The Lippo Way !
By John.
"Senin sampai Jumat bohongi orang
Sabtu Minggu bohongi TUHAN".
Prakata
Mochtar Riady, James Riady dan Lippo Group nya,
adalah nama yang saya sangat kagumi. Seorang pria
terhormat, murah hati, kaya raya dan penginjil yang
disegani.
Saya ingat dulu, waktu dimana saya selalu mencoba
mendatangi dimana beliau memberikan ceramah. Saya
selalu penasaran akan rahasia sukses mereka. Saya
bertanya dan saya meneliti. Namun semua informasi
yang saya peroleh tidak pernah memuaskan saya.
Ambilah contoh pepatah terkenal dari Mochtar :
Lie Yi Lian Dje. Lie berarti ramah, Yi memiliki karakter
yang baik, Lian adalah kejujuran, sedangkan Dje adalah
memiliki rasa malu. Bagus, tapi tidak cukup untuk
membantu saya jadi sukses.
1 hal yang sedikit banyak ada manfaatnya adalah kata‐
kata Mengejar dan menunggang kuda. Yang artinya
adalah menumpang pada orang yang lebih sukses untuk
mempercepat kesuksesan kita.
Contohnya adalah saat Mochtar memanfaatkan
kepercayaan om Liem (Liem Sioe Liong) untuk menjadi
kaya raya.
Tapi ini belum cukup. Sayapun terus berdoa agar
diberikan petunjuk, supaya bisa menjadi sukses seperti
Mochtar Riady. Seorang hamba Tuhan dan pengusaha
besar yang sangat sukses.
Hingga akhirnya, doa saya itu terjawab. Terjawab melalui
cara yang sama sekali tidak saya duga.
Lippo berbisnis dengan keluarga saya. Tepatnya om
saya.
Kami sangat exited mendengar kabar itu. Om juga tiap
hari membanggakannya pada kami. Saat akhirnya kami
diundang oleh James untuk bertemu dengannya, betapa
girang hati kami.
Helikopter, Rols Royce dan Bangunan yang megah
mempesona kami. Sesuai dengan gambaran kami
terhadap para Riady. Kami disambut hangat oleh James.
Dia orangnya ramah dan menyenangkan. Jadinya kami
mau saja diajak join bisnis.
Waktu berlalu dan kami kehilangan bisnis keluarga kami.
Bisnis yang dirintis susah payah oleh Opa. Semua diambil
Lippo tanpa kami sadari. Perlu waktu lama bagi kami
untuk menyadari kalau kami sudah dikerjai. Dikerjai
dengan sangat rapih tanpa melanggar hukum. CLEAR
AND CLEAN istilahnya.
Disanalah saya baru sadar seperti apa rupa Lippo yang
sesungguhnya. Tehnik bisnis dia yang sesungguhnya.
Dan jawaban yang saya cari selama ini, yaitu cara sukses
ala Lippo.
Untuk pertama kalinya dalam hidup saya. saya
mengetahui tehnik bisnis yang begitu licin dan kejam.
Teknik ini terus ada di kepala saya selama bertahun‐
tahun, hingga saya tidak tahan lagi dan harus
menumpahkannya. Tapi tiap kali saya ingin mempraktekannya, hati nurani saya selalu
menghalanginya. Maka itu, saya putuskan untuk
menuliskannya dalam sebuah buku.
Karena tidak ada yang mau menerbitkannya, dan
ketakutan saya untuk menyebut nama asli saya disini,
maka biarlah pengetahuan ini saya bagikan secara
Cuma‐Cuma.
Daftar isi :
Bab 1. Cara kerja Bisnis Lippo
Bab 2. CARA HALUS
Bab 3. CARA KASAR
Bab 4. MENCURI ILMU
Bab 5. MUKA TEBAL
Bab 6. MANIPULASI SAHAM
Bab 7. SERANGAN GELAP
Bab 8. TUMBAL
BAB 1
Cara kerja Bisnis Lippo
Dulu saya pikir, Lippo itu adalah bisnisnya property dan
bank. Tapi setelah berbisnis dengan mereka, ternyata
semua itu hanya topeng.
Pada dasarnya, bisnis lippo dapat dibagi 2. Yaitu bisnis
normal dan bisnis manipulasi. Kedua bisnis ini saling
berkolaborasi satu sama lain. Bisnis normal akan
menjadi pembuka jalan, dan bisnis manipulatif akan
memanennya. Juga sebaliknya, bisnis manipulatif akan
membuka jalan bagi bisnis normal mereka.
Contoh :
Pada jaman jayanya Lippo Bank, adalah salah satu bank
besar yang sangat disegani di Indonesia dengan berbagai
produk kreatifnya. Tapi Bank ini memiliki sisi gelap,
karena digunakan oleh pemiliknya untuk merampas
bisnis orang lain.
Misalnya, jika anda adalah seorang pebisnis sukses yang
memiliki rekening di lippo dan memiliki perputaran
keuangann yang baik, maka anda akan langsung masuk
radar mereka.
Semua data anda akan dikumpulkan. Setelahnya anda
akan ditawarkan kredit, untuk memancing anda
membuka isi perut anda (rahasia bisnis). Setelah rahasia
anda terbongkar, Lippo akan membuat bisnis tiruan.
Setelah itu, supplier anda akan diajak untuk jangan
mensupply pada anda dengan iming‐iming kredit.
Demikian juga dengan pelanggan anda.
Akibatnya, bisnis anda akan tercekik dan mati. Saat
itulah dia datang sebagai pahlawan untuk membelinya.
Setelah dibeli, dia akan mengucurkan kredit besar untuk
bisnis ini, meluncurkannya ke pasar saham dan
mengambil untung besar dengan menggoreng
sahamnya.
Saham yang digoreng inipun nanti setelah harganya
mahal akan dia jual. Pas dia jual, harga akan jatuh ke titik
nadir. Setelahnya dia beli lagi dengan harga murah.
Begitu terus sampai minat masyarakat pada saham ini
hilang.
Berdasarkan contoh itu, dapat disimpulkan bahwa bisnis
Bank lippo adalah bisnis normal yang digunakan untuk
bisnis manipulatif, yang kemudian membuat lippo
memiliki bisnis normal hasil rampasan, yang
digunakannya lagi untuk menmanipulasi investor agar
berinvestasi padanya dan mencuri uang mereka.
Untuk melakukan ini, mereka memerlukan senjata. Apa
saja senjata itu?
Senjata Lippo
1. Koneksi Pemerintah
2. Citra yang baik
3. Pameran Kemewahan
4. Menjual mimpi
5. Network yang luas dan powerful
6. Serangan gelap
7. Tumbal
Analsisa :
Dalam contoh yang disebutkan sebelumnya, Lippobank
masuk dalam Network yang luas dan powerful. Melalui
bank itu, kita dapat memperoleh bocoran kekuatan
sasaran :
1. Bisnis apa mereka?
2. Perputaran rekening mereka
3. Kemana saja mereka mentransfer uang mereka?
4. Siapa supplier?
5. Siapa Customer?
Melalui Bank ini juga dia memperbesar networknya yang
powerful dengan mengetahui siapa supplier dan
customer anda. Secara diam‐diam mereka akan menjalin
relasi.
Setelahnya anda akan ditawari kredit. Ini masuk pada
bagian menjual mimpi. Dengan begitu anda akan
membiarkan diri anda digiring ke penjagalan, dengan
cara membuka rahasia bisnis anda.
Setelah itu dia akan memanfaatkan kembali networknya
yang sudah bertambah kuat itu untuk menekan anda
dan membuat bisnis anda bangkrut sebelum akhirnya
dia datang sebagai juru selamat.
Disini kita sudah membahas tentang nomor 4 (menjual
mimpi) dan no 5 (Network yang luas dan powerful). Lalu
bagaimana dengan 4 poin yang lain? mari kita bahas satu
per satu.
Koneksi pemerintah
Sepanjang kariernya, Mochtar Riady selalu berkoar kalau
dirinya tidak pernah memanfaatkan koneksinya di
pemerintahan untuk kepentingan pribadi. Terus terang
itu omong kosong besar.
Ini mengingatkan saya pada masa kecil saya. waktu itu,
jika tercium bau kentut biasanya pelakunya adalah dia
yang teriakannya paling besar untuk mencari tersangka.
Woiiii siapa yang kentut neh?
Seperti kata pepatah :
Orang baik tidak akan menyebut dirinya baik, orang kaya
tidak akan menyebut dirinya kaya. Mereka yang berlaku
demikian adalah orang yang tidak yakin akan kekayaan
mereka dan tidak yakin akan kebaikan mereka.
Lippo jelas memanfaatkan sekali koneksi pemerintahan
ini untuk berbagai kepentingan pribadi. Tapi memang,
cara kerjanya jauh lebih halus daripada orang
kebanyakan. Yang meminta proyek kemudian membagi‐
bagi jarahan dengan korupsi.
Yaitu :
1. Membuat agar pemerintah tutup mata terhadap
model bisnis mereka yang tidak etis. Ini terkait
dengan cerita jebakan bank yang kita sempat bahas
sebelumnya. Kenapa praktek yang sudah terendus
umum ini bisa terus berjalan tanpa tindakan
pemerintah? Konon karena pihak terkait adalah
orangnya dia.
2. Mendorong agar pemerintah mengesahkan aturan
yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk
mengumpulkan kekayaan atau menyingkirkan
pesaing
3. Mendapat bocoran akan informasi rahasia negara
4. Memanfaatkan aparatur negara untuk menghambat
mereka yang harus di hambat atau memuluskan
keinginan mereka.
Beberapa kejadian sejarah membuktikan ini :
1. Pada krisis moneter 1998, semua orang tahu kalau
Lippo adalah bank busuk. Namun dia berhasil lolos
dari pengambil alihan oleh negara antara 1997‐1998
2. Pada saat pemerintah mengumumkan rekap. Yang
mana pemerintah bersedia mensubsidi bank‐bank
sakit dengan mengeluarkan surat utang negara.
Lippo tiba‐tiba saja menjadi bank sakit dan menjadi
bank swasta pertama yang menerima dana rekap
lebih dari 6 trilyun rupiah
3. Saat ekonomi pulih, Sebuah konsorsium asing yang
aneh tiba‐tiba saja membeli bank lippo dengan
harga Cuma 1 trilyun.
4. Dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana dukungan Lippo terhadap Jokowi baru‐
baru ini? tentu saja tidak gratis.
Lippo memiliki jaringan rumah sakit siloam yang sangat
luas. Sebuah tantangan tersendiri jika ingin membuatnya
tetap bernafas. Maka itu Lippo memerlukan jaminan
pemasukan yang diperolehnya dari BPJS.
Tapi jika sampai disana, bukanlah lippo namanya. Dalam
beberapa desas desus yang berhasil saya telusuri, Lippo
konon meminta posisi bagi orangnya untuk ditempatkan
di kementrian kesehatan atau dinas kesehatan (saya
tidak ingat). Alasananya sangat masuk akal, yaitu karena
banyaknya pejabat Indonesia yang tidak benar maka
beresiko pencairan BPJS untuk Siloam di hambat.
Jokowi katanya sih tidak menaruh curiga dan langsung
menyetujuinya. Nah disini dia memanfaatkan posisinya
untuk menunda atau menghambat pembayaran BPJS
dari rumah sakit lain yang jadi sasarannya. Dengan
dicekiknya pembayaran BPJS, rumah sakit itu akan
kesulitan cash flow dan akhirnya dapat dia beli dengan
murah.
Cara diatas itu berhasil beberapa kali, tapi katanya sih
tidak selalu berhasil. Alasannya karena bukan Cuma dia
saja yang menyusupkan orangnya di dinas kesehatan.
Kisah tentang Siloam ini sebenarnya lebih rumit lagi, dan
digunakan untuk tujuan yang lebih mengerikan oleh
grup lippo. Tapi untuk sementara cukuplah sampai disnii.
Saya akan ceritakan lagi perihal ini di bab yang
selanjutnya.
Citra yang baik
Lippo bisa terus mencelakakan banyak orang, tidak lain
dan tidak bukan adalah karena dia berhasil membuat
orang lengah melalui citra baik yang dia bangun.
Citra sebagai seorang Kristen yang taat
Citra sebagai seorang misionaris
Menjadi pendeta
Membangun gereja
Lulusan Teologi
Membangun sekolah
Membangun rumah sakit
Citra sebagai pebisnis yang memiliki pandangan jauh
kedepan dan ahli dalam mengelola bisnis
Dan yang terakhir adalah menulis buku yang isinya puji
pujian pada dirinya sendiri.
Jaman dahulu saat orang masih terbuai oleh citra ini,
setiap kali Lippo go public orang akan berbondong‐
bondong membelinya. Harganyapun dia goreng sampai
10 kali lipat, hanya untuk dihancurkannya kemudian dan
dibelinya dengan harga lebih murah.
Detil akal‐akalan ini akan saya bahas kemudian di bab
lain.
Pameran Kemewahan
Satu lagi cara Lippo untuk mebius lawan‐lawannya. Dia
akan dengan royal mentraktir anda dengan Rols Roys,
Helikopter, Gedung‐gedung megah, dan makanan enak,
disertai puji‐pujian oleh karyawan pada bos mereka,
untuk membuat anda rendah diri atau lengah.
Setelah lengah dan rendah diri, anda akan dengan
mudah digiring untuk menanda tangani perjanjian yang
berat sebelah sebelum akhirnya dimakan olehnya.
Detil tentang hal ini juga akan saya bahas di bab‐bab
berikutnya.
Serangan gelap
Adalah cara untuk menyingkirkan penghalang ataupun
potensi musuh oleh Lippo.
Tidak semua orang bisa dengan mudah dia kelabui. Ada
orang‐orang yang dengan gigih melawan mereka. pada
orang‐orang ini, Lippo tidak segan‐segan melenyapkan
mereka dengan serangan gelap. Serangan gelap ini
seringkali bertujuan untuk membunuh.
Ya, anda tidak salah baca. Ini sungguh serangan gelap
untuk menyingkirkan lawan dengan cara membunuhnya.
Ini adalah poin yang mungkin bagi pembaca sangat sulit
untuk di percaya. Namun saya mengalaminya sendiri.
Om saya meninggal tidak wajar, dan tidak hanya om
saya. Ada sederet nama yang meninggal setelah bisnis
dengan kelompok ini.
Sama seperti sebelumnya, detail mengenai hal ini akan
saya bahas di bab‐bab selanjutnya.
Tumbal
Adalah cara Lippo untuk lepas dari tanggung jawab atas
perbuatannya.
Ada kalanya Lippo berhasil disudutkan karena satu dua
hal. Jika ini terjadi dia tidak akan mau menerima
tanggung jawab dan lebih suka menggunakan tumbal.
Contoh paling nyata adalah saat Lippo tertangkap tangan
KPK melakukan suap urusan first media yang sempat
heboh beberapa tahun lalu. Tak ada keluarga Lippo yang
tertangkap, dan pelakunya dengan sukarela menjadikan
dirinya tumbal.
Ada juga permainan good cop bad cop yang dimainkan
ayah dan anak Riady (Mochtar dan James). Dimana
Mochtar memainkan peran baik dan James
menumbalkan diri sebagai peran antagonis yang jahat.
Kedua peran ini akan menjadi penyeimbang grup Lippo,
agar namanya tidak jadi jelek.
Buktinya?
Gampang saja. Lihat 100 orang terkaya di Indonesia. Ada
yang namanya James Riady ? Sama sekali tidak ada. yang
ada adalah Mochtar Riady. Artinya, rampasan James
senantiasa diserahkan ke bapaknya. Tapi secara
menjijikan, si bapak ini terus menampilkan muka tak
berdosa.
Urusan tumbal menumbal ini terlalu sederhana jika
contohnya adalah kasus itu. Masih banyak lagi. Lebih
detilnya ijinkan saya bahas di bab yang lain.
Cara‐cara Lippo
Dengan bermodalkan 7 senjata yang disebutkan
sebelumnya, Lippo memanfaatkannya untuk
melaksanakan niatnya dengan modus operandi sebagai
berikut :
1. Cara halus
2. Cara kasar
3. Mencuri Ilmu
4. Bertebal muka
5. Manipulasi saham
6. Serangan Gelap
7. Tumbal
Yang kesemuanya ini akan dirinci pada bab‐bab
berikutnya.
Catatan : apa yang saya tuliskan ini ada yang masuk akal
sampai perbuatan yang sangat tidak masuk akal dan
diluar nalar. Maka itu, untuk memahami cara‐cara
konglomerat ini beroperasi, bukalah pikiran anda
selebar‐lebarnya untuk menerima hal baru.
BAB 2
CARA HALUS
Inti dari cara ini adalah dengan menggiring anda untuk
secara sukarela menyerahkan perusahaan atau aset
property anda pada group Lippo secara sah.
Kok Mau ?
Karena anda sudah mengagguminya, anda percaya
padanya, dan anda rendah diri di hadapannya. Ada juga
masanya dimana anda terpaksa melakukan deal ini
dengannya. Kalau sudah begitu, apapun yang dia
sodorkan anda akan patuh saja
Tapi semuanya itu sudah disetting.
Kasus Kemang Village
Ceritanya, pemilik Kemang Village, ibu Maria Korompis si
pemilik tanah raksasa di Kemang itu mau jual tanahnya.
Ibu Maria di dekati oleh seorang antek kepercayaan
James (Biasanya Eddy Sindoro). Menurut sumber yang
saya dengar, si Eddy ini adalah orang yang bisa
berbohong sambil menatap tulus mata anda. Jadinya,
banyak sekali orang tertipu olehnya.
Dikatakan kalau James si bos besar sudah tertarik
dengan tanah si ibu, dan meminta si ibu untuk datang
menghadap si bos. Siapa bosnya? Itu tuh, si James Riady
dari Lippo. Konon, si ibu kegirangan sekali
mendengarnya (sama seperti waktu om saya deal
dengan lippo)
Pada hari H, ibu Maria dan keluarganya dilarang
menggunakan mobil sendiri, tapi dijemput dengan Rolls
Royce dari Lippo, oleh Eddy Sindoro yang notabene
adalah tangan kanan bos besar. Sepanjang jalan, si ibu
mendengar tangan kanan bos ini memuja‐muji
kehebatan bosnya.
Memasuki kawasan Karawaci, si Eddy semakin menjadi
memuja‐muji bosnya. Dia tunjuk sana sini. Tidak hanya
kemampuan bosnya dalam mengelola bisnis dan
membangun gedung‐gedung mewah, tapi juga iman
kristiani si bos.
Mobil masuk ke kompleks Taman Golf Karawaci, yang
merupakan pemukiman paling elite disini. Si Eddy
menunjuk ke kanan dan kiri sambil menyebutkan nama
orang‐orang hebat yang tinggal di kompleks itu. Mobil
melaju terus menuju gerbang yang lebih megah dan di
jaga ketat. Setelahnya melaju menyebrangi jembatan
menuju ke sebuah pulau dengan pemandangan yang
asri, dimana berdiri rumah paling megah di kawasan ini.
Rumah ini luas dan beratap tinggi tapi tidak terlalu
banyak pernak pernik. Didalamnya terkesan kosong dan
luas, namun tetap mempertahankan kemegahannya.
Saat mereka masuk kedalam, si bos besar ceritanya
belum pulang. Para tamu diantar ke ruang khusus untuk
dijamu dengan hidangan‐hidangan mewah. Sementara
itu, si Eddy terus saja melantunkan puji‐pujian setinggi
langit perihal keluarga Riady.
Barulah, setelah si ibu mulai memuji‐muji si bos. Si bos
tiba‐tiba datang. Bukan dengan cara masuk yang sama,
tapi melalui helikopter yang sengaja lewat di depan para
tamu. Si bos akan turun dengan penuh gaya mendekati
para tamu. Si Eddy akan bangkit dan menyambut sang
bos, menyalaminya, kemudian memperkenalkan tamu
mereka. Si bos menatap si ibu dengan ramah, dan
menyalaminya.
Jika anda adalah tamu itu, kira‐kira apa yang anda
rasakan?
Saya dan keluarga, yang pernah menerima perlakuan
serupa tentu saja ciut nyali. Kita merasa kecil
dibandingkan yang mulia James Riady (JR). Rasanya,
demikian jugalah yang dirasakan oleh Maria Korompis
(MK)
JR : Ibu, Maria tanah ibu bagus sekali, sayang sekali
dijual. Tanah di Jakarta sudah langka sekali loh bu.
Apalagi yang sebesar ibu punya
MK : yah, bagaimana ya. Saya tidak bisa urus tanahnya.
Biaya makin mahal. Umur saya sudah tua. Mau nikmatin
aja.
JR : Wah ibu salah sekali. Ibu harus pikirkan juga anak
cucu ibu. Begini aja, tanah ibu kan senilai 1 Trilyun ya.
Saya bayar ibu 100 Milyard, sisanya ayo kita bangun
apartment, mall dan office building. Saya akan invest lagi
500 Milyard, sisanya kita akan ambil loan dari dana REITS
yang bunganya Cuma 5%, jauh dari bunga bank sekarang
yang 14%. Perkiraan saya, nanti kalau sudah jadi, aset ini
nilainya tidak hanya 1 Trilyun, tapi akan menjadi 1
milyard dollar. Ibu akan dapat 1 Trilyun yang ibu mau,
dan sisanya adalah passive income untuk ibu dan
keturunan ibu sampai selamanya.
Singkat cerita, si ibu Maria ini terbuai dan menyetujui
menanda tangani kerja sama dengan Lippo.
Dengan kondisi terkagum‐kagum dan percaya seperti ini,
kalaupun anda disodorkan perjanjian dengan kata‐kata
menjebak, seringkali kita mengabaikannya. Kalaupun
kita sadar, kita akan mengabaikannya juga. Karena kita
yakin Riady yang terkenal sangat saleh itu tidak mungkin
berkhianat pada kita.
Yang terjadi kemudian adalah ibu Maria dan keluarganya
kehilangan seluruh tanahnya. Bagaimana bisa ?
Yang pertama adalah tentang bunga 5%. Benarkah itu?
ya secara legal memang Cuma 5%. Tapi mungkin yang
anda bayarkan lebih dari 100%
Loh?
Iya, karena kontraktor dari dia, bahan dari dia, arsitek
dari dia, karyawan dari dia, semua‐mua dari dia dan kita
tidak tahu berapa kali lipat dia mark up.
Selain itu, penjualan juga sengaja dia perlambat.
Akibatnya, perusahaan kesulitan cashflow dan terpaksa
disita. Setelah disita, dia akan beli kembali dengan harga
murah, dengan menggunakan keuntungan hasil mark up
yang kemarin. Dengan kata lain, uangnya hanya pindah
dari kantong kanan ke kantong kiri.
Tapi kenapa keluarga Korompis tidak melakukan
perlawanan?
Pertama, secara hukum mereka jelas sudah kalah.
Kedua, umumnya korban Riady ini dibuat sedemikian
rupa mentalnya, hingga mereka tidak mampu melawan.
Bagaimana caranya? Saya akan bahas detail di bab‐bab
berikutnya.
Kasus tanah lain yang mirip
Selain kasus model keluarga Korompis ini, ada juga kasus
yang setengah jadi.
Bagaimana itu?
Yaitu, tanahnya dikuasai dulu, kemudian mereka akan
membuat rencana bangun, kemudian membuat tiang
pancang. Setelahnya mereka tinggalkan begitu saja.
Saat anda protes, dengan santai mereka akan menjawab
"Belum waktunya. Ekonomi belum bagus"
Anda mau protes? Ehhh tidak bisa, karena anda telah
menanda tangani perjanjian yang tidak memungkinkan
anda untuk memutuskan hubungan dengannya. Apalagi,
dia sudah invest sejumlah uang untuk tiang pancang,
yang artinya adanya pengerjaan di tanah tersebut.
Ada saran untuk mengatasi jebakan ini, yaitu
memaksakan untuk memasukan pasal terminasi atau
pembatalan jika pembangunan terlambat.
Tapi jarang sekali yang mampu melakukan itu. Kalaupun
pasal itu berhasil dimasukan, seringkali para korban
tidak mampu mengeksekusinya.
Kenapa? Baca terus buku ini dan anda akan tahu sendiri
jawabannya. Ini yang terjadi pada paman saya yang
berusaha melawan mereka.
Kasus Matahari Dept Store
Sekarang, mari kita bahas pencapaian terbesar grup
Lippo. "Perampasan Matahari Putra Prima"
Kenapa saya sebut pencapaian terbesar? Karena saat
buku ini ditulis, 80% penghasilan resmi grup ini adalah
dari Matahari Putra Prima yang dirampasnya dari Pak
Hari Darmawan.
Pada tahun 1990an, bisnis Department Store yang
dirintis pak Hari Darmawan telah tumbuh sebagai toko
retail pakaian terbesar di Indonesia.
Seperti yang pernah saya sebutkan di bab 1 buku ini
tentang bagaimana bank Lippo menjebak nasabahnya,
maka Matahari Department Store segera masuk
kedalam radar pemangsa dari Lippo.
Beruntung bagi Hari Darmawan. Dia telah membangun
bisnisnya sedemikian rupa hingga sulit untuk diambil
paksa dengan cara‐cara kuno.
Tapi Pak Hari memiliki beberapa kelemahan :
1. Dia dan keluarga Riady berasahabat baik, bahkan
sama‐sama satu gereja dalam Jemaat Stephen Tong
2. Dia merasa berhutang budi pada Mochtar Riady,
karena pernah mendapat bantuan pendanaan di
awal kariernya untuk mengembangkan Matahari
Departement Store
3. Dia sangat mengaggumi Mochtar Riady sebagai
pebisnis jenius
Maka itu James merancang suatu jebakan :
1. Dia terus memuja muji kehebatan Matahari Putra
Prima dan membuat Hari Darmawan menjadi besar
kepala
2. Dia memanfaatkan kepemilikannya atas bank Lippo
dan persahabatannya pada Pak Hari, untuk
menyatakan dukungannya pada pertumbuhan grup
Matahari.
Singkat cerita, Matahari grup berekspansi besar besaran
dengan dukungan kucuran dana massive dari Lippo.
Kesempatan itu datang, saat James mendapat bocoran
dari mata‐mata nya di bursa efek Jakarta, yang
mengatakan bahwa Matahari Putra Prima berencana
melakukan right issue untuk menutup hutang‐hutangnya
yang membengkak karena membuka terlalu banyak toko
di seluruh Indonesia. Berita ini di konfirmasi juga oleh
Roy Tirtaji dari Lippo Bank yang ditugasi khusus memata‐
matai Matahari.
Konon, James segera menyuap banyak bank dan
investment bank untuk menjegal langkah right issue dari
Matahari.
Pertama, dia menghancurkan harga saham matahari
melalui short sell di pasar saham secara massive. Kedua
dia menyuap banker untuk mencekik aliran pinjaman
pada matahari. Yang ketiga adalah dengan menyebar isu
kebangkrutan dan kerugian dari Matahari untuk
menakuti mereka yang berminat membeli saham
Matahari.
Hasilnya tepat seperti yang James inginkan. Pak Hari
Darmawan segera saja tercekik hutang. Kemanapun dia
minta tolong tidak ada yang bersedia memberinya
bantuan.
Saat Pak Hari Darmawan mencoba bertahan, tiba‐tiba
istrinya katanya sakit keras hingga menguras
perhatiannya. Pak Hari jadi semakin tertekan dan stress
Hingga akhirnya dia meminta tolong pada James. James
yang cerdik bersedia membeli Matahari Departemen
Store. Tapi dia tidak membayarnya dengan uang
melainkan dengan dengan saham‐saham perusahaannya
yang lain.
JR : Pak Hari, you tidak usah kuatir. You fokus saja pada
urusan keluarga. Biar bisnis ini saya yang urus. You
duduk tenang dan terima deviden yang jadi bagian you.
Kepada James yang tampak mulia itu, yang rajin kegereja
itu, anak dari bankir legendaris Mochtar Riady itu dan
dijuluki sebagai pebisnis muda berbakat itu, Pak Hari
Darmawan menyerahkan Matahari Putra Prima untuk
ditukar dengan tumpukan saham milik grup lippo yang
sudah digorengnya setinggi langit.
Dan seperti yang sudah bisa ditebak. Pak Hari kehilangan
segalanya, karena saham yang dimiliki pak Hari besoknya
langsung terjun bebas tidak bernilai. Pak Hari yang kelilit
hutang terpaksa menjualnya dengan harga murah, dan
dengan senang hati dibeli kembali oleh James.
Kasus ini sempat heboh di akhir 90an, namun berita ini
terkubur oleh berita Krisis Ekonomi yang melanda
Indonesia. Konon Pak Hari Darmawan sempat
menantang James berkelahi, tapi dilerai oleh pendeta
Stephen Tong.
Kisah ini cukup terkenal dikalang pengusaha waktu itu,
dan dapat di konfirmasi ke banyak sumber.
Sayangnya saya tidak bisa menemui pak Hari untuk
mengkonfirmasi kisah itu. Walaupun mungkin saya ragu
beliau mau bicara. Karena satu dua hal, yang konon
salah satunya adalah karena beliau sudah memasrahkan
dirinya pada Tuhan.
Jika saja pak Hari baca buku ini, saya dengan tulus
mengucapkan prihatin.
Teknik pengambil alihan paksa lainnya
Ada teknik lain yang katanya menjadi favorite Lippo
dalam pengambilan paksa perusahaan. Sayang saya
tidak dapat mengkonfirmasi perusahaan apa saja yang
jadi korban. Walaupun begitu, banyak yang
menceritakan kisah ini. Maka itu saya masukan sebagai
satu referensi.
Anggaplah Mr.X seorang pebisnis yang ingin
membesarkan usahanya, dan dia melakukan perjanjian
pendanaan dengan keluarga Riady.
James akan memaksa anda untuk kerja keras
membesarkan terus usaha anda yang sebagai akibatnya
adalah perlunya modal semakin besar.
Pada saat kebutuhan modal itu muncul, kedua belah
pihak harus melakukan setor modal. Saat itu anda tidak
akan punya uang dan terpaksa menjual saham anda
padanya. Makin lama saham anda akan makin sedikit
hingga akhirnya sangat sedikit dan anda ditendang
keluar, kemudian saham anda akan dibeli murah.
JR : Saya mau ekspansi lagi. Kali ini kita perlu modal 10
M. Kamu sanggup setor berapa?
Anda : Saya Cuma punya 1 M hasil dari deviden kemarin.
JR : gapapa. Sisanya saya beli dari saham kamu
Berikutnya
JR : kita perlu setor modal lagi nih. Punya uang ga?
Anda : belum nih
JR : ya sudah saya beli saham anda lagi untuk tutupi
kekurangan modal
Hingga akhirnya saham anda tinggal sedikit. Diadakanlah
RUPS untuk mengganti anda dengan orangnya dia.
Kemudian perusahaan dipaksa bagi deviden untuk
menebus modal yang kemarin dia keluarkan. Saat
perusahaan makin sekarat dia akan paksa anda lepas
saham anda dengan harga murah padanya.
Untuk mengatasi tehnik ini, kita harus memaksa JR
bersedia mempertahankan porsi saham kita seiring
pertumbuhan. Dia akan menjamin ketersediaan modal,
sementara kita adalah tenaga ahlinya.
Inilah yang dilakukan oleh Johanes Oentoro (JO), si
pendiri UPH.
JO : Pak James, ok saya bersedia mengembangkan bisnis
ini dengan anda. Anda sebagai pemodal dan saya
sebagai expert. Tapi saya tidak mau saham saya terus
berkurang. Saya mau saham saya dipertahankan terus
30%, tidak perduli berapapun modal yang anda suntikan
nantinya.
JR : Wah mana bisa begitu. Tidak fair dong.
JO : Makanya, ekspansi kita harus benar kita pikirkan
dengan cermat. Kalau anda tidak setuju tidak apa, anda
bisa cari yang lain.
JR : ya ya ya, ga papa. Biasanya saya tidak akan mau deal
tidak fair seperti ini. Tapi karena ini adalah paK Johannes
saya ok. Tapi ingat ya ini hanya dengan anda saja.
Johannes Oentoro merasa pintar berhasil menaklukan
seorang James Riady. Tapi sayangnya dia puas terlalu
cepat. Dia lupa kata pepatah yang mengatakan bahwa
tidak ada satupun perjanjian yang dapat melindungi
anda dari orang yang berniat mencurangi anda.
Saat bisnis UPH menjadi sangat besar dan JR memiliki
semua ilmu yang dia perlukan untuk menjalankan bisnis
ini sendiri, JO dilenyapkan dan sahamnya diambil alih
dari keluarganya.
Tentang bagaimana caranya, anda akan tahu nanti.
Maka itu, selalu ingat untuk tidak pernah lengah.
BAB 3
CARA KASAR
Cara kasar biasanya mereka lakukan jika cara halus
gagal. Inti dari cara ini adalah dengan menantang anda
berkonfrontasi langsung atau langsung menyerang anda
dengan brutal, dengan mengeksploitasi semua
kelemahan anda.
Super Mall Karawaci
Mall ini, lepas dari tangannya tak lama setelah
kerusuhan hebat yang melanda Indonesia pada 14‐15
Mei 1998. Pada waktu itu, mall di jantung Lippo
Karawaci ini disita BPPN sebagai kompensasi atas
hutang‐hutang Lippo yang menumpuk.
Menjelang krisis moneter mulai berakhir, mall ini ditebus
oleh David Salim dari BPPN. Negara yang saat itu sedang
perlu uang dengan senang hati melepaskannya dengan
harga murah. Konon, James dan Mochtar marah karena
merasa asetnya dicuri daripadanya (padahal dia sendiri
yang bikin bangkrut). James berusaha membeli balik
namun tidak dijual.
Sebagai balasan, dia membangun mall yang lebih mewah
disampingnya dengan tujuan untuk membuat
saingannya bangkrut. Lebih jauh lagi, dia juga
membangun apartment tinggi yang berhadapan dengan
apartment yang ada di kompleks super mall dengan
tujuan menghalangi view mereka akan padang golf yang
asri. Maksudnya supaya para penghuninya memprotes
Salim karena janji marketing dari apartment itu adalah
golf view.
Cara kekanak‐kanakan, tapi jangan anggap enteng.
Karena sering kali ini dilakukan bukan atas perhitungan
bisnis, tapi atas kepuasan ego.
Lippo Carita
Lippo Carita adalah kisah kegagalan grup Lippo. Karena
resort yang katanya akan jadi salah satu yang paling
sukses di Asia ini tidak laku dengan ratusan apartment
tidak terjual, akhirnya menjadi kumuh dan harganya
tidak naik‐naik bahkan jauh setelah melewati krisis
moneter yang berhasil mendongkrak harga properti
puluhan kali lipat.
Harga yang tidak naik‐naik itu diperburuk dengan aksi
korporasi Lippo yang mengobral sisa apartment yang
ada dengan harga separuh harga pasar, hingga
hancurlah harga Lippo Carita. Para pembeli lama marah
besar atas aksi ini, namun tidak dapat berbuat apa‐apa.
Bertahun‐tahun berlalu, munculah indikasi kalau daerah
carita akan bangkit kembali. Para investor kakap mulai
memasukan uangnya. Saat itu menyesalah grup Lippo.
Supaya tidak kalah langkah, dia menyebarkan orang‐
orangnya untuk membeli kembali lippo carita dari
tangan pemilik lama. Tapi konon tak ada yang sudi
menjualnya pada Lippo, maka itu mulailah dia main
kasar :
1. Menutup kolam renang, dengan alasan bahwa
sertifikat kolam renang beda dan bukan milik dari
Resort
2. Saat poin no 1 gagal, dia bertindak lebih jauh dengan
mematikan air
3. Sementara itu para orang JR berkeliaran dengan
tugas merayu pemilik untuk menjual.
Diperlakukan begitu, perhimpunan penghuni marah dan
bersatu melakukan tuntutan hukum. Melihat penghuni
dapat bersatu, Lippo segera menghidupkan kembali
asupan air.
Terlepas dari cepatnya dia mundur, ini mengindikasikan
kalau dia tidak segan‐segan melakukan segala cara untuk
mencapai apa yang dia inginkan. Jika saja para penghuni
tidak bersatu, maka dapat dipastikan dia akan
melakukan aksi yang semakin kasar.
Supplier Grup Lippo
Salah satu cara lain memaksimalkan keuntungan yang
dipelopori Lippo adalah dengan tidak membayar
supplier. Kalau pun terpaksa bayar, bayarlah semurah
mungkin dan jangan dalam bentuk uang.
Jurus yang satu ini sangat terkenal di tahun 90an dan
banyak yang menirunya. Semua kontraktor dan supplier
grup Lippo umumnya dibayar dengan barang. Itupun
kebanyakan bukan yang kualitas baik.
Salah satu yang mereka pelopori dan akhirnya menjadi
populer adalah dengan tidak membayar kontraktor.
Semua kontraktor Lippo dibayar dengan menggunakan
rumah yang mereka bangun sendiri. Bukan dengan uang.
Itupun bukan dengan harga diskon, tapi dengan harga
pasar yang sudah di mark up sekian kali lipat.
Perhatikan klausul perjanjian anda. biasanya ada kata‐
kata intinya sebagai berikut : Anda akan dibayar sekian
dalam waktu sebulan setelah pekerjaan anda terbukti
baik. Jika gagal bayar, maka anda berhak menyita aset
perusahaan senilai sama dengan hutang anda.
Nah, klausul ini biasanya digunakan untuk mencari‐cari
kesalahan anda, mengulur pembayaran, bahkan
meminta diskon lagi dari harga yang sudah disepakati.
Setelah semua poin dipenuhi, itupun pembayaran akan
terus diulur dengan berbagai alasan. Yang paling sering
adalah bos sedang tidak di tempat, atau bos tidak suka
desainnya. Sampai akhirnya anda akan dibayar dengan
rumah.
Praktek ini banyak ditiru, bahkan kini menjadi lazim
diantara perusahaan raksasa. Kenapa para kontraktor
akhirnya menerima? Karena dalam banyak kasus, harga
property nya naik dan si kontraktor tidak sampai habis
benar.
Salah satu kasus ngemplang supplier terbesar mereka
adalah kasus Great river garment
Great River Garment
Great river adalah salah satu perusahaan garment
terbesar di Indonesia, didirikan oleh Sukanta Tanujaya.
Seorang konglomerat yang membangun kekaisaran
bisnisnya dari nol. Bermula dari sebuah toko kecil di
kawasan glodok.
Terlepas dari ukurannya yang sangat besar ini, Great
River memiliki kelemahan besar, yaitu : client utama
mereka adalah Matahari Department Store.
Matahari Dept Store saat itu sudah dirampas oleh Lippo.
Dan melalui data yang dia miliki, James sudah tahu betul
berapa besar penjualan dari Great River kepada
Matahari Dept Store.
Konon, James mendekati Sukanta untuk membeli Great
River dengan harga murah yang tentu saja langsung di
tolak oleh Sukanta.
James marah dan memerintahkan Matahari Dept Store
menghentikan pembayaran kepada Great River. Great
River akhirnya kesulitan cashflow, hingga tidak mampu
membayar obligasinya yang jatuh tempo, bahkan gagal
membayar gaji karyawan dan akhirnya mendatangkan
gelombang demonstrasi yang besar.
Setahun lebih menagih tanpa hasil, akhirnya Great River
melaporkan hal ini kepada Bapepam.
Tapi aneh, Bapepam bukannya memeriksa Matahari,
mereka malah mengaudit Great River. Dari sana
ditemukan sekitar 100 milyard dana yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
Sunyoto Tanujaya anak dari Sukanta Tanujaya malah
dijadikan tersangka.
Karena ketakutan, Sunyoto melarikan diri ke Singapore.
Disana dia meminta tolong pada Nikko Sekuritas, selaku
32
penjamin emisi dari Great River. Nikko setuju
membailout Great River.
Usai di bail out, Great River memutus kontrak dengan
Matahari, dan memulai kontrak baru dengan Victoria
Secrets.
Itupun tidak berjalan lancar. Banyak sabotase yang
menghantui perjalanan bisnis mereka. Salah satu yang
membuat manajemen baru mengelus dada adalah
seringnya ditemukannya ular di kantor direksi.
Suara Pembaharuan
Nah, kali ini adalah sebuah kisah dari kehebatan seorang
Riady untuk memanfaatkan loop hole dari hukum
dengan sangat baik sekali. Bahkan para pakar hukum
korporasi yang mendegar kisah ini hanya bisa melongo
tidak percaya.
Diharapkan setelah membaca kisah ini, pembaca
semakin hati‐hati sekali dalam mengurus kontrak bisnis.
Kisah ini adalah kisah pengambil alihan Suara
Pembaharuan oleh Berita Satu milik Lippo.
Suara pembaharuan adalah bisnis rintisan keluarga
Soedarjo. Keluarga Soedarjo adalah penganut Kristiani
yang taat.
Pada suatu hari Pak Soedarjo sakit aneh dan tidak bisa
bangkit dari tempat tidurnya. Sakitnya semakin hari
semakin parah dan beliaupun akhirnya meninggal 8
bulan kemudian. Tak lama setelah kejadian itu, James
33
Riady mendekati keluarga Soedarjo untuk berinvestasi di
Suara Pembaharuan. Bagi James, ini adalah investasi
strategis yang penting untuk memoles citra mereka.
Konon, James juga sedang mempersiapkan John Riady
anaknya untuk berkarir di politik.
Masuknya James ini mendapat tentangan keras dari
Sasongko Soedarjo. Salah satu anak dari bapak Soedarjo.
Dia sudah dengar kabar hitam tentang sepak terjang
Lippo, terutama kasus pengambil alihan matahari
department store. Dia tidak mau perusahaan warisan ini
bernasib sama. Tapi dia kalah suara oleh saudaranya
yang lain, yang sudah sangat memihak James.
Singkat cerita, sebuah harga diputuskan di angka Rp.40
Milyard untuk 40% saham.
Proses selanjutnya adalah sebagai berikut
1. Menuliskan perubahan akta perusahaan, berisi
masuknya Grup Lippo untuk membeli 40% saham
Suara Pembaharuan, dan memasukan beberapa
orang kunci dari Lippo dalam struktur dewan
komisaris dan dewan direksi dari Suara
Pembaharuan.
2. Surat ini di sahkan oleh notaris, kemudian dilaporkan
kepada department kehakiman.
3. Department kehakiman memberikan
persetujuannya, kemudian JR mentransfer uang
sebesar 2 Milyard
4. Sisanya katanya akan dibayar nanti
Bisa ditebak, sisa pembayaran tidak pernah dia
bayarkan. Dan setiap kali rapat direksi JR selalu
bertingkah seperti pemilik 100% perusahaan dengan
mengatur ini itu.
Peristiwa ini selalu memicu pertengkaran antara dirinya
dan Sasongko Soedarjo.
Makin hari, Sasongko semakin berani mendesak James
untuk memenuhi kewajibannya atau ditendang keluar.
Saat itulah James mengirimkan pembunuh gelap untuk
menyingkirkannya, dan membuat seolah kematiannya
karena sakit.
Selepas kematian Sasongko, perlahan‐lahan saham
keluarga Soedarjo beralih ke Lippo, dan kini mereka
tidak punya pengaruh apa‐apa lagi di perusahaan yang
dirintis ayah mereka itu.
Pertanyaannya adalah, kok bisa si JR yang Cuma setor
Rp. 2 milyard berlaku begitu? Logikanya kan dia sudah
ditendang keluar?
Rupanya inilah celah hukum yang ada di Indonesia. Jika :
1. Kehakiman sudah setuju akan perubahan akta
2. Sudah ada bukti transfer uang walaupun 1 rupiah
Maka perjanjian itu dianggap sah. Bagaimana uang yang
sisa? Itu dilaporkan sebagai hutang si pemegang saham
pada perusahaan. Tapi kedudukan JR sebagai pemegang
saham tidak lagi dapat di ganggu gugat.
Harusnya jika mau aman, kita sebaiknya tambahkan
kalusul pembatalan jika terjadi keterlambatan bayar.
35
Hypermart vs Carefour
Mungkin masih segar di ingatan kita, kalau di
pertengahan tahun 2000an, banyak gerai carefour
ditutup dan berganti menjadi Hypermart, sebelum
akhirnya berubah menjadi Carefour kembali.
Usut punya usut, rupanya ini dikarenakan Lippo ingin
mengembangkan Hypermart miliknya di lokasi
menguntungkan yang sudah jelas pangsa pasarnya dan
jelas untungnya. Dan lokasi itu jelas adalah lokasi milik
Carefour.
Untuk menjalankan aksinya, Lippo dengan seenaknya
menutup carefour (CF) yang beroperasi di jaringan mall
milik Lippo (LP).
LP : Mulai bulan depan, kontrak kalian tidak bisa
diperpanjang lagi.
CF : Mana boleh begitu, kontrak kita adalah 10 tahun. Ini
baru berjalan 5 tahun. Masih ada 5 tahun lagi
LP : Maaf, kami tidak pernah merasa menanda tangani
kontrak apapun dengan kalian. Itu adalah kontrak kalian
dengan pemilik lama. Kami adalah pemilik baru. Kontrak
tidak berlaku.
CF : Pak, anda ini ngerti hukum dan punya etika bisnis
tidak ? Di negara maju, kalau anda beli satu property
atau perusahaan, semua kontrak yang dibuat
perusahaan itu, baik oleh pemilik lama atau baru harus
dihormati.
36
LP : Maaf pak, ini Indonesia. kalau anda merasa benar,
silahkan tuntut kami.
Setelah itu, pintu masuk carefour di segel, listrik
dimatikan, jalan ditutup, dan semua barang‐barangnya
dikeluarkan dan ditelantarkan begitu saja.
Carefour menerima tantangan Lippo dan langsung
menuntutnya ke pengadilan. Tapi mereka kalah.
Kekalahan ini membuat Carefour yakin, kalau dia tidak
lagi bisa berbisnis di Indonesia. Coba bayangkan, kita
yang memilih lokasi, melakukan promosi, dan merintis
ini itu dari nol. Pada saat sudah maju, dengan seenaknya
kita diusir dan hasil kerja kita diteruskan orang lain.
Salah satu pejabat tinggi Carefour di masa itu yang
sempat saya wawancarai menceritakan lebih jauh pada
saya, kalau Lippo sudah membeli Polisi, DPR, OJK, BPK,
Kehakiman, bahkan tentara.
Pada kesempatan itu, pejabat itu sempat
mengungkapkan amarahnya :
"Sudahlah, negara ini tidak punya masa depan. Negara
para bangsat! Cuma bangsat yang bisa hidup disini! "
Sebagai akibat dari peristiwa itu, diumumkanlah kalau
Carefour akan menjual Carefour Indonesia. Para
konglomerat berlomba‐lomba melakukan penawaran,
dan pemenangnya adalah Chairul Tanjung dengan
Transcorp miliknya.
BAB 4
Mencuri Ilmu
Intinya adalah, jika JR menginginkan membuka satu
bidang bisnis baru yang menurutnya menguntungkan
tapi dia awam sekali terhadap bisnis itu, dia akan
mengajak bekerja sama seseorang yang menurutnya
ahli.
Orang ahli ini, akan dia paksa bekerja melebihi
kemampuannya. Otomatis orang ini akan mengerahkan
segala kemampuannya yang terbaik. Setelah semua ilmu
dia dapat, tenaga ahli itu akan dengan mudah ditendang
keluar, atau dihabisi.
Contoh paling bagus dari cara ini adalah apa yang terjadi
pada Johannes Oentoro dan UPH miliknya, yang sudah di
bahas sebelumnya. Ada juga cara melalui pinjaman
bank, yang juga sudah dibahas sebelumnya.
Tapi tentunya masih banyak contoh kasus lain yang bisa
jadi bahan pembelajaran.
Siloam Hospital
Untuk mendirikan rumah sakit ini, Lippo menggandeng
Gleneagles Hospital dari Singapore.
Seperti biasa, diawal kerja sama semua berjalan lancar.
Sampai pada suatu waktu, dimana Lippo sudah
menguasai semua ilmu yang dia butuhkan untuk
mengelola rumah sakit ini, maka mulailah lippo dan
komplotannya mencari‐cari kesalahan Gleneagles.
38
Melalui kesalahan‐kesalahan yang dicari‐cari ini, Lippo
dan komplotannya mengajukan komplain, menuntut
macam‐macam, dan akhirnya menolak membayar
kewajibannya pada Gleneagles.
Untuk mencari‐cari kesalahan ini, Lippo tidak segan‐
segan menyuruh anak buahnya melakukan sabotase
sadis yang konon menyebabkan pasien meninggal.
Dengan jatuhnya korban ini, maka makin kuat alasan
Lippo untuk perkarakan Gleneagles. Semakin hari makin
banyak saja hal yang dipermasalahkan.
Masalah inipun akhirnya dibawa ke pengadilan
internasional Singapore, dan berhasil dimenangkan oleh
Lippo.
Kok bisa?
Tentu bisa, karena Lippo sudah sejak awal
mempersiapkan dirinya untuk bersengketa dengan anda
di Singapore, bahkan sebelum perjanjian itu ditanda
tangani.
Dengan kata lain, saat Lippo menanda tangani perjanjian
dengan anda, dia sudah siap untuk bertarung dengan
anda di Singapore dan memastikan dirinya menang. Dia
sudah mempersiapkan celah hukum yang tersembunyi
dalam kata‐kata halus dalam surat perjanjian yang anda
tanda tangani. Dia sudah persiapkan pengacara untuk
melawan anda di Singapore. Dia sudah mengalokasikan
sejumlah uang untuk sengketa ini. Dia juga senantiasa
melengkapi dirinya dengan bukti‐bukti yang menguatkan
posisinya untuk menang melawan anda di pengadilan.
Hypermart
Sukses besar Walmart yang berhasil membawa Sam
Walton menjadi orang terkaya di dunia, mengusik jiwa
serakah dari Lippo. Mereka berpikir, Indonesia yang
penduduknya 200 juta lebih ini tentunya adalah potensi
yang bagus untuk mengembangkan tiruannya.
Namun, karena Lippo tidak tahu bagaimana mengelola
sebuah Hypermarket dengan ratusan ribu item, diapun
mengambil franchise dari Walmart.
Dengan mengandalkan reputasinya sebagai
konglomerat, pemilik bank, pengembang property besar
di Indonesia, dan koneksinya dengan Presiden Bill
Clinton, Lippo berhasi memperoleh lisensi dari Walmart,
dengan janji akan membuka gerai Walmart sebanyak‐
banyaknya di Indonesia.
Cabang pertama segera di buka di Lippo Karawaci. Tapi
hanya sebatas itu. Walmart pusat konon sempat protes
keras dan meminta Lippo memenuhi janjinya dalam
membuka cabang, namun ditolak Lippo secara halus
dengan berbagai macam dalih. Seperti keadaan ekonomi
yang belum baik, ataupun aturan pemerintah yang
belum mengakomodir adanya sebuah Hyper Market.
Diam‐diam Lippo memanggil banyak konsultan ahli dan
menyuruh mereka untuk membuat tiruan dari Walmart
dan menamainya Hypermart.
Sementara itu, Walmart tidak lagi bisa dibohongi. Karena
saat yang bersamaan, Carefour Indonesia sedang
tumbuh pesat dan membukukan penjualan yang tinggi.
Walmart kembali mendesak Lippo untuk membuka
cabang. Tapi kali ini karena ilmunya sudah dia kuasai,
maka Lippo sengaja mengajak ribut Walmart, dengan
mencari‐cari alasan untuk memutuskan hubungan bisnis
dengan sah.
Seperti kasus Gleneagles yang dibahas sebelumnya,
Lippo sudah sangat siap untuk berperkara di pengadilan.
Konon mereka menang mudah, dan semenjak itu nama
Hypermart berkibar sebagai pesaing utama Carefour.
Big TV
Kasus yang mirip dialami juga oleh Ananda Krisnan,
pemilik Astro dari Malaysia.
Konon kisah ini berawal dari kalahnya KableVision milik
Lippo saat bersaing dengan Indovision. Keunggulan
Indovision adalah kemudahan pemasangannya.
Indovision tidak memerlukan jaringan kabel optik yang
mahal seperti yang dimiliki Kablevision. Cukup pasang
antena dan langsung pelanggan bisa nonton.
Belajar dari kekalahan ini, JR berpikir untuk mencoba
model bisnis yang mirip dengan Indovision. Karena tidak
adanya pengalaman, maka digandenglah Astro dari
Malaysia.
Akhir ceritanya bisa ditebak. Yaitu setelah Lippo
menguasai ilmu yang dia perlukan maka dimulailah
dilakukan sabotase, dengan tujuan untuk memutuskan
kontrak dengan Astro.
Tapi karena kali ini lawannya adalah Ananda Krisnan
yang merupakan orang terkaya di Malaysia, maka
perlawanannya pun sengit. Astro konon hampir berhasil
mengalahkan Lippo. Orang‐orang banyak yang
berspekulasi kalau Lippo terkena batunya sekarang.
Tapi yang terjadi tidak seperti itu. Justru setelah
bersitegang dengan Lippo, Ananda Krisnan semakin
menurun, dan kini dia menghilang entah kemana.
Bagaimana bisa?
Tentunya pembaca masih ingat, kalau JR mampu
melakukan hal yang bahkan tidak mampu orang
bayangkan. Konon, JR mengirimkan pembunuh gelap
untuk menghabisi Ananda Krisnan.
Berita terakhir yang saya dengar, Ananda melarikan diri
ke Prancis. Semenjak itu dia tidak terdengar lagi
kabarnya. Pada waktu saya bertandang ke Malaysia
untuk mencari dia. Tidak ada satupun yang mengetahui
keberadaannya.
BAB 5
Muka Tebal
Saat orang kebanyakan memikirkan reputasi dalam
dunia bisnis. Tidak demikian dengan Lippo. Jika
momentum itu muncul, dan dia yakin kalau momentum
itu mungkin tidak terulang lagi, JR tidak akan segan‐
segan mengabaikan etika dan bertindak vulgar.
Gereja Stephen Tong
Pada suatu ketika JR dipanggil oleh Stephen Tong dan
dimarahi. Alasannya adalah karena adanya laporan
bahwa Lippo telah mengklaim bahwa Katedral Messias,
yang merupakan gereja besar di kemayoran yang
menjadi pusat Gereja Reformed Injili dibangun atas
sumbangan 100% dari Lippo. Padahal bangunan megah
itu dibangun atas prakarsa banyak sekali orang. Lippo
bahkan bukan penyumbang terbesarnya.
Lebih parah lagi, JR telah menyebar luaskan berita ini di
berbagai media di Amerika dan Australia yang akhirnya
berhasil mengangkat namanya dan Lippo.
