, but take an interest in others, too. You must have the same attitude that Christ Jesus had" (NLT).
Are you often so busy trying to get the people you're in conflict with to see your position that you're not listening to their position? You're too busy speaking and not listening and, as a result, you move further and further away.
You need to shift your focus from your needs to their needs. Conflict resolution starts with the way you look at the situation. The word "look" in Philippians 2:4 is the Greek word scopos. It's where we get the words "microscope" and "telescope."
Scopos means to focus. Your attitude should be the same as that of Jesus Christ. And you are most like Jesus when you're focusing more on the hurts of somebody else than your own hurt.
There's an old saying that goes like this: "Seek to understand before you seek to be understood." When you're focused on the needs of the other person and not your own, you'll grow in compassion and grace and have a better understanding of the situation. Then you can move forward with resolving your conflict.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar