Rabu, 20 November 2024

Pilih Iman Ketimbang Rasa Takut

21 November 2024

Bacaan Hari ini:
Ibrani 11:27 "Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan."
------------------
Musa membuat sebuah resolusi matang tentang cara dia menjalani hidup. Inilah salah satu resolusi Musa: Ia memilih untuk hidup dengan iman, ketimbang dengan rasa takut.

Anda akan dihadapkan pada beberapa pilihan. Akankah Anda memilih untuk hidup dengan iman ataukah dengan rasa takut?

Alkitab mengatakan tentang Musa dalam Ibrani 11:27, "Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan."
Musa mendatangi orang yang paling berkuasa di dunia pada saat itu dan berkata, "Anda tahu budak-budak yang membangun semua piramidmu? Aku akan membawa mereka semua, dan kami semua akan keluar dari sini. Anda tidak akan bisa melakukan perbudakan lagi. Biarkan bangsaku pergi."
Sesungguhnya Musa punya banyak alasan untuk takut. Dia berdiri melawan seseorang yang begitu berkuasa di planet bumi. Pada zaman itu, Firaun dianggap sebagai tuhan, dan apa pun yang dikatakannya adalah sebuah hukum. Namun, Musa berani menghadapinya dan menyatakan, "Kami tidak akan melakukan apa yang Anda perintahkan lagi. Aku tidak takut pada Anda karena aku hanya tunduk pada otoritas yang tertinggi." Itu butuh nyali yang besar!

Apakah Anda menginginkan iman yang sama dalam hidup Anda untuk mampu mengalahkan ketakutan Anda? Semakin dekat Anda dengan Tuhan, semakin Anda akan dipenuhi dengan iman. Semakin jauh Anda dari Tuhan, semakin Anda akan dipenuhi dengan ketakutan.
Saya ingin menekankan betapa pentingnya iman di sepanjang hidup Anda. Alkitab mengatakan, "Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (lihat Roma 14:23). Berapa kali Anda telah berbuat dosa minggu ini? Banyak sekali. Begitu pula saya. Karena apa pun yang saya lakukan yang tidak dilakukan dengan iman tetapi dilakukan dengan keragu-raguan adalah dosa.
Alkitab juga mengatakan bahwa tanpa iman adalah tidak mungkin dapat menyenangkan Tuhan. Berapa kali Anda menyenangkan Tuhan minggu ini?
Alkitab juga mengatakan, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah" (lihat Ibrani 11:6).

Apakah Anda menginginkan sesuatu berubah dalam hidup Anda? Daripada mengeluh, mulailah untuk percaya. Tuhan tidak tergerak oleh keluhan. Tuhan tergerak oleh iman, yaitu kebenaran yang kita lihat dalam kata-kata Yesus ini: "Jadilah kepadamu menurut imanmu" (Matius 9:29). Iman Anda punya dampak besar pada karya Allah dalam hidup Anda.

Ini kuncinya: Yang penting bukanlah besarnya iman Anda, tetapi besarnya Tuhan Anda. Sedikit iman kepada Tuhan yang besar akan menghasilkan hasil yang besar!

Renungkan hal ini:

- Bagaimana selama ini rasa takut menghalangi Anda untuk meraih berkat Tuhan?

Apa bukti yang tampak bahwa seseorang adalah orang yang beriman?

Semakin dekat Anda dengan Tuhan, semakin kuat iman Anda. Apa yang perlu Anda lakukan agar semakin dekat dengan Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 1-2; Ibrani 6:1-8
___________
Ini kuncinya: Yang penting bukanlah seberapa besar iman Anda, tetapi seberapa besar Tuhan yang Anda percaya. Beriman kepada Tuhan yang besar akan menghasilkan dampak yang besar!

(Diterjemahkan dari Daily
Devotional by Rick Warren)
===========
Choose Faith over Fear
By Rick Warren

"By faith he left Egypt, not fearing the king's anger; he persevered because he saw him who is invisible." Hebrews 11:27 (NIV)
------------------
Moses made intentional resolutions about how to live his life, and it's important that you do too. One of Moses's resolutions was this: He chose to live by faith rather than by fear.

You're going to face the same choice. Will you choose to live by faith or by fear?

The Bible says in Hebrews 11:27, "By faith he left Egypt, not fearing the king's anger; he persevered because he saw him who is invisible" (NIV).

Moses went to the most powerful man in the world and said, "You know those slaves who are building all your pyramids? I'm taking them, and we're all leaving. You're not going to have slave labor anymore. Let my people go."

Moses had every reason to be afraid; he was standing against the most powerful man on the planet. In those days, Pharaoh was considered a god, and whatever Pharaoh said was the law.

And here comes Moses, saying, "We aren't going to do what you say anymore. I'm not afraid of you because I report to a higher authority." It took some guts to do that!

Do you want that same kind of faith in your life so you can overcome your fear? The closer you get to God, the more you're going to be filled with faith. The further away you get from God, the more you're going to be filled with fear.

I cannot over-emphasize the importance of faith for the rest of your life. The Bible says, "Whatever is not of faith is sin" (Romans 14:23 TLV).

How many times did you sin this week? A lot. So did I. Anything that I didn't do in faith—that I did in doubt—was a sin.

The Bible also says, "Without faith it is impossible to please God" (Hebrews 11:6 NIV). How many times did you please God this week?

Do you want something to change in your life? Stop complaining and start believing. God is not moved by complaints. God is moved by faith: "According to your faith let it be done to you" (Matthew 9:29 NIV). Your faith has a big impact on what God does in your life.

Here's the key: What matters is not the size of your faith but the size of your God. A little faith in a big God gets big results!


Selasa, 19 November 2024

Sebutkan Nilai-Nilai Anda, Lalu Jalani Hidup Berdasarkan Nilai-Nilai Tersebut

20 November 2024

Bacaan Hari ini:
Ibrani 11:26 "Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah."
-----------------
Apa yang paling penting buat Anda? Apa tiga atau empat nilai-nilai terutama yang Anda pegang dalam hidup Anda?

Inilah sebuah keputusan yang akan mengubah hidup Anda: Memilih nilai-nilai Tuhan, daripada nilai-nilai dunia. Musa membuat sebuah resolusi yang mengubah hidupnya. Dan itulah mengapa Tuhan memakai dia dalam pekerjaan-Nya!

Ibrani 11:26 mengatakan, "Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah."

Musa telah menimbang mana yang baik dan yang buruk. Dia telah menentukan apa yang paling penting baginya. Dia tahu apa nilai-nilai yang paling utama bagi dirinya.

Saya dapat menyebutkan dengan mudah nilai-nilai terpenting yang saya pegang: kejujuran, kerendahan hati, dan kemurahan hati. Sudah sejak lama saya telah memutuskan untuk membangun hidup saya di atas tiga prinsip ini—karena itu merupakan penawar dari tiga perangkap kepemimpinan.

Bisakah Anda sebutkan tiga nilai terpenting yang Anda pegang dalam hidup Anda? Jika Anda tak dapat menyebutkannya, berarti Anda belum menjalankannya.

Sebelum Anda membiarkan hari ini berlalu, duduklah dan tanyakan pada diri Anda sendiri, "Apa yang paling penting buat saya? Apa nilai-nilai paling utama dalam hidup saya?" Tuliskanlah, sebab jika Anda belum menentukannya, Anda tidak bisa menjalaninya dengan komitmen.

Mengapa hal itu begitu penting? Sebab jika Anda belum memutuskan apa yang paling penting dalam hidup Anda, maka orang lain yang akan menentukannya untuk Anda. Mereka akan mendorong Anda masuk ke dalam ekspektasi mereka, dan Anda akan menjalani hidup Anda dengan nilai-nilai mereka, bukan nilai Anda sendiri.

Renungkan hal ini:

- Apa tiga nilai terpenting dalam hidup Anda?

- Jika Anda belum yakin dengan nilai-nilai itu, apa yang bisa Anda lakukan untuk menetapkannya?

- Perubahan apa yang perlu Anda lakukan agar hidup Anda lebih selaras dengan nilai-nilai Anda tersebut?

Bacaan Alkitab Setahun :
Obaja 1; Ibrani 5:11-14
___________
Ketika Anda tahu apa yang paling penting buat Anda dan memilih untuk hidup berdasarkan nilai-nilai Tuhan, maka Tuhan akan memakai Anda dalam pekerjaan-Nya dan memberkati hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Name Your Values, Then Live by Them
By Rick Warren

"[Moses] regarded disgrace for the sake of Christ as of greater value than the treasures of Egypt, because he was looking ahead to his reward." Hebrews 11:26 (NIV)
-------------
What matters most to you? What are the top three or four values in your life?

Here's a decision that will transform your life: Choose God's values over the world's. Moses made this life-shaping resolution. And that's why God used him!

Hebrews 11:26 says, "He regarded disgrace for the sake of Christ as of greater value than the treasures of Egypt, because he was looking ahead to his reward" (NIV).

Moses made an assessment of his values. He clarified what mattered most to him. He knew what his top values were.

I can easily name my top values: integrity, humility, and generosity. I decided long ago that I wanted to build my life on those three things—because they're the antidotes to the three traps of leadership.

Can you name the three most important values in your life? If you can't, then you certainly can't live by them.