JR berusaha keras berkelit dan membantah. Dia bahkan
rela bersumpah.
Konon, sepulangnya dari pertemuan dengan Pak Tong
(panggilan pendeta Stephen Tong), JR segera
memerintahkan untuk membeli semua media yang
memberitakan dirinya sebagai sponsor utama dari
Katedral Messias. Setelah itu dia menutup operasi media
itu setelah memusnahakn bukti beritanya.
BAB 6
MANIPULASI SAHAM
Sampai saat buku ini ditulis, sebagian besar konglomerat
yang saya temui bermimpi untuk menemukan satu bisnis
istimewa yang bisa mereka bawa ke public untuk
mengeruk uang banyak. Setelah itu mereka akan keruk
lebih banyak uang lagi melalui manipulasi saham atau
temukan bisnis baru untuk mereka bawa ke public lagi.
Dalam hal manipulasi saham ini, tidak ada yang lebih ahli
daripada Lippo (untuk Indonesia).
Ada 5 tahap dalam memanipulasi saham ini :
1. Pertama adalah menciptakan isu. Kalau perlu
manipulasi pembukuan.
2. Menggoreng Isu
3. Menggoreng harga saham dengan menyuap para
broker
4. Menjual saat tinggi
5. Saat harga jatuh beli kembali
Multipolar
Beberapa tahun lalu, Multipolar dengan kode saham
MLPL ini sempat mengguncang bursa dengan gonjang
ganjing harga saham. Dari saham mati yang di pantek
pada nilai 200 rupiah, melompat ke angka 1000,
kemudian kini kembali ke angka 200an lagi.
Permainan ini bisa ditilik ke tahun 2013, dimana MLPL
tiba‐tiba mengumumkan berbagai aksi korporasi dan
membukukan keuntungan yang sangat besar.
Pada saat yang bersamaan terdengar kabar bahwa
banyak investor asing berbondong‐bondong memborong
saham ini.
Harga segera meroket. Dari mulai 200an, naik ke 500an.
Spekulan lokal mulai terpancing untuk ikut. Tapi mereka
yang berpengalaman cenderung curiga dan menahan
diri.
Tapi harga terus naik sampai ke 700. Pemain ada yang
ambil untung, ada yang melipat gandakan taruhannya.
Mereka yang tadinya bertahan mulai banyak yang
menyesal dan mulai menginvestasikan uang mereka.
Angka terus naik ke level 800. Orang mulai yakin bahwa
ini sungguhan dan mulai merasa aman dengan investasi
mereka. Bagi mereka yang sempat take profit dengan
menjual saham mereka di angka 700 mulai menyesal,
dan banyak yang kembali melakukan pembelian saham,
bahkan mereka berani menggunakan margin trading
(pinjam uang untuk beli saham).
Harga sempat turun lagi ke level 400 dan membuat para
investor ketakutan. Tapi kemudian melompat lagi
sampai menyentuh level 1000. Para investor bersorak
sorai.
Tapi kemudian saham mulai menunjukan pelemahan.
Tapi itu tidak masalah, karena memang pasar saham
selalu naik turun. Esoknya naik lagi dan para investor
kembali bergembira.
Yang terjadi kemudian, harga terus turun. Walaupun
diiringi kenaikan sedikit, tapi lebih banyak turunnya.
Pada posisi yang menukik turun ini, mereka yang
bertransaksi menggunakan margin, mengalami apa yang
disebut margin call dan dipaksa jual oleh brokernya.
Akibatnya, harga menukik makin cepat dan tajam.
Memasuki awal pertengahan 2015, harga sempat
menyentuh level 200an, tapi kemudian naik lagi ke
500an. Pada saat buku ini dibuat, harga MLPL terpantek
di level awalnya. Yaitu 200an.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Pertama, pada tahun 2013, Lippo (LP) melakukan aksi
korporasi dengan melaporkan keuntungan besar melalui
penjualan aset mereka. penjualan ini rencananya akan
digunakan untuk aksi korporasi lebih besar yang
perkiraannya berpotensi menikngkatkan ukuran
perusahaan sampai 10 kali lipat
Berita diatas, digoreng oleh beberapa kantor berita dan
gosip gosip yang sudah disuap oleh LP. Didukung oleh
puluhan broker saham (BS) yang disuap untuk membeli
saham MLPL.
Kesepakatannya biasanya seperti ini :
JR : Kalian akan saya kasih loan untuk beli saham MLPL
itu sendiri. Jika harga naik, kalian bisa kembalikan uang
saya berikut bunganya. Kalau harga turun dan jatuh,
saham MLPL kalian saya sita.
BS : OK, ga ada resikonya.
Praktek ini terus dilakukan sampai beberapa bulan.
Tujuannya supaya investor percaya dan berani bertaruh
besar pada MLPL. Dan ini tampaknya terbayar, dengan
saham MLPL yang melompat ke 800 rupiah di triwulan
pertama 2013.
Mencapai angka ini, JR yang sudah untung besar
melakukan penjualan besar‐besaran atas saham miliknya
yang disamarkan dalam nama‐nama palsu yang tersebar
di berbagai broker di seluruh dunia. Hargapun jatuh ke
level 400. Pada tahap ini, modal JR untuk goreng saham
sudah kembali dan memperoleh untung besar.
Keuntungan yang diperoleh ini, kembali
diinvestasikannya untuk membeli saham dengan harga
murah, aksi korporasi megah dan menggoreng berita.
Pada saat itu, berita yang digoreng adalah kerjasama
mereka dengan Mitsui sebuah perusahaan Zaibatsu
Jepang yang terkenal konservatif untuk membangun
data center.
Harga langsung melonjak signifikan sampai ke level 700
dalam waktu singkat. Angka ini digoreng terus sampai
mencapai 1100.
Begitu angka menyentuh 1100, JR langsung
memerintahkan menjual semua saham yang dia
kumpulkan di harga 400 secara besar‐besaran.
Sahampun jatuh ke level 200an. Level di awal 2013.
Banyak investor yang berinvestasi dengan margin
mengalami kerugian besar dan bangkrut. Konon ada
yang sampai bunuh diri.
Pada level 200an ini, JR melalui account‐account fiktif
miliknya kembali memerintahkan melakukan pembelian
secara bertahap. Sambil menunggu momentum besar
berikutnya.
Aksi macam ini, jika terjadi di Amerika, akan langsung
masuk pengawasan SEC. Di Indonesia sebenarnya ada
BEI dan OJK. Tapi LP selalu lolos dengan gemilang berkat
koneksinya yang baik.
BAB 7
SERANGAN GELAP
Akhirnya sampai juga ke bagian yang ditunggu‐tunggu.
Ini dan bab berikutnya mungkin adalah bagian yang
paling sulit dipercaya, maka itu saya tempatkan di bagian
akhir.
Keluarga Riady yang terkenal sangat saleh itu, tidak
segan‐segan menghabisi nyawa anda dan keluarga anda
dengan cara yang sangat halus, yaitu membuatnya jadi
seperti kecelakaan atau sakit biasa, jika anda atau
keluarga anda mereka anggap sebagai penghalang.
Sulit dipercaya? Sebelum saya ceritakan metode yang
mereka pakai, saya akan menunjukan daftar korban‐
korban yang berhasil saya lacak. Masih banyak lagi, tapi
dengan apa yang ditampilkan disini harusnya cukup
membuka wawasan anda.
Haji Hasjim Ning
Hasjim Ning adalah korban
paling awal yang berhasil saya
lacak.
Dia adalah pemilik dari BPI
(Bank Perniagaan Indonesia)
yang belakangan menjadi
bank Lippo, dan kini sudah
menjadi CIMB Niaga.
Beliau adalah orang kaya
lama yang memiliki banyak sekali aset yang tersebar di selururh Indonesia. Dia dibunuh agar asetnya dapat dikuasai Lippo. Konon asetnya inilah yang menjadi cikal bakal dari banyak bisnis property Lippo.
TO BE CONTINUED....