Jumat, 28 Februari 2025

Untuk Perubahan Hidup, Ubah Pemikiran Anda

01 Maret 2025

Bacaan Hari ini:
Mazmur 1:1-3 "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."
---------------
Jika Anda ingin mengubah hidup Anda, mulailah dengan mengubah cara pikir Anda.

Mengubah pemikiran Anda ialah kunci dari awal yang baru, dalam bidang apa pun—hobi, karier, hubungan, pernikahan, atau pola asuh anak. Efesus 4:23 mengatakan, "Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu."

Apa yang dimaksud dengan roh dan pikiran yang dibaharui? Itu artinya Anda memiliki pemikiran dan sikap yang baru. Itu artinya Anda menyerahkan sikap dan pemikiran yang salah kepada Tuhan, dan "berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Roma 12:2).

Perbarui pemikiran Anda dengan melakukan dua hal berikut:

Pertama, dengarkan Firman Tuhan lebih dari dunia ini. Alkitab mengatakan, "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" (Mazmur 1:1-3). Apakah Anda ingin karakteristik tersebut menjadi kenyataan dalam hidup Anda? Jika demikian, renungkanlah Firman Tuhan setiap hari.

Kedua, pikirkan tentang pemikiran Anda. Alih-alih menerima begitu saja setiap pemikiran yang Anda punya, tantang pikiran Anda. Ketika Anda memiliki sebuah gagasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan ini: Apakah saya mau memikirkan hal ini? Apakah ini benar? Apakah ini bermanfaat? —dan apakah saya ingin merasa seperti ini?

Alkitab mengajarkan kita untuk "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (lihat 2 Korintus 10:5).

Semua perasaan Anda ditimbulkan oleh pikiran Anda. Jika Anda tak suka dengan apa yang Anda rasakan, artinya Anda perlu mengubah cara pikir Anda. Semudah, buang pikiran yang menyebabkan Anda beperasaan buruk, lalu ganti itu dengan pikiran yang lain.

Alkitab berkata, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Amsal 4:23).

Alih-alih memutar lagu lama berulang kali dalam pikiran Anda, lawanlah itu. Apa yang Anda pikirkan adalah pilihan Anda, maka, Anda tak perlu mempercayai setiap ide atau pemikiran yang Anda miliki. Ketika Anda menghadapi pemikiran yang Anda tahu tidak benar, pilihlah untuk mengubah apa yang Anda pikirkan! Anda dapat menggantinya dengan kebenaran Tuhan.

Satu-satunya cara untuk mengetahui mana yang benar yaitu dengan masuk ke dalam Firman Tuhan. Semakin banyak waktu yang Anda pilih untuk dihabiskan di dalam Firman Tuhan, semakin banyak kebenaran-Nya yang akan membantu Anda mengubah pemikiran-pemikiran Anda.

Renungkan hal ini:

- Apakah Anda ingin punya kendali atas pikiran Anda? Mengapa atau mengapa tidak?

- Mengapa menghafal ayat-ayat Alkitab itu penting ketika Anda hendak mengubah pemikiran Anda?

- Pemikiran-pemikiran apa yang terus berputar di benak Anda yang harus Anda lawan dan tantang? Bagaimana Anda akan membuat pemikiran itu tunduk kepada Kristus?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 20-22; Markus 7:1-13
___________
Mulailah mengubah pemikiran Anda hari ini. Itu akan memberi Anda sebuah awal yang baru, dan akhirnya akan mengubah hidup Anda!

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
If You Want to Change, Start with Your Thinking
By Rick Warren

"Let the Spirit renew your thoughts and attitudes." Ephesians 4:23 (NLT)
----------------
Change requires new thinking. In order to change, you must learn the truth and start making good choices, but you must also change the way you think.

The way you think determines the way you feel, and the way you feel determines the way you act. So if you want to change the way you act and feel, you must start with the way you think.

For instance, you can say, "I need to love my spouse more." But just saying that isn't going to change anything. You can't change your feelings just by willpower. You first must change the way you think about your spouse. This will eventually change the way you feel, which will then change the way you act. The Bible says, "Let the Spirit renew your thoughts and attitudes" (Ephesians 4:23 NLT).

The battle for sin—and the battle to deal with those defects in your life that you don't like—starts in your mind. If you want to change your behavior or emotions, start with your thoughts and attitude.

The renewal of your mind is related to the word "repentance." I know repentance is a dirty word for a lot of people. They think it means something bad, something they don't really want to do, something painful. They think of a guy standing on a street corner with a sign that says, "Repent! The world's about to end!"

But "repent" simply means to make a mental U-turn. Repentance is about more than changing your behavior. It's about changing your mind and learning to think differently.

You turn from guilt to forgiveness, from frustration to freedom, from darkness to light, from hatred and bitterness to love.

You may also need to change the way you think about God. He's not mad at you; he's mad about you! You're deeply flawed, but you're deeply loved.

So when you want to change, start with your mind. You can change the way you think about all kinds of things—your relationships, the economy, the world, and your past, present, and future. Changing the way you think will eventually change your emotions and your behavior.

Kamis, 27 Februari 2025

Untuk Bisa Bertumbuh, Pilihlah untuk Berubah

28 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Efesus 4:22 "Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan."
---------------
Perubahan membutuhkan pengambilan pilihan. Tak cukup hanya bermimpi untuk berubah. Tak cukup hanya menginginkan perubahan. Untuk bisa berubah, Anda perlu mengambil keputusan. Anda harus memilih untuk berubah.

Perubahan adalah sesuatu yang dipikirkan dengan matang. Apakah Anda akan menjadi berbeda enam bulan ke depan? Apakah Anda akan menjadi lebih baik setahun dari sekarang? Apakah Anda akan menjadi lebih sehat, lebih kuat, dan lebih dewasa? Apakah Anda akan menjadi lebih bahagia? Apakah Anda akan memiliki lebih sedikit utang? Apakah Anda akan semakin menjadi seperti yang Tuhan kehendaki?

Saya dapat memberi tahu Anda jawabannya sekarang: Perubahan-perubahan ini hanya akan terjadi bila Anda memilih untuk berubah—karena perubahan tidak terjadi secara kebetulan.

Perubahan membutuhkan pilihan.

Sering kali kita berpikir bahwa kita sedang menunggu Tuhan untuk mengubah kita. Tidak! Tuhan sedang menunggu Anda. Dia menunggu Anda untuk berkata, "Ya, Tuhan, aku bersedia membuat perubahan ini."

Untuk bisa bertumbuh, Anda perlu membuat pilihan yang dipertimbangkan dengan matang. Tidak ada pertumbuhan yang tanpa perubahan. Tidak ada perubahan yang tanpa kehilangan, dan tidak ada kehilangan tanpa rasa sakit. Jadi, jika Anda ingin bertumbuh, Anda harus berubah. Perubahan berarti Anda melepaskan beberapa hal lama untuk meraih beberapa hal baru.

Ini ibarat berayun di atas trapeze. Pemain trapeze berayun dari satu palang lalu harus mengulurkan tangan dan meraih palang lainnya. Di suatu titik, ia harus melepaskan palang pertama untuk meraih palang berikutnya, jika tidak, a tidak akan berhasil mencapai ke seberang. Jika ia mencoba berpegangan pada keduanya, apa yang terjadi? Ia akan terjebak di tengah, dan jatuh.

Alkitab mengatakan, "Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan" (Efesus 4:22). Lepaskan dan percayalah bahwa Tuhan bekerja di dalam Anda.

"Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2:13).

Renungkan hal ini:

- Perubahan apa yang telah Anda nantikan untuk Tuhan buat dalam diri Anda? Menurut Anda, apa tanggung jawab Anda untuk membuat perubahan itu terjadi?

- Bagaimana akuntabilitas orang percaya lainnya membantu Anda dalam membuat pilihan untuk berubah dan kemudian melaksanakannya dengan konsisten?

- Apa yang perlu Anda lakukan setelah memutuskan untuk berubah? Langkah-langkah apa yang akan membantu Anda melangkah maju?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 17-19; Markus 6:30-56
_____________
Lepaskanlah kebiasaan lama itu, luka lama itu, pola lama itu dan dosa lama dalam hidup Anda—tanggalkanlah.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
To Grow, Choose to Change
By Rick Warren

"Throw off your old sinful nature and your former way of life, which is corrupted by lust and deception." Ephesians 4:22 (NLT)
--------------------
Change requires making choices. It's not enough to dream of changing. It's not enough to desire change. To change, you need to make a decision. You must choose to change.

Change is intentional. Are you going to be any different in six months? Are you going to be better a year from now? Are you going to be healthier, stronger, and more mature? Are you going to be happier? Are you going to be less in debt? Are you going to be more like God wants you to be?

I can tell you the answer right now: These changes will only happen if you choose to change—because change doesn't happen accidentally

Change requires a choice.

A lot of times we think we're waiting on God to change us. No! God is waiting on you. He's waiting on you to say, "Yes, Lord, I'm willing to make these changes."

You will need to make intentional choices in order to grow. There is no growth without change. There is no change without loss, and there is no loss without pain. If you are going to grow, you will have to change. And change means you let go of some old things in order to grab hold of some new things.

It's like swinging on a trapeze. The trapeze artist swings out on one bar and then has to reach out and grab the other one. At some point, he's got to let go of the first one in order to grab the next one, or he won't make it to the other side. If he tries to hold on to both, what happens? He gets stuck in the middle, and he will fall.

Some of you are stuck in the middle, and you're falling because you haven't let go of the old patterns, the old habits, and the old ways of thinking. You have to let go of your old ways.

The Bible says, "Throw off your old sinful nature and your former way of life" (Ephesians 4:22 NLT). In other words, let it go. Those old habits, those old hurts, those old patterns, those old sins in your life—let them go. Throw them off and trust that God is working in you "to will and to act in order to fulfill his good purpose" (Philippians 2:13 NIV).


Rabu, 26 Februari 2025

Jika Anda Ingin Berubah, Hadapi Kebenaran

27 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Efesus 4:21 "Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus."
------------------
Kunci dari perubahan yang bersifat personal bukanlah kemauan keras. Kuncinya yaitu dengan mengetahui dan menghadapi kebenaran. Jadi, jika Anda ingin berubah, Anda harus mengetahui dan menghadapi kebenaran tentang diri Anda sendiri. Anda harus menerima kebenaran tentang kekurangan Anda, hubungan Anda, keberhasilan Anda, kegagalan Anda, masa lalu Anda, dan masa depan Anda. Dan kebenaran itu dapat ditemukan di dalam Kristus.

Tak ada dalam hidup Anda yang bisa berubah sampai Anda mengetahui dan menghadapi kebenaran. Mengapa? Karena di balik setiap kebiasaan yang merugikan diri Anda sendiri ada suatu kebohongan yang sedang Anda percayai.

Bila Anda sedang terlilit utang, mungkin itu karena Anda percaya pada kebohongan seperti, "Saya bisa membayarnya nanti" atau "Selama ini saya selalu bisa melunasinya." Anda mungkin melebih-lebihkan berapa banyak yang Anda hasilkan, atau Anda percaya pada kebohongan bahwa Anda membutuhkan rumah yang jauh lebih besar.

Akan tetapi, apakah Anda membutuhkan rumah yang lebih besar itu? Apakah Anda yakin itu benar? Dapatkah Anda membuktikannya? Apakah Anda benar-benar yakin bahwa apa yang Anda yakini tentang keuangan Anda itu tepat?

Bagaimana dengan hubungan Anda? Bagaimana dengan hal-hal yang Anda katakan kepada diri Anda tentang diri Anda sendiri? Apakah cara pikir Anda tentang masa lalu Anda benar?

Atau apakah yang Tuhan katakan tentang diri Andalah yang benar?

Alkitab mengajarkan bahwa perubahan yang bersifat personal dimulai dengan kebenaran firman. Kebenaran itu akan memerdekakan Anda. Rasul Paulus berkata, "Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus" (Efesus 4:21).

Siapakah kebenaran itu? Yesus Kristus. Dan karena Yesus adalah kebenaran, maka Dia akan selalu mengatakan kebenaran kepada Anda. Salah satu cara yang paling sering Ia lakukan untuk menyampaikan kebenaran ialah melalui firman-Nya. Karena Alkitab adalah firman-Nya, maka Alkitab adalah kebenaran. (Anda dapat membaca lebih lanjut tentang hal itu dalam 2 Timotius 3:16-17.)

Apa yang Anda dengar di televisi atau baca di buku tidak akan selalu membantu Anda karena itu tidak selalu benar. Kenyataannya, jika Anda terus-menerus terpengaruh oleh suara-suara sumbang di sekeliling Anda, maka Anda akan mendapati hidup Anda dibangun di atas fondasi kebohongan, kesalahpahaman, tipu daya, dan setengah kebenaran. Dan Anda tidak akan pernah bisa berubah.

Sebaliknya, yang Allah katakan kepada Anda selalu merupakan kebenaran. Firman Tuhan menunjukkan kepada Anda cara untuk kembali ke kehidupan yang seharusnya Anda jalani, lalu mengajarkan Anda cara untuk tetap berada di jalan Tuhan. Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk memiliki waktu teduh setiap hari di dalam firman Tuhan. Tak ada yang akan berubah sampai Anda memasukkan kebenaran ke dalam hati Anda.

Renungkan hal ini:

- Di mana, selain di dalam firman Tuhan, Anda mencari kebenaran tentang hidup Anda? Bagaimana kebenaran itu mengecewakan Anda?

- Kapan firman Tuhan membantu Anda untuk memahami suatu kebenaran tentang diri Anda?

- Perubahan apa yang perlu Anda lakukan pada jadwal dan prioritas Anda untuk meluangkan waktu setiap hari di dalam firman Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 15-16; Markus 6:1-29
_________
Pilihlah hari ini untuk menghadapi dan menanggapi kebenaran. Maka Anda akan mulai melihat perubahan positif dalam hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
If You Want to Change, Then Face the Truth
By Rick Warren

"You have heard about Jesus and have learned the truth that comes from him." Ephesians 4:21 (NLT)
-----------------
The secret to personal change is not willpower. The secret is to know and face the truth. So, if you want to change, you must know and face the truth about yourself. You need to face the truth about your weaknesses, your relationships, your successes, your failures, your past, and your future. And that truth is found in Jesus Christ.

Nothing in your life can change until you know and face the truth. Why? It's because behind every self-defeating habit in your life is a lie that you believe.

If you're in debt, it might be because you believed a lie like, "I can spend and get away with it" or "I can always pay it back." You might have overestimated how much you were going to make, or you believed the lie that you needed a much bigger house.

But did you need that bigger house? Are you sure it's the truth? Can you prove it's the truth? Are you absolutely certain that what you've believed about your finances is true?

What about your relationships? What about the things you say to yourself about yourself? Is the way you think about your past true?

Or is the truth what God says about these things?

The Bible teaches that personal change starts with truth. The truth sets you free. The apostle Paul said, "You have heard about Jesus and have learned the truth that comes from him" (Ephesians 4:21 NLT).

Who is the truth? It's Jesus. And because Jesus is the truth, he will always tell you the truth. One of the ways he'll most often tell you the truth is through his Word. Because the Bible is his Word, the Bible is truth. (You can read more about that in 2 Timothy 3:16-17.)

What you hear on television or read in books won't always help you—because it's not always the truth. In fact, if you consistently listen to what voices around you are saying, you'll find your life built on a foundation of lies, misconceptions, deceptions, and half-truths. And you will never change.

But what God tells you is always the truth. God's Word shows you how to get back to the life you were created to live, and then it shows you how to stay on God's path. This is why it is so important for you to have a daily quiet time in the Word of God. Nothing will change until you get the truth into your heart.

Choose today to face and respond to the truth. Then you'll begin to see positive change in your life.


Selasa, 25 Februari 2025

Perubahan Terjadi Karena Kuasa Tuhan, Bukan Kuasa Anda

26 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Filipi 2:13 "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
----------------
Untuk mengalami pengharapan dan penghiburan dari Tuhan, Anda perlu melihat siapa Dia agar Anda dapat melihat siapa diri Anda sejujur-jujurnya—hanya dengan begitu Anda akan dapat melihat bagaimana Dia dapat mengubah Anda.

Perubahan sering kali memicu dua reaksi negatif. Pertama, "Saya tidak punya waktu atau tenaga untuk berubah." Hidup ini terasa terlalu sibuk—terlalu banyak kewajiban, terlalu banyak tanggung jawab, terlalu banyak hal yang harus saya urus."

Kedua, "Itu cuma lelucon! Tuhan tidak dapat mengubah saya. Saya sudah mencoba ratusan kali, dan gagal, dan saya merasa sudah mengecewakan semua orang, termasuk Tuhan."

Kedua reaksi itu berasal dari keyakinan keliru bahwa perubahan sepenuhnya bergantung pada Anda sendiri. Pola pikir seperti ini melelahkan dan mengecilkan hati. Jika Anda harus berjuang seorang diri mempertahankan motivasi Anda untuk berubah setiap hari, pada akhirnya Anda akan menyerah. Akan tetapi, Tuhan menawarkan cara yang lebih baik.

Yesaya 40:28-31 mengingatkan kita dari mana datangnya kuasa yang sejati: "Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."

Perubahan sejati bukanlah soal kuasa Anda. Ini tentang kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri Anda. Bayangkan ini: upaya Anda ibarat burung kolibri yang sayap kecilnya mengepak dengan sangat cepat. Anda terbang ke sana kemari mencari gharapan, ke atas mencari harapan, ke bawah mencari harapan—berusaha mendapatkan harapan dalam hidup Anda. Anda kelelahan karena berusaha mencapai tempat yang Anda harapkan seorang diri.

Namun, kuasa Tuhan itu seperti burung elang, terbang tinggi mengikuti hembusan angin. Burung elang tidak kesulitan terbang—mereka terbang tinggi karena memang dirancang untuk menangkap angin. Demikian pula, Tuhan merancang jiwa Anda untuk terbang tinggi mengikuti hembusan angin kasih-Nya, bukan dengan usaha Anda sendiri.

Untuk menggunakan kuasa-Nya, Anda harus berhenti terbang dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari pengharapan, dan sebaliknya berkata, "Tuhan, aku membutuhkan-Mu. Aku percaya kepada-Mu setiap saat." Saat itulah Anda akan merasakan hembusan angin kasih, kekuatan, dan kuasa-Nya.

Filipi 2:13 mengatakan, "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu, yaitu kehendak dan kekuatan untuk melakukan apa yang berkenan kepada-Nya." Tuhan memberi Anda hasrat untuk berubah, bahkan saat Anda tidak merasakannya, dan Dia juga memberi Anda kekuatan untuk mengambil langkah berikutnya. Perubahan terjadi ketika Anda berhenti mengandalkan kekuatan Anda sendiri dan mulai percaya pada kekuatan dan kuasa Tuhan untuk mengubah hidup Anda.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana jadwal yang padat atau perasaan yang gagal dapat menjadi alasan yang menghalangi kita untuk mengizinkan Tuhan bekerja dalam hidup kita?

- Yesaya 40 berbicara tentang Tuhan yang memberikan kekuatan kepada yang lemah. Bagaimana Anda pernah mengalami kuasa Tuhan di saat Anda merasa tak berdaya?

- Apa artinya percaya pada Tuhan "saat demi saat" dan bagaimana Anda dapat memasukkan kepercayaan ini ke dalam kehidupan Anda sehari-hari?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 12-14; Markus 5:21-43
____________
Harapan tidak datang dari usaha yang lebih keras, tetapi dari iman yang lebih dalam kepada Allah. Allah ingin Anda mengingat kebenaran ini dan terus-menerus kembali pada-Nya sebab Dialah yang memberi Anda kekuatan untuk terbang tinggi.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
========
Change Happens in God's Power, Not Your Own
By Rick Warren

"For God is working in you, giving you the desire and the power to do what pleases him." Philippians 2:13 (NLT)
------------------
To experience God's hope and comfort, you need to see who he is in order to see who you really are—it's only then you'll be able to see how he can change you.

Change often triggers two negative reactions. First, "I don't have the time or energy to change." Life feels too busy—too many responsibilities, too many diapers, too much to handle.

Second, "Who am I kidding? God can't change me. I've tried a hundred times, failed, and feel like I've disappointed everyone, including God."

Both reactions come from the false belief that change depends entirely on you. That mindset is exhausting and discouraging. If you have to sustain your own motivation to change every day, you'll eventually give up. But God offers a better way.

Isaiah 40:28-31 reminds us where true power comes from: "The Lord is the everlasting God, the Creator of all the earth. He never grows weak or weary. No one can measure the depths of his understanding. He gives power to the weak and strength to the powerless. Even youths will become weak and tired, and young men will fall in exhaustion. But those who trust in the Lord will find new strength. They will soar high on wings like eagles. They will run and not grow weary. They will walk and not faint" (NLT).

Real change isn't about your power. It's about God's power working in you. Picture this: your efforts are like a hummingbird whose little wings are fluttering so fast. You flitter here for hope, there for hope, up for hope, down for hope—trying to get hope in your life.  You're worn out by trying to get to a place of hope on your own.

But God's power is like an eagle, soaring on the updrafts of wind. Eagles don't struggle—they rise because they are designed to catch the wind. Similarly, God designed your soul to soar on the updraft of his love, not your own striving.

To tap into his power, you must stop flitting from one place to another in search of hope and instead say, "God, I need you. I trust you moment by moment." That's when you'll feel the updraft of his love, strength, and power.

Philippians 2:13 says, "For God is working in you, giving you the desire and the power to do what pleases him" (NLT). God gives you the desire to change, even when you don't feel it, and he also gives you the power to take the next step. Change happens when you stop relying on your own strength and start trusting in God's strength and power to transform your life.

Hope doesn't come not from trying harder, but from trusting deeper. God wants you to remember this truth and to continually turn back to him because he is the one who gives you strength to soar.

Senin, 24 Februari 2025

Kasih Tuhan Tanpa Syarat dan Kekal Selamanya

25 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Yeremia 31:3 "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu."
--------------
Memahami siapa Tuhan dan bagaimana Dia mengasihi Anda dengan kasih-Nya yang kekal merupakan dasar bagi kehidupan yang penuh dengan pengharapan. Namun, juga penting bagi Anda untuk mengakui siapa diri Anda sebenarnya—seseorang yang dikasihi Tuhan, terlepas dari semua kesalahan dan kegagalan yang pernah Anda buat.

Tuhan sudah tahu segalanya tentang Anda; Dia hanya ingin Anda jujur ??kepada diri Anda sendiri.

Kebenarannya adalah kita semua telah bercacat cela. Anda dan saya. Kita hidup di dunia yang telah rusak. Roma 3:23 mengatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."

Jauh di lubuk hati, kita semua tahu ini. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Namun, alih-alih bersikap jujur, kita justru menghabiskan banyak energi kita untuk mencoba menyembunyikan kekurangan kita tersebut.

Lukas 12:2 mengingatkan kita, "Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui." Pada akhirnya, kebenaran akan terungkap, jadi mengapa harus berpura-pura? Pada akhirnya, kita semua akan menyadari bahwa kita berada di perahu yang sama—kita telah rusak, bercacat cela dan membutuhkan kasih karunia Tuhan.

Tetapi itu bukanlah keseluruhan ceritanya. Meskipun Anda bercacat cela, Anda juga dikasihi oleh Tuhan, pribadi yang paling mengenal Anda. Kasih-Nya berbeda dengan kasih manusia. Kasih manusia akan memudar dan kandas. Beberapa orang bahkan ada yang bertingkah seolah-olah Anda yang harus mengais kasih mereka.

Sebaliknya, kasih Tuhan tanpa syarat dan diberikan dengan cuma-cuma. Yeremia 31:3 mengatakan, "Dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu." Apa pun yang terjadi, Tuhan tidak akan pernah berhenti mengasihi Anda.

Alkitab juga mengatakan, "Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Roma 3:24). Pengampunan-Nya adalah anugerah, bukan sesuatu yang dapat Anda usahakan.

Tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk membuat Allah lebih mengasihi Anda dan tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk membuat-Nya kurang mengasihi Anda. Dia sudah mengasihi Anda sebanyak Anda dapat dikasihi—dengan kasih yang tak terbatas dan kekal.

Jika Anda belum menerima anugerah ini, mulailah dengan doa sederhana ini: "Tuhan, aku ingin pengampunan-Mu. Aku ingin memiliki hubungan yang dalam dengan-Mu dan kehidupan yang hanya seturut dengan kehendak-Mu." Itulah dasar untuk harapan sejati.

Bagi mereka yang telah mengetahui kebenaran ini, keadaan dan permasalahan hidup masih bisa membuat mereka merasa tidak dikasihi. Namun, kebenaran yang paling kekal tentang Anda adalah ini: Anda dikasihi oleh Tuhan.

Jujur tentang siapa diri Anda juga berarti mengakui bahwa terkadang Anda harus merasa lebih buruk terlebih dulu untuk merasa lebih baik. Percakapan yang sulit, mengakui kegagalan, atau melepaskan sumber kebahagiaan yang salah dapat mendatangkan kesedihan. Namun, percayalah kesedihan ini akan menuntun Anda pada penghiburan dari Tuhan, dan kesedihan ini akan membuka pintu menuju sukacita yang sejati.

Matius 5:4 memberikan kita janji, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."

Renungkan hal ini:

- Mengapa memahami kasih Tuhan yang kekal penting untuk menjalani hidup yang penuh pengharapan?

- Apa yang menghalangi orang untuk jujur ??tentang kekurangan dan kehancuran mereka, dan bagaimana hal ini memengaruhi hubungan mereka dengan Tuhan?

- Bagaimanakah memahami perbedaan antara kasih Tuhan yang tanpa syarat dan kasih manusia yang bersyarat akan mengubah hidup Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 9-11; Markus 5:1-20
______________
Pengharapan yang sejati datang dari melihat siapa diri Anda sebenarnya: Anda bercacat cela, tetapi sangat dikasihi oleh Tuhan. Peganglah teguh kebenaran ini setiap hari, apa pun yang terjadi dalam hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
God's Love Is Unconditional and Eternal
By Rick Warren

"I have loved you with an everlasting love; I have drawn you with unfailing kindness." Jeremiah 31:3 (NIV)
-------------------
Understanding who God is and that he loves you with an everlasting love is the foundation for a life filled with hope. But it is also important that you admit who you really are—someone loved by God in spite of all your faults and failures.

God already knows everything about you; he just wants you to be honest with yourself.

The truth is, you're broken. I'm broken. We're all broken. We live in a fallen world. Romans 3:23 says, "For everyone has sinned; we all fall short of God's glorious standard" (NLT).

Deep down, we all know this. No one claims to be perfect. But instead of being honest, we spend a lot of energy trying to hide our brokenness.

Luke 12:2 reminds us, "For there is nothing covered that will not be revealed, nor hidden that will not be known" (NKJV). Eventually, the truth comes out, so why pretend? In the end, we'll all realize we're in the same boat—broken and in need of God's grace.

But that's not the whole story. Even though you are broken, you are also loved by the One who knows you best. God's love is different from human love. Human love fades and fails. Some people even act like you have to earn their love.

But God's love is unconditional and freely given. Jeremiah 31:3 says, "I have loved you with an everlasting love; I have drawn you with unfailing kindness" (NIV). No matter what, God will never stop loving you.

The Bible also says, "Yet God, in his grace, freely makes us right in his sight. He did this through Christ Jesus when he freed us from the penalty for our sins." (Romans 3:24 NLT). This is a gift, not something you earn.

There's nothing you can do to make God love you more and nothing you can do to make him love you less. He already loves you as much as you can possibly be loved—with an infinite, eternal love.

If you haven't received this gift, it starts with a simple prayer: "God, I want your forgiveness, your relationship, and the life only you can give." That's the foundation for real hope.

For those who already know this truth, life's circumstances can still make you feel unloved. But the most lasting truth about you is this: You are loved by God.

Being honest about who you are also means recognizing that sometimes you must feel worse to feel better. Tough conversations, admitting failures, or letting go of false sources of happiness can bring grief. But this mourning leads to comfort, and this grief opens the door to real joy.

Matthew 5:4 promises, "Blessed are those who mourn, for they will be comforted" (NIV).

Real hope comes from seeing who you really are: broken, but deeply loved by God. Hold onto that truth every day, no matter what life throws at you.


Minggu, 23 Februari 2025

Melihat Siapa Tuhan Sebenarnya Memberikan Penghiburan dan Pengharapan

24 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Roma 8:31-32, 35 "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?"
------------------
Bagaimana Anda tahu bahwa Anda dapat percaya bahwa Tuhan dapat menghibur Anda? Hanya dengan memandang Tuhan sebagai Tuhan. Jika Anda berpikir Dia hendak menghukum Anda, maka Anda tak akan pernah bisa percaya pada-Nya. Tapi kebenarannya: "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:31-32).

Anda mungkin merasa Tuhan selalu mengawasi Anda, seolah sedang menunggu Anda melakukan kesalahan. Mungkin Anda memandang-Nya demikian oleh karena masa lalu kelam Anda. Tetapi pertanyaannya adalah: apakah Anda akan memercayai perasaan-perasaan Anda, atau percaya pada kebenaran tentang siapa Tuhan itu?

Roma 8:34 terus mengingatkan kita bahwa Tuhan benar-benar ada untuk kita: "Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?"

Yesus hidup, mati, dan bangkit kembali untuk menyelamatkan Anda, bukan untuk menghukum Anda. Ketika perasaan Anda mengatakan yang sebaliknya, sesungguhnya perasaan itu sedang membohongi Anda.

Siapakah sebenarnya Allah? Mazmur 86:15 mengatakan, "Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia." Allah tidak meremehkan luka Anda, dan Dia tidak mempermalukan Anda karena kebiasaan Anda. Dia melihat pergumulan Anda dan Dia berkata, "Aku dapat menolongmu melewati ini." Dia adalah Tuhan yang penuh kasih.

Allah adalah "Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah" (2 Korintus 1:3–5).

Salah satu cara untuk mengalami kasih Tuhan secara nyata yaitu dengan mengelilingi diri Anda dengan sesama orang percaya yang mengenal, mengasihi, dan mengandalkan Dia. Di dalam komunitas yang penuh kasih, Anda dapat saling mendengarkan, berbagi dengan jujur, dan saling mendorong untuk semakin dekat dengan Tuhan yang penuh kasih sayang dan belas kasih.

Renungkan hal ini:

- Apa yang Roma 8:31–32 ajarkan kepada kita tentang karakter Allah dan bagaimana Dia memandang kita? Bagaimana kebenaran ini mengubah persepsi Anda tentang Dia?

- Mengapa penting untuk berpegang pada kebenaran tentang siapa Allah alih-alih hanya mengandalkan perasaan Anda tentang Dia?

- Langkah apa yang bisa Anda ambil untuk melingkupi diri Anda dengan orang-orang yang mengingatkan Anda tentang kasih Allah dan membantu Anda melihat-Nya dengan jernih?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 7-8; Markus 4:21-41
__________
Untuk mengalami pengharapan yang sejati, Anda harus memandang Tuhan sebagai Tuhan. Pengharapan dimulai saat Anda mulai melihat-Nya dengan jernih.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Seeing Who God Really Is Brings Comfort and Hope
By Rick Warren
------------------
"If God is for us, who can be against us? He who did not spare his own Son, but gave him up for us all—how will he not also, along with him, graciously give us all things?. . . Who shall separate us from the love of Christ?" Romans 8:31-32, 35 (NIV)

How do you know you can trust God to comfort you? Only by seeing him as he really is. If you think God is out to condemn you, you'll never trust him. Yet, the truth is, "If God is for us, who can be against us? He who did not spare his own Son, but gave him up for us all—how will he not also, along with him, graciously give us all things?" (Romans 8:31-32 NIV).

You may feel like God is always watching, waiting for you to mess up. Maybe that's how you see God because of past experiences. But the question is this: will you trust your feelings or the truth of who God is?

Romans 8:34 continues to remind us that God really is for us: "Who then will condemn us? No one—for Christ Jesus died for us and was raised to life for us, and he is sitting in the place of honor at God's right hand, pleading for us" (NLT).

Jesus lived, died, and rose again to save you, not to condemn you. When your feelings tell you otherwise, they are lying.

Who is God really? Psalm 86:15 says, "You, Lord, are a compassionate and gracious God, slow to anger, abounding in love and faithfulness" (NIV). God doesn't minimize your hurts, and he doesn't shame you for your habits. He sees your struggles and it's as if he's saying, "I can help you through this." He is a compassionate God.

The Message Paraphrase says God is the "Father of all mercy! God of all healing counsel! He comes alongside us when we go through hard times, and before you know it, he brings us alongside someone else who is going through hard times so that we can be there for that person just as God was there for us. We have plenty of hard times that come from following the Messiah, but no more so than the good times of his healing comfort—we get a full measure of that, too" (2 Corinthians 1:3-5).

One way to experience God's love in a tangible way is by surrounding yourself with other believers who know, love, and have trusted God. It's in godly community that you can listen to one another, share honestly, and point each other toward your compassionate, loving God.

To experience true hope, you must see who God really is. Hope begins when you begin seeing him clearly.


Sabtu, 22 Februari 2025

Kristus adalah Satu-satunya Jalan Menuju Kemerdekaan

23 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Galatia 5:1 "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan."
------------------
Tuhan ingin Anda menjalani kehidupan yang merdeka. Dia ingin Anda terbebas dari kebiasaan yang mengontrol dan menjebloskan Anda ke dalam situasi yang buruk. Dia ingin Anda hidup tanpa rasa sakit dan luka yang membuat Anda terkungkung di masa lalu. Dia ingin Anda menghirup udara segar kebebasan yang disediakan Allah melalui Kristus.

Alkitab memberi tahu kita, "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan" (Galatia 5:1).

Kemerdekaan ini didasarkan pada pengharapan yang Anda pilih—memilih untuk percaya bahwa Tuhan itu ada, bahwa Anda penting bagi-Nya, dan bahwa Dia punya kuasa untuk membantu Anda berubah dan memerdekakan Anda.

Namun, jalan Tuhan menuju kemerdekaan sangatlah berbeda dari jalan kita. Kita sering menganggap bahwa kemerdekaan datang melalui pelarian. Kita mencoba menemukan kenyamanan dan harapan secepat mungkin—menghindari proses yang digunakan Tuhan untuk mendatangkan kesembuhan sejati.

Bagi sebagian orang, pelarian berarti alkohol, narkoba, perjudian, pornografi, belanja, makanan, atau bahkan pekerjaan. Bahkan mengasihani diri sendiri bisa menjadi sebuah pelarian, menarik kita ke masuk ke dalam tempat-tempat gelap yang mana kita pikir kita akan menemukan kelegaan.

Namun, pelarian sementara ini hanya memberikan kelegaan sesaat. Dan pada akhirnya, itu membuat kita hampa—bahkan kecanduan.

Jalan Tuhan menuju kemerdekaan mewajibkan kita untuk menghadapi kesalahan kita, luka kita, atau kebiasaan yang mengendalikan kita. Bahkan Tuhan ingin kita meratapi hal-hal ini. Berduka berarti Anda mengakui apa yang telah terhilang dan apa yang telah Anda kacaukan dalam hidup Anda. Artinya, Anda berhenti berpura-pura bisa melarikan diri menuju kemerdekaan dan mengakui bahwa dunia ini tidak bisa memberi Anda kemerdekaan yang nyata dan kekal.

Hanya Tuhan yang bisa.

Saat Anda mengakui dan meratapi hal-hal ini, Tuhan dapat memberikan Anda penghiburan dan kekuatan sejati. Dan itu akan menuntun Anda pada kemerdekaan dalam proses Tuhan mentransformasi hidup Anda. Matius 5:4 mengatakan, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."

Inilah kebenarannya: Adalah ilusi bila berpikir bahwa Anda bisa melarikan diri ke kehidupan yang nyaman yang akan menuntun Anda pada kemerdekaan. Anda hanya bisa tiba di sana melalui Yesus Kristus—dengan mengakui bahwa Anda tengah tersesat dan tengah menghadapi apa yang benar dan nyata sehingga Tuhan dapat menjumpai Anda di sana.

Ucapkan doa ini: "Tuhan, bantulah aku menerima bahwa satu-satunya harapanku ialah melalui-Mu. Bantulah aku untuk berhenti melarikan diri dan mulai percaya pada-Mu. Bantulah aku untuk melihat bahwa Engkaulah satu-satunya jalan menuju kemerdekaan dan pengharapan. Amin."

Renungkan hal ini:

- Apa arti kemerdekaan sejati di dalam Kristus buat Anda, dan bagaimana selama ini Anda telah mengalaminya dalam hidup Anda?

- Apa saja cara yang boleh jadi Anda lakukan untuk mencari pelarian, ketimbang menghadapi rasa sakit atau pergumulan Anda? Bagaimana pelarian tersebut memengaruhi Anda dalam jangka panjang?

- Bagaimana mengakui luka, kesalahan, atau kehilangan Anda dapat membuka pintu bagi Tuhan untuk memberikan penghiburan dan kesembuhan yang nyata?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 4-6; Markus 4:1-20
__________
Kemerdekaan sesungguhnya adalah kedamaian dalam hati yang hanya didapatkan dalam Yesus

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Christ Is the Only Way to Freedom
By Rick Warren

"It is for freedom that Christ has set us free. Stand firm, then, and do not let yourselves be burdened again by a yoke of slavery." Galatians 5:1 (NIV)
----------------
God wants you to live a life of freedom. He wants you to break free from the habits that control you and drag you down. He wants you to live without the pain and hurt that holds you captive to the past. He wants you to breathe in the fresh air of freedom that God provides through Christ.

The Bible tells us, "It is for freedom that Christ has set us free" (Galatians 5:1 NIV).

This freedom is based on choosing hope—choosing to believe that God exists, that you matter to him, and that he has the power to help you change and set you free.

But God's path to freedom is very different from ours. We often think freedom comes through escape. We try to find comfort and hope as quickly as possible—avoiding the process God uses to bring true healing.

For some, escape means alcohol, drugs, gambling, pornography, shopping, food, or even work. Even self-pity can become an escape, pulling us into dark places where we think we'll find relief.

But these temporary escapes only provide momentary relief. In the end, they leave us empty—or even addicted.

God's path to freedom requires that we face our faults, our hurts, or the habits that control us. In fact, God wants us to mourn these things. Mourning means you admit what you've lost and what you've messed up. It means you stop pretending you can escape your way into freedom and admit that this world cannot provide you with real and lasting freedom.

Only God can.

The moment you admit and mourn these things, God can bring you real comfort and strength. And that will lead to freedom as God transforms your life. Matthew 5:4 says: "Blessed are those who mourn, for they will be comforted" (NIV).

Here's the truth: it is an illusion to think you can escape into a comfortable life that will lead to freedom. You can only get there through God—by admitting you're lost and facing what is true and real so God can meet you there.

Consider this prayer: "Lord, help me accept that my only hope for freedom comes through you. Help me to stop escaping and start trusting you. Help me to see that you are the only path to freedom and hope. Amen."


Jumat, 21 Februari 2025

Ketakutan Membuat Anda Terperangkap—tetapi Ada Bantuan!

22 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Yakobus 5:16 "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."
---------------
Banyak orang menyembunyikan ketakutan mereka karena mereka berpikir, "Tidak ada seorang pun akan mengerti apa yang sedang kualami." Namun, ketahuilah, cara berpikir seperti itu membuat Anda terperangkap. Terperangkap merupakan situasi yang diinginkan Setan. Jadi, ia menggunakan ketakutan Anda untuk menjebak Anda dan untuk mencegah Anda meminta bantuan Tuhan dan orang percaya lainnya.

Ada tiga ketakutan yang digunakan Setan untuk membuat Anda terperangkap:

Pertama, ada ketakutan akan perasaan Anda sendiri. Anda mungkin berpikir, "Jika saya menghadapi masalah ini—rasa sakit, kenangan pahit, atau dosa ini—saya tidak akan mampu mengatasinya. Saya mungkin akan hancur, kehilangan kendali, atau bahkan bergumul dengan kesehatan mental saya.

Tapi izinkan saya menguatkan Anda: Ada di satu titik kehidupan, hampir semua orang akan punya ketakutan merasa tidak mampu untuk menangani emosi yang kuat. Namun, Anda mampu—terutama dengan pertolongan Tuhan dan sokongan dari sesama orang percaya. Marilah kita saling membantu sehingga kita dapat berhenti berpura-pura bahwa kita mampu mengatasi segalanya sendiri, padahal sebenarnya tidak, dan sebaliknya, mengandalkan satu sama lain untuk mendapatkan dukungan.

Kedua, ada ketakutan tentang bagaimana orang lain akan bereaksi. Anda mungkin berpikir, "Jika saya jujur, orang-orang akan menghakimi saya, menolak saya, bahkan meninggalkan saya. Itu menakutkan buat saya karena jika saya mengungkapkan siapa diri saya sebenarnya dan Anda tidak menyukainya, maka saya tidak punya apa-apa lagi."

Akan tetapi, Anda tidak perlu takut ditolak atau tidak disetujui. Ingatlah, seperti yang diajarkan Roma 8:31 bahwa Allah menyertai Anda. Dan ketika Anda jujur dengan komunitas orang percaya, itu sering kali membantu mereka untuk memahami pergumulan Anda dan, pada gilirannya, memperdalam hubungan Anda.

Ketiga, ada sebuah ketakutan bahwa kejujuran tidak akan membantu. Anda mungkin berpikir, "Apa gunanya? Buat apa berbagi tentang pergumulan Anda? Itu tak akan mengubah apa pun." Akan tetapi inilah kebenarannya: Yakobus 5:16 mengatakan, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."

Jadi, seberapa burukkah keadaan Anda sebelum Anda meminta bantuan sesama orang percaya? Rasa sakit sering kali merupakan asam yang menggerogoti dinding penyangkalan. Jika Anda merasa putus asa, selamat—itulah tempat terbaik untuk mulai berubah.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana Anda menopang orang lain saat mereka mengalami emosi yang sulit? Bagaimana hal itu memperkuat hubungan Anda?

- Jika Anda seperti kebanyakan orang, di suatu titik tertentu Anda takut akan penolakan atau ketidaksetujuan orang lain, maka Roma 8:31 dapat menguatkan Anda, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" Bagaimana kebenaran ayat ini membantu Anda untuk tidak takut kepada orang lain?

- Kapan Anda pernah mengalami kesembuhan karena bersikap jujur tentang dosa Anda kepada orang percaya lainnya? Pergumulan apa yang perlu Anda akui kepada seseorang hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 1-3; Markus 3
____________
Ingatlah, Kristus mati untuk memberikan Anda kasih karunia, dan kasih karunia ialah kekuatan untuk berubah. Jadi, sekaranglah saatnya untuk mengambil langkah pertama.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Fears Keep You Trapped—but There's Help!
By Rick Warren

"Confess your sins to each other and pray for each other so that you may be healed. The earnest prayer of a righteous person has great power and produces wonderful results." James 5:16 (NLT)
--------------------
Many people hide their fears because they think, "No one would understand what I'm going through." But that kind of thinking keeps you stuck. And "stuck" is right where Satan wants you to be. So he uses your fears to trap you and keep you from asking for help from God and from other believers.

There are three fears Satan uses to keep you trapped.

First, there's the fear of your own emotions. You might think, "If I face this issue—this hurt, memory, or sin—I won't be able to handle the emotions. I might fall apart, lose control, or even struggle with my mental health."

Let me reassure you: At some point, just about everyone fears not being able to handle strong emotions. But you can—especially with God's help and the support of fellow believers. We all are in this life together—so we can stop pretending we have it all together when we don't and, instead, rely on each other for support.

Second, there's the fear of how others will react. You might think, "If I'm honest, people will judge me, reject me, or abandon me. It's scary because, if I reveal who I really am, and you don't like it, I've got nothing left." But you don't need to fear rejection or disapproval. Remember, as Romans 8:31 teaches, God is for you. And when you're honest with others, that often helps them relate to your struggles and, in turn, deepens your relationship.

Third, there's the fear that honesty won't help. You might think, "What's the point? Why share? It won't change anything." But here's the truth: God promises healing when we confess. James 5:16 says, "Confess your faults to one another and pray for each other so you may be healed" (NLT). God isn't a liar. If you've never found freedom, it's because you've never been fully honest. Healing starts with humility and confession.

So, how bad does it have to get before you ask for help? Pain is often the acid that eats through the walls of denial. If you're at the end of your rope, congratulations—that's the best place for change to begin. Remember, Christ died to give you grace, and grace is the power to change. Now is the time to take the first step.


Kamis, 20 Februari 2025

Penyembuhan Terjadi di dalam Komunitas

Penyembuhan Terjadi di dalam Komunitas

21 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Yakobus 5:16 "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."
-------------------
Anda tidak dapat mengatasi ketakutan dan kegagalan Anda seorang diri. Tuhan menciptakan Anda untuk membutuhkan orang lain. Itulah sebabnya Anda harus jujur—bukan hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan orang lain—tentang godaan, kekurangan, ketakutan, dan luka Anda.

Pengkhotbah 4:9-10 mengatakan, "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" Kita diciptakan untuk saling membutuhkan. Anda tidak dirancang untuk menghadapi masalah kehidupan seorang diri.

Dalam Perjanjian Baru, kata "saling" muncul 56 kali. Kita diperintahkan untuk saling mengasihi, saling membantu, saling mendoakan, dan saling menyemangati. Itulah tujuan gereja dan kelompok kecil. Kita bukan sekadar orang percaya; kita adalah anggota. Kita hanya dapat menemukan kesembuhan yang sejati di dalam komunitas sebab Tuhan menciptakan kita untuk saling membutuhkan.

Komunitas orang percaya dapat membantu Anda melewati apa pun—bahkan dalam krisis iman sekalipun. Ayub 6:14 mengatakan, "Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa." Ketika Anda berjuang untuk percaya, sahabat sejati berkata, "Kami akan percaya untukmu. Kami akan membantumu melewati ini." Itulah persahabatan yang Tuhan inginkan untuk Anda.

Jadi, bagaimana Anda menemukan kesembuhan dalam kelompok kecil atau gereja Anda? Yakobus 5:16 punya jawabannya: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Penyembuhan datang lewat berbagi. Mengungkapkan perasaan Anda merupakan awal dari kesembuhan.

Langkah ini bisa jadi sulit oleh karena kesombongan. Anda mungkin berpikir, "Saya akan memberi tahu Tuhan, tetapi tidak dengan orang lain." Tetapi, inilah kebenarannya: Jika Anda hanya menginginkan pengampunan, beri tahu Tuhan saja; tetapi jika Anda menginginkan kesembuhan, beri tahu orang lain. Ketika Anda terbuka kepada orang lain tentang pergumulan Anda, itu akan merendahkan hati Anda. Dan itu adalah hal yang baik sebab Tuhan memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati.

Renungkan hal ini:

- Mengapa penting untuk mengakui pergumulan Anda kepada Tuhan dan seseorang yang Anda percayai di dalam Kristus?

- Mengapa Pengkhotbah 4:9-10 menekankan pentingnya memiliki seseorang untuk membantu Anda ketika Anda jatuh? Bagaimana ini berkaitan dengan kebutuhan Anda akan komunitas?

- Bagaimana Anda dapat menjadi teman yang setia, seperti yang dijelaskan dalam Ayub 6:14, untuk menopang orang lain dalam pergumulan mereka, bahkan ketika iman mereka goyah?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 26-27; Markus 2
______________
Jika Anda ingin melihat perubahan yang nyata, Anda harus jujur—dengan diri sendiri dan dengan orang-orang percaya yang tepercaya di sekitar Anda. Kesembuhan terjadi di dalam komunitas.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Healing Happens in Community
By Rick Warren

"So then, confess your sins to one another and pray for one another, so that you will be healed." James 5:16 (GNT)
--------------------
You can't overcome your fears and failures on your own. God designed you to need other people. That's why you need to be honest—not just with God, but with other people—about your temptations, defects, fears, and hurts.

Ecclesiastes 4:9-10 says, "Two are better than one, because they have a good return for their labor: If either of them falls down, one can help the other up. But pity anyone who falls and has no one to help them up." (NIV) We're wired to need each other. You were never meant to face life's problems alone.

In the New Testament, "one another" appears 58 times. We're told to love one another, help one another, pray for one another, and encourage one another. That's what churches and small groups are for. We're not just believers; we're belongers. We only find real healing in community because God wired us to need each other.

Your community of believers can carry you through anything—even a crisis of faith. Job 6:14 says, "In trouble like this I need loyal friends—whether I've forsaken God or not" (GNT). When you struggle to believe, real friends say, "We'll believe for you. We'll carry you through this." That's the kind of friendship God wants for you.

So how do you find healing in your small group or church? James 5:16 has the answer: "So then, confess your sins to one another and pray for one another, so that you will be healed" (GNT). Healing comes from sharing. Revealing your feelings is the beginning of healing.

This step is hard because of pride. You might think, "I'll tell God, but not anyone else." But here's the truth: If you only want forgiveness, just tell God; but if you want healing, tell someone else. When you're open with other people about your struggles, it humbles you. And that's a good thing, because God gives grace to the humble.

If you want to see real change, you need to get honest—with yourself and with trusted believers around you. Healing happens in community.


Rabu, 19 Februari 2025

Tuhan, Tolong Aku!

20 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
2 Korintus 1:9 "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."
---------------
Di satu titik dalam kehidupan, Anda akan mendapati diri Anda membutuhkan pertolongan. Ketika waktu itu tiba, pertama-tama Anda perlu mengakui bahwa Anda membutuhkan pertolongan. Kemudian Anda perlu meminta pertolongan itu kepada Tuhan. Dengan kata lain, beralihlah dari "Saya butuh pertolongan" menjadi "Tuhan, tolonglah saya!"

Ketika Paulus, salah satu orang beriman yang terbesar, mencapai titik terendah, itulah yang terjadi padanya. Paulus berkata, "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati" (2 Korintus 1:9).

Pikirkanlah hal itu. Jika Allah dapat membangkitkan orang mati, maka Ia juga dapat membangkitkan pernikahan yang sudah mati, karier yang sudah mati, mimpi yang sudah mati, atau pengharapan yang sudah mati. Ia ahli dalam mengubah penyaliban menjadi kebangkitan. Allah dapat melakukan mujizat ketika kita menyerahkan segalanya kepada-Nya.

Perhatikan Paulus berkata, "Supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." Segalanya! Itulah penyerahan total. Paulus bukan hanya berkata, "Tuhan, perbaiki keuanganku," atau "Tuhan, perbaiki hubungan-hubunganku." Paulus menyerahkan setiap bagian dari hidup Anda kepada-Nya—yang baik, yang buruk, dan yang jelek.

Apakah Anda pernah berserah sepenuhnya seperti itu? Pernahkah Anda berkata, "Tuhan, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada-Mu—sukacitaku, penderitaanku, kemenanganku, dan kegagalanku"?

Sebagai seorang sahabat, izinkan saya memperingatkan Anda: Jangan menunggu sampai Anda mencapai titik terendah. Jangan biarkan hidup memaksa Anda untuk menyerah.

Ada cara mudah dan cara sulit untuk berubah. Cara mudah adalah melihat cahaya, sedangkan cara sulit adalah merasakan panasnya. Sayangnya, kebanyakan dari kita menolak perubahan sampai rasa sakitnya tak tertahankan.

Alkitab mengatakannya seperti ini: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga" (Matius 5:3). Ketika Anda akhirnya berserah sepenuhnya, Tuhan turun tangan.

Maka begini prosesnya: Pertama, akui bahwa Anda membutuhkan bantuan. Selanjutnya, dengan kerendahan hati, mintalah Tuhan untuk mengambil alih. Kemudian, serahkan segalanya—masalah-masalah Anda, keangkuhan Anda, rasa sakit Anda—lalu lihat bagaimana Dia mentransformasi hidup Anda.

Renungkan hal ini:

- Menurut Anda mengapa penting untuk beralih dari "Saya butuh bantuan" menjadi "Tuhan, tolong saya"?

- Bisakah Anda, seperti Paulus, mengatakan bahwa Anda telah menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan? Jika tidak, apa yang masih Anda coba pegang sendiri?

- Matius 5:3 mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." Kapan Anda pernah mengalami berkat Tuhan ketika Anda mendapati diri Anda berada dalam situasi di mana Anda tidak memiliki kesabaran atau energi tersisa untuk menghadapi sesuatu?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 25; Markus1:23-45
__________
Jangan menunggu semuanya hancur sebelum Anda meminta pertolongan Tuhan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
God, Help Me!
By Rick Warren

"We felt we were doomed to die and saw how powerless we were to help ourselves; but that was good, for then we put everything into the hands of God, who alone could save us, for he can even raise the dead." 2 Corinthians 1:9 (TLB)
------------------
At some point in life, you'll find yourself in need of help. When that time comes, you first need to admit that you need help. And then you need to ask God for that help. In other words, move from "I need help" to "God, help me!"

When Paul, one of the greatest men of faith, hit rock bottom, that's what he did. In the Living Bible paraphrase, Paul says, "We felt we were doomed to die and saw how powerless we were to help ourselves; but that was good, for then we put everything into the hands of God, who alone could save us, for he can even raise the dead" (2 Corinthians 1:9).

Think about that. If God can raise a dead person, then he also can raise a dead marriage, a dead career, a dead dream, or a dead hope. He specializes in turning crucifixions into resurrections. God can do miracles when we hand everything over to him.

Notice that Paul said, "We put everything into the hands of God." Everything! This is total surrender. It's not just saying, "God, fix my finances," or "God, fix my relationships." It's giving him every part of your life—the good, the bad, and the ugly.

Have you ever fully surrendered like that? Have you come to a point where you say, "God, I give you my entire life—my joys, my pains, my victories, and my failures"?

As a friend, let me warn you: Don't wait until you hit bottom. Don't let life force you into surrender.

There's an easy way and a hard way to change. The easy way is to see the light; the hard way is to feel the heat. Unfortunately, most of us resist change until the pain becomes unbearable. Don't wait for everything to fall apart before you ask God for help.

The Message paraphrase of the Bible says it this way: "You're blessed when you're at the end of your rope. With less of you there is more of God and his rule" (Matthew 5:3). When you finally let go, God steps in.

So here's the process: First, admit you need help. Next, humbly ask God to take over. Then hand it all over—your problems, your pride, your pain—and watch how he can transform your life.

Selasa, 18 Februari 2025

Akui Kebenaran dan Terbebaskan

19 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Yohanes 8:32 "Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
-------------------
Sebagian besar dari kita tidak menyukai kebenaran tentang diri kita sendiri. Kita senang menunjuk kekurangan orang lain, tapi jika berbicara tentang kekurangan diri kita sendiri, kita menghindari kebenaran itu, menyangkalnya, dan berpura-pura tidak tahu. Namun kebenaran, meskipun menyakitkan pada awalnya, itulah yang mendatangkan kebebasan dan kesembuhan.

Yesus berkata, "Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yohanes 8:32).

Tetapi bagaimana kita bisa jujur, apalagi tentang diri kita sendiri? Kerendahan hati adalah kuncinya. Yakobus berkata, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati" (Yakobus 4:6).

Kasih karunia Allah memberikan Anda kekuatan untuk berubah, tetapi untuk menerima kasih karunia-Nya sepenuhnya, Anda harus mengakui empat kebenaran tentang diri Anda sendiri.

Pertama, akui bahwa Anda bercacat cela. Kita semua punya cacat cela dan hidup di dunia yang bercacat cela di mana tidak ada yang berjalan dengan sempurna—baik ekonomi, hubungan, atau bahkan diri kita sendiri. Kita rusak oleh karena dosa-dosa yang telah kita lakukan, dosa-dosa yang dilakukan kepada kita, pilihan-pilihan kita yang buruk, dan keadaan-keadaan yang menyakitkan. Mengakui hal ini membutuhkan kerendahan hati, tetapi itu adalah langkah pertama menuju kebebasan dan kesembuhan.

Kedua, akui bahwa rahasia-rahasia Anda membuat Anda sakit. Daud berkata dalam Mazmur 32, "Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela." (Mazmur 32:3-4). Rahasia menguras energi Anda, memperburuk masalah-masalah Anda, dan membuat Anda terjebak. Bersembunyi tidak akan pernah berhasil—itu hanya akan mengintensifkan luka, ketakutan, dan dosa-dosa Anda.

Ketiga, akui dosa-dosa spesifik Anda. Amsal 28:13 mengatakan, "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." Perubahan dimulai dengan kejujuran. Anda tidak dapat memperbaiki apa yang tidak Anda akui.

Terakhir, akui bahwa kesombongan dan kekhawatiran membuat Anda terjebak. Seperti Adam di taman Eden, kita bersembunyi dan berpura-pura karena kita takut terungkap. Kesombongan berkata, "Aku tidak ingin seorang pun mengetahui kelemahanku," dan kekhawatiran berbisik, "Bagaimana jika mereka mengetahuinya?" Siklus ini menghalangi kita untuk bertumbuh, sembuh, dan menjadi diri kita yang seharusnya.

Inilah kebenarannya: Hanya karena "kebusukan" Anda tidak berbau busuk, bukan berarti itu tidak ada. Kita semua bercacat cela, jadi berhentilah berpura-pura, dan mulailah menghadapinya.

Renungkan hal ini:

- Menurut Anda, mengapa rahasia-rahasia yang Anda tutupi membuat Anda sakit—secara rohani, emosional, dan terkadang bahkan secara fisik?

- Bagaimana kesombongan dan kekhawatiran membuat Anda terjebak?

- Kapan Anda pernah mengalami kebenaran yang memerdekakan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 23-24; Markus 1:1-22
__________
Ketika Anda dengan rendah hati mengakui bahwa Anda tidak memiliki segalanya, Anda sedang membuka pintu bagi kasih karunia, penyembuhan, dan transformasi dari Tuhan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Admit the Truth and Be Set Free
By Rick Warren

"You will know the truth, and the truth will set you free." John 8:32 (NIV)
---------------------
Most of us don't like the truth about ourselves. We love pointing out others' flaws, but when it comes to our own, we avoid the truth, deny it, and fake it. Yet the truth, while painful at first, is what brings freedom and healing.

Jesus said, "You will know the truth, and the truth will set you free" (John 8:32 NIV).

But how can we be truthful, especially about ourselves? Humility is the key. James says, "God opposes the proud but gives grace to the humble" (James 4:6 NLT).

God's grace gives you the power to change, but to fully receive God's grace, you need to admit to four truths about yourself.

First, admit that you are broken. We're all broken, and we live in a broken world where nothing works perfectly—not the economy, relationships, or even ourselves. We've been broken by sins we've committed, sins done to us, bad choices, and painful circumstances. Admitting this takes humility, but it's the first step toward freedom and healing.

Second, admit that your secrets make you sick. David said in Psalm 32, "When I refused to confess my sin, my body wasted away. . . . My strength evaporated like water in the summer heat" (Psalm 32:3-4 NLT). Secrets drain your energy, worsen your problems, and keep you stuck. Hiding never works—it only intensifies your hurts, fears, and sins.

Third, admit your specific sins. Proverbs 28:13 says, "You will never succeed in life if you try to hide your sins. Confess them and give them up; then God will show mercy to you" (GNT). Change starts with honesty. You can't fix what you won't face.

Finally, admit that pride and fear keep you stuck. Like Adam in the garden, we hide and pretend because we're afraid of being exposed. Pride says, "I don't want anyone to know my weaknesses," and fear whispers, "What if they do?" This cycle keeps us from growing, healing, and becoming who we're meant to be.

Here's the truth: Just because your "rottenness" doesn't stink doesn't mean it's not there. We're all broken. So stop faking it and start facing it.

When you humbly admit that you don't have it all together, you open the door to God's grace, healing, and transformation.


Senin, 17 Februari 2025

Apa Artinya Menjadi Orang yang Merdeka?

18 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Yohanes 8:32 (TB)  dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
-----------------------
Berbicara tentang kemerdekaan, yang sering terlintas di benak kita ialah soal kebebasan politik atau agama. Akan tetapi, ada satu kemerdekaan yang jauh lebih berarti: kemerdekaan spiritual Anda.

Kebanyakan orang tidak menjalani kehidupan yang merdeka secara spiritual. Mereka terkekang dari dalam. Mereka mengalami stres, kekhawatiran, kelelahan, kebosanan, kepahitan, rasa bersalah, penyesalan, ketakutan, dan kecemasan. Mereka mungkin hidup di negara yang bebas, tetapi mereka tidak merdeka secara rohani.

Yesus berkata dalam Yohanes 8:36, "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Di sini, Yesus berbicara tentang diri-Nya sendiri. Maksud-Nya adalah ketika Allah memerdekakan Anda, berarti Anda akan sepenuhnya merdeka.

Kemerdekaan pertama dari kehidupan Kristen yaitu memiliki hati nurani yang bersih. Itulah yang terjadi ketika Allah mengampuni dan menghapus semua dosa Anda. Dia seolah mengambil penghapus raksasa untuk menghapus semua kesalahan yang pernah atau yang akan Anda lakukan.

Saya pernah melihat satu tanda di sebuah pompa bensin yang bertuliskan, "Mesin yang bersih punya lebih banyak tenaga." Ini sama dengan hati nurani kita. Rasa bersalah ialah salah satu emosi yang paling merusak. Itu hanya akan membebani Anda. Alasan mengapa begitu banyak orang menjadi lelah yaitu karena mereka selalu membawa serta sebuah kantong sampah rasa bersalah di pundak mereka.

Tetapi Alkitab memberi tahu, "Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa" (Kolose 1:14). Yesus telah menebus dosa Anda dengan nyawa-Nya sendiri. Kematian-Nya tidak bertujuan untuk membuat Anda relijius, tetapi untuk memerdekakan Anda.

Apakah orang Kristen harus merasa bersalah kepada Kristus? Ya—tetapi untuk sepersekian detik. Maksudnya, saat Anda melakukan sesuatu yang salah, akuilah itu dan mintalah pengampunan-Nya, dan kemudian jangan merasa bersalah karenanya.

Ketika Anda terus merasa bersalah, itu sebenarnya merupakan suatu penghinaan terhadap Yesus. Itu seolah berkata, "Yesus, apa yang Engkau lakukan di kayu salib tidaklah cukup. Aku juga harus menghukum diriku sendiri."

Sebaliknya, bayangkan bangun setiap hari dan berseru, "Saya tidak perlu khawatir tentang itu lagi. Semuanya telah berakhir. Allah telah menebusnya. Yesus mampu melakukan yang mustahil!"

Allah menghendaki supaya hidup Anda tidak lagi memikul beban rasa bersalah. Dia ingin Anda merdeka sepenuhnya.

Sungguh sebuah kabar baik!

Renungkan hal ini:

- Mengapa kemerdekaan spiritual merupakan jenis kemerdekaan yang paling dalam?

- Apa kaitannya berpegang pada rasa bersalah sama dengan memberi tahu Yesus bahwa apa yang telah Dia lakukan di kayu salib tidaklah cukup?

- Dengan mengingat kebenaran ini, bagaimana Anda akan bergerak maju hari ini untuk menuju kemerdekaan, dan menjauh dari rasa bersalah?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 21-22; Matius 28
______________
Kemerdekaan yang sepenuh adalah memiliki hati nurani yang bersih. Itu bukan berarti Anda menjadi sempurna. Itu berarti Anda telah diampuni.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Admit the Truth and Be Set Free
By Rick Warren

"You will know the truth, and the truth will set you free." John 8:32 (NIV)
-----------------
Most of us don't like the truth about ourselves. We love pointing out others' flaws, but when it comes to our own, we avoid the truth, deny it, and fake it. Yet the truth, while painful at first, is what brings freedom and healing.

Jesus said, "You will know the truth, and the truth will set you free" (John 8:32 NIV).

But how can we be truthful, especially about ourselves? Humility is the key. James says, "God opposes the proud but gives grace to the humble" (James 4:6 NLT).

God's grace gives you the power to change, but to fully receive God's grace, you need to admit to four truths about yourself.

First, admit that you are broken. We're all broken, and we live in a broken world where nothing works perfectly—not the economy, relationships, or even ourselves. We've been broken by sins we've committed, sins done to us, bad choices, and painful circumstances. Admitting this takes humility, but it's the first step toward freedom and healing.

Second, admit that your secrets make you sick. David said in Psalm 32, "When I refused to confess my sin, my body wasted away. . . . My strength evaporated like water in the summer heat" (Psalm 32:3-4 NLT). Secrets drain your energy, worsen your problems, and keep you stuck. Hiding never works—it only intensifies your hurts, fears, and sins.

Third, admit your specific sins. Proverbs 28:13 says, "You will never succeed in life if you try to hide your sins. Confess them and give them up; then God will show mercy to you" (GNT). Change starts with honesty. You can't fix what you won't face.

Finally, admit that pride and fear keep you stuck. Like Adam in the garden, we hide and pretend because we're afraid of being exposed. Pride says, "I don't want anyone to know my weaknesses," and fear whispers, "What if they do?" This cycle keeps us from growing, healing, and becoming who we're meant to be.

Here's the truth: Just because your "rottenness" doesn't stink doesn't mean it's not there. We're all broken. So stop faking it and start facing it.

When you humbly admit that you don't have it all together, you open the door to God's grace, healing, and transformation.


Minggu, 16 Februari 2025

Tuhan Memberkati Anda agar Anda dapat Memberkati Orang Lain

17 Februari 2025

Bacaan Hari ini:

Kisah Para Rasul 2:44-45 "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing."
------------------
Tidak ada yang berkorban seperti jemaat mula-mula. Alkitab mengatakan dalam Kisah Para Rasul 2:44-45, "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing."

Orang-orang Kristen ini bukan hanya memberikan uang mereka, tapi mereka juga bermurah hati dengan semua yang mereka miliki. Mereka bermurah hati sepenuhnya.

Tuhan tidak memberkati Anda dengan harta kekayaan hanya untuk kesenangan Anda sendiri, tetapi untuk membuat sebuah perbedaan bagi orang lain. Tuhan tidak memberkati Anda untuk kepentingan Anda sendiri. Dia memberkati Anda supaya Anda dapat memberkati orang lain.

Berikut ini empat hal yang perlu Anda ingat ketika menggunakan berkat-berkat Anda sebagaimana yang Tuhan kehendaki.

Berkat Anda harus mengalir kepada orang lain.

"Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga" (Filipi 2:4). Ini merupakan hukum berkat yang pertama: Berkat Anda harus mengalir ke luar.

Bagaimana cara memberkati orang lain? Dengan memenuhi apa yang mereka butuhkan, baik itu dukungan fisik atau emosional, bantuan keuangan, atau nasihat yang berguna.

Ketika Anda memberkati orang lain, Tuhan memenuhi kebutuhan Anda.

Lukas 18:29-30 menjelaskan, "Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."

Ketika Anda fokus membantu orang lain, Tuhan turut bekerja dalam masalah Anda. Itulah berkat yang nyata karena Dia jauh lebih ahli dalam menangani kesulitan Anda daripada Anda sendiri.

Berkat yang Anda beri akan kembali kepada Anda.

Semakin Anda memberkati dan membantu orang lain, semakin Tuhan memberkati hidup Anda. Lukas 6:38 mengatakan, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Anda tidak bisa mengalahkan Tuhan dalam hal memberi. Kadang saya membayangkan Tuhan berkata: "Baik, mari kita bermain sebuah permainan kecil. Mari kita lihat siapa yang bisa memberi paling banyak. Tapi ketahuilah, Aku selalu menang! Karena semakin engkau memberkati orang lain, semakin Aku akan memberkatimu sebagai balasannya."

Semakin Anda diberkati Tuhan, semakin Dia mengharapkan Anda untuk membantu orang lain.

Yesus mengatakannya seperti ini dalam Lukas 12:48 "Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

Renungkan hal ini:

- Bagaimana hidup Anda saat ini seandainya dulu Anda sepenuhnya bermurah hati?

- Bagaimana selama ini Anda melihat Tuhan memberikan apa yang Anda butuhkan sebagaimana Anda telah bermurah hati kepada orang lain?

- Setelah Anda mengetahui bahwa Tuhan memberkati Anda agar Anda dapat memberkati orang lain, apa satu langkah yang dapat Anda ambil hari ini untuk sepenuhnya menjadi seseorang yang murah hati?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 19-20; Matius 27:51-66
_____________
Anda diberkati untuk menjadi berkat. Itulah sebuah kebenaran yang penuh pengharapan dan semangat untuk kita ingat. Di dunia yang mendorong kita untuk hanya memikirkan diri sendiri ini, temukanlah cara untuk bermurah hati dengan segenap hati Anda kepada orang-orang yang telah Tuhan hadirkan dalam hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
God bless you so you can bless others

February 17, 2025

Today's reading:The Acts 2: 44-45 "And all those who have become trusting remain united, and all their belongings are mutual belonging, and there are always from those who sell their property, then distribute them to everyone according to their needs each. "
-----------------
Nothing sacrificed like the initial congregation.The Bible says in the Acts 2: 44-45, "and all those who have become believed to remain united, and all their belongings are mutual belongings, and there are always from those who sell their property, then distribute them to everyone according to needeach."

each one
respectively
severally
in each specific case
apiece
single
These Christians not only give their money, but they are also generous to everything they have. They are fully sneered.

God does not bless you with wealth just for your own pleasure, but to make a difference for others. God does not bless you for your own interests. He bless you so you can bless others.

Here are four things you need to remember when using your blessings as God wants.

Thanks to you must flow to others.

"And do not every person only pay attention to their own interests, but the interests of others too" (Philippians 2: 4). This is the first blessing law: thanks to you must flow out.

How to bless others? By fulfilling what they need, be it physical or emotional support, financial assistance, or useful advice.

When you bless others, God meets your needs.Luke 18: 29-30 explained, "Jesus said to them:" I said to you, in fact every person who because of the kingdom of God left his home, his wife or his brother, his parents or children, would receive a double folding at this time too, And in the futureHe will accept eternal life. "When you focus on helping others, God also works on your problems. That's a real blessing because he is far more expert in handling your difficulties than yourself.

Thanks to what you give will return to you.

The more you bless and help others, the more God bless your life. Luke 6:38 says, "Give and you will be given: a good dose, which is compacted, shaken and spilled out will be poured into thousands of you. Because the size you use to measure, will be drawn to you. "You cannot defeat God in terms of giving. Sometimes I imagine God says:" Good, let's play a small game. Let's see who can give the mostBut know, I always win! Because the more you bless others, the more I will bless you in return. "

The more you are blessed by God, the more he expects you to help others.

Jesus said it like this in Luke 12:48 "But whoever does not know the will of his master and do what should bring in a blow, he will receive a little blow. Everyone who is given a lot of him, from him will be prosecuted, and to whom many are entrusted, from him there will be more prosecuted. "

Contemplate this:

- How is your life right now if you used to be fully generous?

- How have you seen God giving what you need as you have been generous to others?


.- After you know that God blesses you so you can bless others, what are the steps you can take today to be fully generous?

Bible reading a year:
Priesthood 19-20; Matthew 27: 51-66
_____________
You are blessed to be a blessing. That is a truth that is full of hope and enthusiasm for us to remember. In the world that encourages us to just think about ourselves, find a way to be generous to all your hearts to people who God has presented in your life.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Sabtu, 15 Februari 2025

Bebaskan Diri Dari Jeratan Finansial

16 Februari 2025

Bacaan Hari ini:
Roma 13:7–8 "Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat."
-------------------
Salah satu tujuan Tuhan adalah agar Anda terbebas dari utang. Itu sangat mungkin terjadi apabila Anda disiplin. Jika Anda belum pernah terbebas dari utang, Anda tak akan tahu kebebasan yang akan Anda rasakan ketika tidak memiliki utang apa pun, kepada siapa pun.

Inilah alasan mengapa memiliki kehidupan yang tanpa utang sangatlah penting: Jika Tuhan memanggil Anda untuk melakukan sesuatu saat ini, Anda mungkin tidak dapat melakukannya karena belenggu finansial yang menghambat Anda.

Roma 13:8 mengatakan, "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga."

Untuk dapat terbebas dari utang sepenuhnya, Anda perlu membuat rencana pelunasan. Ya, itu akan sulit—itulah sebabnya banyak orang terlilit utang. Faktanya, kebanyakan orang kurang disiplin dalam mengikuti prinsip-prinsip keuangan Tuhan. Berikut ini langkah-langkah yang harus diikuti:

- Pertama, berikan 10% kepada Tuhan.

- Kedua, sisihkan 10% untuk masa depan Anda.

- Terakhir, hiduplah dengan 80% dan buatlah rencana pelunasan.

Anda mungkin bertanya-tanya, "Haruskah saya benar-benar membayar persepuluhan dan menabung sebelum melunasi utang?" Ya! Mengapa? Karena Anda membutuhkan pertolongan Tuhan untuk terbebas dari utang.

Jika Anda menunggu hingga Anda melunasi semuanya untuk mulai menabung atau membayar persepuluhan, Anda tak akan pernah bisa melakukannya. Penghasilan Anda akan selalu dilampaui oleh keinginan Anda.

Jika Anda tidak dapat hidup dengan 80% penghasilan Anda, berarti Anda hidup di luar kemampuan Anda. Berikan kepada Tuhan terlebih dahulu, lalu berikan untuk diri Anda, dan terakhir, berkomitmenlah untuk melunasi utang Anda.

Bayangkan Anda dapat dengan merdeka berkata, "Saya tidak berutang apa pun kepada siapa pun." Bayangkan kebebasan finansial di mana Anda bisa segera bertindak ketika Tuhan memberikan peluang baru dalam hidup Anda. Biarkan hari ini menjadi hari Anda berkomitmen dalam perjalanan ini. Dengan pertolongan Tuhan itu mungkin, sebab itu adalah rancangan-Nya atas Anda.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana utang menghambat Anda untuk mengejar misi yang diberikan Tuhan saat ini?

- Apakah Anda tengah bergumul dalam disiplin menabung dan membayar persepuluhan? Mengapa atau mengapa tidak?

- Bagaimana hal itu memotivasi Anda untuk membayangkan masa depan Anda dengan kebebasan finansial di mana Anda dapat berkata ya kepada Tuhan kapan pun dan untuk apa pun yang Dia minta?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 17-18; Matius 27:27-50
____________
Di masa-masa sulit, tetaplah taat pada anggaran Anda dan fokuslah pada tujuan Anda untuk mencapai kebebasan finansial. Tuhan akan menghargai komitmen Anda dan membimbing Anda untuk menuju damai sejahtera karena terbebas dari utang.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Break Free from Financial Bondage
By Rick Warren

"Give to everyone what you owe them: If you owe taxes, pay taxes; if revenue, then revenue; if respect, then respect; if honor, then honor. Let no debt remain outstanding." Romans 13:7–8 (NIV)
---------------------
One of God's goals is for you to be debt-free. It's absolutely possible if you are disciplined. If you've never experienced being debt-free, you have no idea the freedom it brings when you don't owe anything to anyone.

Here's why it's so important: If God called you to do something right now, you might not be able to do it because of financial bondage.

Romans 13:8 says, "Let no debt remain outstanding" (NIV). This means that if you're only paying the minimum on your credit cards, you're not fully repaying your debts, and God cannot bless that

To break free, you need to set up a repayment plan. Yes, it will be hard—that's why so many people are in debt. The fact is that most people lack the discipline to follow God's financial principles. But here's the order to follow:

First, give 10% to God.
Second, save 10% for your future.
Finally, live on 80% and set up a repayment plan.
You may wonder, "Should I really tithe and save before paying off debts?" Yes! Why? Because you need God's help to get out of debt.

If you wait until you've paid everything off to start saving or tithing, you never will. Your income will always be outpaced by your desires.

If you can't live on 80%, you're living beyond your means. Pay God first, pay yourself second, and commit to repaying your debts.

When times get tough, stick to your budget and focus on your goal of financial freedom. God will honor your commitment and guide you toward the peace of being debt-free.

Imagine the freedom of saying, "I don't owe anything to anyone." Imagine the financial freedom of being able to immediately act when God presents new opportunities in your life. Let today be the day you commit to this journey. With God's help, it's not only possible—it's his plan for you.