Jika Anda ingin membaca artikel tentang kekristenan? Silahkan kunjungi website kami:
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
*Renungan Harian 9 September*
Dari Buku: _Tiap-tiap Hari Menelusuri Sejarah Baptis_
*"Simson" Baptis Berdiri untuk Berkhotbah*
Nas: _Hakim-Hakim 14:6_
Kami telah menyinggung perlakuan yang diberikan kepada nenek moyang Baptis kita oleh para bajingan yang mengancam, memukul, dan menenggelamkan para pengikut Tuhan yang setia. Kisah yang dapat disebutkan khususnya adalah perlakuan kejam yang ditimpakan kepada dua orang hamba Tuhan muda di Massachusetts (bandingkan dengan renungan tanggal 27 Maret). Warren Association menerima sepucuk surat mengenai kerusuhan Pepperell tanggal 27 Maret dan 16 Juni, dan tidak diragukan adanya diskusi yang membahas masalah itu pada pertemuan mereka pada tanggal 9 September 1778, sebagaimana dilaporkan oleh Isaac Backus.
Orang-orang Baptis tidak selalu menyerah kepada perlakuan yang buruk atau penganiayan tanpa memberikan perlawanan. David Thomas, yang mungkin adalah seorang pengkhotbah yang paling terpelajar dan ilmiah di antara para pengkhotbah Baptis permulaan di Virginia, sering kali diserang dan diganggu. Thomas pernah diseret dari ruang gereja pada saat kebaktian, dan di lain kesempatan seorang pendengar yang marah mencoba menembaknya. Pada kesempatan lain, ketika orang-orang bajingan dari wilayah yang bersebelahan telah bersumpah untuk menganiayanya, Thomas berkuda sejauh empat puluh delapan kilometer dan mengundang Amos Thompson untuk berkhotbah menggantikan dia. Amos Thompson adalah seorang yang berbadan sangat besar dan suka bertualang, dan ia bersedia memenuhi permintaan Thomas.
Dr. Archibald Alexander seorang rohaniwan Presbiterian yang terkemuka, dan yang kebetulan mengunjungi wilayah itu, memberikan laporan mengenai kegiatan itu: Rev. Amos Thompson adalah seorang pria berukuran raksasa, tetapi tidak cenderung pada kegendutan. Kekuatan tubuhnya sangat luar biasa, ada beberapa bukti yang saya peroleh dari dirinya secara langsung, ... Ketika mereka [Thomas dan Thompson] tiba, Segerombolan besar ... orang telah berkumpul, beberapa orang ingin mendengarkan khotbah, dan sebagian untuk menyaksikan olah raga [pemukulan Reverend David Thomas] ....
Sementara Tuan Thompson sedang berdoa, masuklah segerombolan orang bersenjatakan tongkat pemukul ke dalam gereja, dan mengambil posisi tepat di depan mimbar, tetapi ketika mereka melihat lengan yang kokoh dan penampilan yang berani dari pengkhotbah itu, mereka menjadi ngeri dan memperbolehkan kebaktian itu dilanjutkan sampai selesai. Saya perlu menyatakan bahwa pada akhir khotbahnya Tuan Thompson berbicara langsung kepada orang-orang ini .... Ia mengakhirinya dengan berkata, bahwa meskipun ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang menyukai perdamaian, ia menganggap benar, bahwa ketika ia diserang ia harus membela diri, dan untuk itu ia selalu siap dan mampu melakukannya. Ketika pertemuan itu usai, ia keluar dari ruangan gereja dan mencari kepala gerombolan ini.
Ketika dibawa ke tempat mereka berkumpul, ia mendekati orang ini, dan memintanya pergi ke samping bersamanya. Seorang yang gempal berpenampilan pemberani berjalan meninggalkan kelompok itu bersamanya menuju hutan di dekat tempat itu. Ketika memasuki hutan, orang itu menjadi panik, menghentikan langkahnya, dan mengangkat tongkatnya. Thompson berkata, "'Hey, bung, apa yang dapat engkau lakukan dengan itu?' dan dalam sekejap merampas tongkat itu dari genggamannya, menambahkan bahwa ia tidak bermaksud melakukan kekerasan, tetapi jika ia mau, ia dapat menghempaskan orang itu ke tanah dalam sekejap. Sang bajingan itu sangat ketakutan, dan lebih suka melarikan diri dari seorang antagonis yang begitu kuat .... Dan kemudian Thomas tidak pernah menerima gangguan lebih lanjut."¹
Para pengkhotbah Baptis permulaan di zaman perintis Amerika sering diserang oleh gerombolan penjahat petualang, dan banyak kali hamba-hamba Tuhan ini diberkati dengan kekuatan dari Allah yang menolong mereka di dalam tugas memberitakan Injil. Kita bersukacita di Amerika dewasa ini, tidak saja karena kemerdekaan beribadah yang kita peroleh dengan susah payah, tetapi juga karena perlindungan yang diberikan kepada seseorang dan semua orang dalam upaya mereka mengikuti perintah hati nurani mereka.
DLC
_______________________
¹ Lewis Peyton Little, Imprisoned Preachers and Religious Liberty in Virginia (Lynchburg, Va.: J. P. Bell Co., 1938), pp. 43-44.
---------------------
*Renungan Tambahan DR. SUHENTO LIAUW:*
1. Pernyataan Rasul Paulus dalam Rom.13, bahwa pemerintah adalah hamba Allah banyak disalahpahami orang Kristen. Dalam hal apakah pemerintahan itu hamba Allah? Bukan untuk mengatur masalah iman, tetapi menertibkan masyarakat. Tidak ada orang yang boleh berbuat sewenang-wenang terhadap sesama. Adalah tugas utama pemerintah sebagai hamba Allah untuk menghukum orang yang berbuat jahat kepada sesamanya dan memberi penghargaan kepada yang menolong sesamanya. Orang lemah sangat memerlukan perlindungan pemerintah yang baik.
2. Setiap orang yang masih memiliki hati nurani yang baik SEHARUSNYA merindukan dan menghargai pemerintah yang baik. Kita semua yang pernah merasakan kerusuhan tahun 1998 tahu persis pentingnya pemerintah. Zaman dulu di Tiongkok ketika pemerintah tidak efektif orang bukan rajin sekolah melainkan rajin latih Kungfu. Dan itulah yang menyebabkan masyarakat tidak maju karena habis waktu untuk latih Kungfu bukan berinovasi menciptakan sesuatu.
3. Hal yang semua orang Kristen harus pahami ialah tidak boleh memakai tangan pemerintah untuk membela imannya. Dan siapapun orang Kristen yang dipercayai Tuhan untuk melayaniNya di pemerintahan harus tahu bahwa pemerintah tidak boleh urus iman rakyat dan tidak boleh dimanfaatkan oleh agama menapun untuk memihaknya, karena jika pemerintah dimanfaatkan agama tertentu untuk menganiaya agama lain, maka pemerintah bukan lagi hamba Allah melainkan jadi hamba setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar