Pilih Tempat, Waktu, dan Kata-Kata yang Tepat
19 Oktober 2024
Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 3:1, 7 "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;"
-----------------
Cepat atau lambat, kita semua harus mengalami suatu percakapan yang sulit. Mungkin atasan Anda meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani Anda. Atau mungkin perspektif Anda tidak sejalan dengan persepektif orang tua Anda. Ketika Anda perlu melakukan suatu percakapan yang sulit, adalah penting untuk merespons situasi tersebut dengan bijak. Anda harus memilih tempat, waktu, dan kata-kata yang tepat.
Pertama, pilih tempat yang tepat. Selalu lakukan percakapan ini secara tertutup. Jika Anda membuka masalah itu di dalam forum atau kelompok, Anda mungkin akan membuat orang tersebut bersikap defensif.
Suasana yang tertutup memungkinkan terjadinya diskusi terbuka tanpa adanya tekanan dari audiens. Cobalah dengan rendah hati dan dari hati ke hati bertanya, "Bisakah kita menyelesaikan masalah ini?" Dengan pendekatan itu, kemungkinan besar rekonsiliasi itu akan berhasil.
Kedua, pilih waktu yang tepat. Ada waktu yang tepat dan waktu yang salah untuk mengemukakan masalah dengan siapa pun, baik itu dengan atasan Anda, guru Anda, orang tua Anda, atau orang lain. Waktu adalah kuncinya. Jangan memulai percakapan saat Anda atau orang yang ingin Anda ajak bicara sedang lelah, frustrasi, atau lapar. Tunggu sampai mereka lebih gembira dan lebih mungkin untuk menerima.
Alkitab mengatakan, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara" (Pengkhotbah 3:1, 7). Sebelum Anda memulai suatu percakapan yang sulit, tanyakanlah pada diri Anda, "Apakah waktunya tepat?"
Ketiga, pilih kata-kata yang tepat. Cara Anda menyampaikan sangatlah penting. Pilih dan susunlah kata-kata Anda dengan hati-hati. Dan, jika semua cara gagal, paling tidak bersikaplah sopan!
Alkitab mengajarkan, "Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan" (Amsal 16:21). Saya suka mengingatkan diri saya sendiri, "Saya tidak akan pernah bisa meyakinkan orang lain bila saya kasar." Tidak perlu menutup-nutupi kebenaran, tetapi hikmat harus selalu digunakan. Kejujuran tanpa hikmat hanyalah suatu kekejaman.
Pastikan Anda memilih tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan kata-kata yang tepat. Itu akan membuat Anda lebih mungkin mengekspresikan diri dengan jelas—dan orang lain akan menerima pesan Anda.
Renungkan hal ini:
- Pernahkah Anda mencoba meyakinkan seseorang tentang sesuatu di waktu yang salah? Bagaimana hasilnya?
- Menurut Anda, mengapa dengan menggunakan kata-kata yang lemah lembut membuat Anda lebih persuasif?
- Dapatkah Anda memikirkan suatu situasi di mana Anda bersikap persuasif karena Anda tidak bersikap kasar? Apa yang terjadi?
Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 17-20; I Tesalonika 2
____________
Saat Anda menghadapi suatu percakapan yang sulit, persiapkan diri Anda agar dapat membuahkan hasil yang baik.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Choose the Right Place, Time, and Words
By Rick Warren
"There is a time for everything . . . a time to be silent and a time to speak." Ecclesiastes 3:1, 7 (NIV)
--------------------
Sooner or later, we all have to have hard conversations. Maybe a boss has asked you to do something that goes against your conscience. Or perhaps your perspective isn't lining up with your parents' point of view. When you need to have a difficult conversation, it's important to approach the situation thoughtfully. You need to choose the right place, time, and words.
First, choose the right place. Always have these conversations in private. If you bring up the issue in a group setting, you may put the other person on the defensive.
A private setting allows for an open discussion without the pressure of an audience. Try humbly and privately asking, "Can we work this out?" With that approach, you're more likely to succeed.
Second, choose the right time. There's a right and wrong time to bring up an issue with anyone, whether it's your boss, your teacher, your parents, or someone else. Timing is key. Don't start a conversation when you or the person you want to talk with is tired, frustrated, or hungry. Wait until they're more content and more likely to be receptive.
The Bible says, "There is a time for everything . . . a time to be silent and a time to speak" (Ecclesiastes 3:1, 7 NIV). Before you begin a hard conversation, ask yourself, "Is the timing right?"
Third, choose the right words. The way you phrase your request is important. Choose your words carefully. And, when all else fails, just be polite!
The Bible teaches, "A wise, mature person is known for his understanding. The more pleasant his words, the more persuasive he is" (Proverbs 16:21 GNT). I like to remind myself, "I'm never persuasive when I'm abrasive." If you've got an arrow to shoot, dip it in honey first.
The next time you're facing a tough conversation, set yourself up for success. Make sure you choose the right place, the right time, and the right words. That will make it more likely that you express yourself clearly—and that the other person is receptive to your message.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar