Apa yang Anda pikirkan ketika melihat orang cacat? Kasihan? Merasa ia tak bisa apa-apa? Carilah informasi tentang Natalia Partyka, Oscar Pistorius, Ni Nengah Widianingsih, dan Agus Ngaimin, atlet-atlet cacat dengan prestasi kelas dunia. Nick Vujicic dan Judy Siegle, jutaan orang diinspirasi oleh mereka. Bacalah kisah nyata tentang Joni Eareckson Tada, yang memberdayakan jutaan orang melalui pelayanan Joni and Friends. Tepatlah jika istilah disabled person (orang yang tak punya kemampuan) diganti dengan istilah differently-abled person (orang dengan kemampuan yang berbeda) atau disingkat diffable.
Entah itu cacat bawaan maupun akibat kecelakaan, sulit memahami maksud Allah mengizinkannya. Seperti Ayub, mereka tentu bertanya-tanya mengapa Allah membiarkan hal buruk menimpa. Walaupun tak paham, Ayub mengakui bahwa Allah berhak untuk bertindak menurut pertimbangan-Nya yang mahabijak (Ayb. 12:13). Adakalanya itu berarti memberikan kemenangan (Ayb. 12:16), adakalanya itu berarti mengizinkan kegagalan (Ayb. 12:17-25) Namun, Dia layak dihormati karena Dia Allah, bukan karena situasi yang dialami manusia.
Belajar dari Ayub, Joni bertekad bahwa sesulit apa pun hari-harinya sebagai penyandang cacat, ia akan selalu mengasihi Allah dan membuat Allah dihormati tiap orang yang berinteraksi dengannya. Di Hari Difabel Internasional ini, mari mendoakan para penyandang cacat agar memiliki perspektif dan sikap serupa. Jika kita mengenal beberapa di antara mereka, pikirkanlah tindakan praktis apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi saluran kasih Kristus bagi mereka.
"Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; ... Dia yang ... melepaskan ikat pinggang orang kuat ..." (Ayb. 12:9, 21)
Bac: Ayb. 12:1-25
(Gbu!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar