18 Februari 2025
Bacaan Hari ini:
Yohanes 8:32 (TB) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
-----------------------
Berbicara tentang kemerdekaan, yang sering terlintas di benak kita ialah soal kebebasan politik atau agama. Akan tetapi, ada satu kemerdekaan yang jauh lebih berarti: kemerdekaan spiritual Anda.
Kebanyakan orang tidak menjalani kehidupan yang merdeka secara spiritual. Mereka terkekang dari dalam. Mereka mengalami stres, kekhawatiran, kelelahan, kebosanan, kepahitan, rasa bersalah, penyesalan, ketakutan, dan kecemasan. Mereka mungkin hidup di negara yang bebas, tetapi mereka tidak merdeka secara rohani.
Yesus berkata dalam Yohanes 8:36, "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Di sini, Yesus berbicara tentang diri-Nya sendiri. Maksud-Nya adalah ketika Allah memerdekakan Anda, berarti Anda akan sepenuhnya merdeka.
Kemerdekaan pertama dari kehidupan Kristen yaitu memiliki hati nurani yang bersih. Itulah yang terjadi ketika Allah mengampuni dan menghapus semua dosa Anda. Dia seolah mengambil penghapus raksasa untuk menghapus semua kesalahan yang pernah atau yang akan Anda lakukan.
Saya pernah melihat satu tanda di sebuah pompa bensin yang bertuliskan, "Mesin yang bersih punya lebih banyak tenaga." Ini sama dengan hati nurani kita. Rasa bersalah ialah salah satu emosi yang paling merusak. Itu hanya akan membebani Anda. Alasan mengapa begitu banyak orang menjadi lelah yaitu karena mereka selalu membawa serta sebuah kantong sampah rasa bersalah di pundak mereka.
Tetapi Alkitab memberi tahu, "Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa" (Kolose 1:14). Yesus telah menebus dosa Anda dengan nyawa-Nya sendiri. Kematian-Nya tidak bertujuan untuk membuat Anda relijius, tetapi untuk memerdekakan Anda.
Apakah orang Kristen harus merasa bersalah kepada Kristus? Ya—tetapi untuk sepersekian detik. Maksudnya, saat Anda melakukan sesuatu yang salah, akuilah itu dan mintalah pengampunan-Nya, dan kemudian jangan merasa bersalah karenanya.
Ketika Anda terus merasa bersalah, itu sebenarnya merupakan suatu penghinaan terhadap Yesus. Itu seolah berkata, "Yesus, apa yang Engkau lakukan di kayu salib tidaklah cukup. Aku juga harus menghukum diriku sendiri."
Sebaliknya, bayangkan bangun setiap hari dan berseru, "Saya tidak perlu khawatir tentang itu lagi. Semuanya telah berakhir. Allah telah menebusnya. Yesus mampu melakukan yang mustahil!"
Allah menghendaki supaya hidup Anda tidak lagi memikul beban rasa bersalah. Dia ingin Anda merdeka sepenuhnya.
Sungguh sebuah kabar baik!
Renungkan hal ini:
- Mengapa kemerdekaan spiritual merupakan jenis kemerdekaan yang paling dalam?
- Apa kaitannya berpegang pada rasa bersalah sama dengan memberi tahu Yesus bahwa apa yang telah Dia lakukan di kayu salib tidaklah cukup?
- Dengan mengingat kebenaran ini, bagaimana Anda akan bergerak maju hari ini untuk menuju kemerdekaan, dan menjauh dari rasa bersalah?
Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 21-22; Matius 28
______________
Kemerdekaan yang sepenuh adalah memiliki hati nurani yang bersih. Itu bukan berarti Anda menjadi sempurna. Itu berarti Anda telah diampuni.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Admit the Truth and Be Set Free
By Rick Warren
"You will know the truth, and the truth will set you free." John 8:32 (NIV)
-----------------
Most of us don't like the truth about ourselves. We love pointing out others' flaws, but when it comes to our own, we avoid the truth, deny it, and fake it. Yet the truth, while painful at first, is what brings freedom and healing.
Jesus said, "You will know the truth, and the truth will set you free" (John 8:32 NIV).
But how can we be truthful, especially about ourselves? Humility is the key. James says, "God opposes the proud but gives grace to the humble" (James 4:6 NLT).
God's grace gives you the power to change, but to fully receive God's grace, you need to admit to four truths about yourself.
First, admit that you are broken. We're all broken, and we live in a broken world where nothing works perfectly—not the economy, relationships, or even ourselves. We've been broken by sins we've committed, sins done to us, bad choices, and painful circumstances. Admitting this takes humility, but it's the first step toward freedom and healing.
Second, admit that your secrets make you sick. David said in Psalm 32, "When I refused to confess my sin, my body wasted away. . . . My strength evaporated like water in the summer heat" (Psalm 32:3-4 NLT). Secrets drain your energy, worsen your problems, and keep you stuck. Hiding never works—it only intensifies your hurts, fears, and sins.
Third, admit your specific sins. Proverbs 28:13 says, "You will never succeed in life if you try to hide your sins. Confess them and give them up; then God will show mercy to you" (GNT). Change starts with honesty. You can't fix what you won't face.
Finally, admit that pride and fear keep you stuck. Like Adam in the garden, we hide and pretend because we're afraid of being exposed. Pride says, "I don't want anyone to know my weaknesses," and fear whispers, "What if they do?" This cycle keeps us from growing, healing, and becoming who we're meant to be.
Here's the truth: Just because your "rottenness" doesn't stink doesn't mean it's not there. We're all broken. So stop faking it and start facing it.
When you humbly admit that you don't have it all together, you open the door to God's grace, healing, and transformation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar