https://erizeli.aboutbusiness.info/2020/11/apa-untung-indonesia-kalau-boikot.html?m=1
Apa untung Indonesia kalau boikot Produk Perancis?!
Secara politik International, Perancis itu sangat kuat!
Dia anggota NATO.
Anggota tetap Dewan keamanan PBB.
Bersanding sejajar dengan Tiongkok, AS, Rusia, Inggris.
Apa artinya?
Apapun keputusan PBB tergantung 5 negara itu. Salah satu anggota dewan keamanan menolak, batal keputusan PBB.
Jadi kalau mau lawan Perancis mikir dulu dech. Artinya kalau sampai ada lagi serangan teroris di perancis, itu akan di hadapi dengan tindakan keras dan pasti seluruh Eropa termasuk AS akan bantu. Mereka punya konsesus, tidak akan pernah mau diancam oleh negara lain, apalagi oleh teroris.
Secara ekonomi, walau penduduk perancis 66 juta orang. Namun Perancis adalah kekuatan ekonomi nomor 8 terbesar dunia. Perancis anggota G8 dan sangat menentukan arah kebijakan IMF dan Worldbank. PDB Perancis USD 2,5 triliun atau dua kali dari PDB Indonesia yang berpenduduk 260 juta. Pendapatan per penduduk USD 41,896.57 per tahun (2019) atau nomor 6 terbesar di dunia. Bandingkan dengan Indonesia USD 4,175 ( 2019).
Bagaimana dengan keadilan sosial!?
Rasio GINI Perancis hanya 0,30.
Bandingkan dengan Indonesia 0,38.
Artinya secara ekonomi dengan PDB perkapita 10 kali dari Indonesia, tingkat keadilan sosial Perancis lebih tinggi.
Padahal mereka negara sekular.
Apakah ada pengaruh terhadap ekonomi Perancis bila kita boikot?!
Kalau kita boikot seperti Aqua dan susu SGM, yang pasti rugi kita. Karena 90% karyawannya adalah orang Indonesia termasuk supply chain._
Apa MUI mau tanggung jawab terhadap karyawan yang kena PHK!?
Mikirlah sebelum bertindak. Hitung untung ruginya. Jangan amarah diperturutkan.
Sementara produk lain, kalau diboikot engga efektif. Karena itu produk high grade dan mahal. Orang kaya ogah untuk ikutan boikot. Karena engga ada produk substitusi barang Perancis yang bisa kita buat sendiri.
Orang miskin pasti engga mampu dech.
Perancis sudah masuk ke level industri high tech.
Mau tahu?!
Dukungan Perancis dibidang teknology itu besar sekali. Ambil contoh, dalam rangka transformasi digital pemerintah, diperlukan infrastruktur Government Cloud. Dua unit data center sebagai bagian dari Government Cloud akan dibangun. Biaya didapat dari hibah atau pinjaman lunak dari Korea dan Perancis.
Pemeritah Prancis melalui Electricité de France (EDF) dan Agence Française de Développement (AFD) memberikan dukungan teknologi untuk pembangunan sektor kelistrikan yang tangguh dan menghasilkan emisi karbon yang rendah di Indonesia.
Program pembiayaan ditanggung oleh Perancis dalam bentuk hibah.
Tiga IPP asal Prancis , Pace Energy, Equis Energy Indonesia, dan Akuo Energy Indonesia, terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan senilai *USD 336,9 juta.
Saat ini, lebih dari 200 perusahaan Prancis yang beroperasi di Indonesia.
Bagi Prancis, hubungan kedua negara tidak hanya sebatas perdagangan tetapi juga kerja sama transfer teknologi.
Banyak perusahaan Prancis yang beroperasi di sini tidak hanya menjual produk tetapi juga membangun, menciptakan produk di sini, menjadi pusat produksi untuk pasar regional.
Apakah kita rugi kalau boikot Perancis?
Banyak sekali ruginya!
Contoh sederhana saja,
Tahun 2019, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama dengan Atase Pendidikan Perancis mulai melakukan pemetaan kebutuhan riset kolaboratif bidang sains dan teknologi.
Program ini antara lain adalah short course untuk calon guru besar, penelitian kolaboratif internasional, dan studi lanjut S-3 melalui Program 5000 Doktor.
Semua atas biaya Pemerintah Perancis!
Belum lagi yang lain.
Jadi itu sebabnya *pemerintah ogah ikutin kemauan MUI* boikot produk perancis.
Jadi udah dech.
Mending cuci muka!
Belajarlah dari Yahudi!
Walau mereka minoritas namun Perancis hargai.
Mengapa!?
Mereka menguasai 2/3 ekonomi dunia!!
Jadi kalau ingi dihormati, kerja keraslah.
Cerdaslah.
Perkuat IPTEK, bukan congor digedein!!
Edit
C.310
Tidak ada komentar:
Posting Komentar