Before you let another day go by, sit down and ask yourself, "What's most important to me? What are the top values in my life?" Write them down—because until you clarify your values, you can't live by them.

Why is this so important? If you don't decide what's important in your life, other people will decide for you. They'll shape you into their mold, and you'll live your life by their values, not your own.

When you know what's most important to you and choose to live by God's values, God will use you and bless your life too.


Senin, 18 November 2024

Pilih Rasa Sakit Jangka Pendek untuk Memperoleh Keuntungan Jangka Panjang

19 November 2024

Bacaan Hari ini:
Ibrani 11:25 "Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa."
--------------------
Jika Anda ingin menjadi cakap dalam segala hal—jika Anda ingin memperoleh manfaat jangka panjang—Anda harus menerima rasa sakit sementara. Siapa pun yang pernah mengikuti kompetisi olahraga tahu hal ini. Untuk dapat lolos mengikuti suatu kejuaraan, Anda harus bekerja keras dan berlatih berjam-jam.

Hal ini tidak hanya berlaku dalam bidang olahraga. Ini juga berlaku dalam hal finansial dan relasional. Saya menjalani pernikahan yang baik, tetapi itu adalah berkat kerja keras saya dan istri saya selama bertahun-tahun. Dan itu tidaklah mudah. Agar pernikahan Anda langgeng, Anda harus berusaha mewujudkannya, sama seperti hal-hal lain dalam hidup ini.

Sebagian besar masalah Anda muncul atas ketidakmampuan Anda dalam menunda kepuasan. Dunia ini mengajarkan kita untuk berpikir, "Saya ingin punya segalanya, dan saya menginginkannya sekarang juga. Saya ingin mendapatkannya dengan gratis dan mudah." Tetapi, kehidupan ini tidak bekerja seperti itu!

Untuk dapat memperoleh keuntungan jangka panjang, Anda harus menentukan pilihan, seperti yang dilakukan Musa: "Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa" (Ibrani 11:25).

Dia memilih untuk menderita sengsara— memikul rasa sakit jangka pendek demi memperoleh keuntungan jangka panjang, dengan melakukan hal-hal yang benar.

Rasa sakit ialah bagian dari kehidupan. Bila saat ini Anda memilih untuk melakukan hal yang sulit, berusaha keras untuk belajar dan bertumbuh, dan berusaha untuk menjadi kuat dan dewasa, percayalah di kemudian hari Anda akan merasakan manfaatnya.

Misalnya, beberapa orang sedang menikmati manfaat dari keputusan yang mereka buat sebelumnya untuk tidak menghabiskan uang lebih banyak daripada pendapatan mereka—mereka menggunakannya untuk ditabung, untuk memberikan persepuluhan, dan untuk memuliakan Tuhan. Saat ini mereka sedang merasakan manfaat dari keputusan yang mereka ambil bertahun-tahun lalu karena mereka disiplin dan bersedia melakukan hal yang sulit terlebih dahulu.

Renungkan hal ini:

- Apa rasa sakit jangka pendek yang sedang Anda alami yang membutuhkan perspektif surgawi?

- Bagaimana selama ini Anda melihat bahwa keputusan sulit yang telah Anda buat di masa lalu atau waktu yang sudah Anda korbankan memberikan Anda keuntungan jangka panjang?

- Menurut Anda mengapa saat ini Tuhan mau Anda memilih menjalani hal yang sulit, bahkan jika itu artinya Anda harus menderita atau menanggung kesengsaraan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 5-9; Ibrani 5:1-10
__________
Ketika Anda memilih menanggung rasa sakit jangka pendek seperti Musa, maka Anda akan melihat Tuhan memerdekakan Anda sehingga Anda dapat menikmati keuntungan jangka panjang.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
For Long-term Gain, Choose Short-term Pain
By Rick Warren

"[Moses] chose to be mistreated along with the people of God rather than to enjoy the fleeting pleasures of sin." Hebrews 11:25 (NIV)
----------------
If you're going to be good at anything—if you're going to have long-term gain—you've got to accept short-term pain. Anybody who's ever played sports knows this. To end up in a championship game, you've got to work hard and practice for long hours.

But it's true in more than sports. It's true in finances and in relationships. I have a good marriage, but Kay and I have worked hard at it for years. It didn't come easy. To make your marriage work, you've got to work at it, just like anything else in life.

Many of your problems come from your inability to delay gratification. Society teaches you to say, "I want everything, and I want it now. And I want it to be free and easy." But life doesn't work like that!

To experience long-term gain, you have to make a choice, like Moses did: "He chose to be mistreated along with the people of God rather than to enjoy the fleeting pleasures of sin" (Hebrews 11:25 NIV).

He chose to be mistreated—to endure short-term pain for the long-term gain of doing the right thing.

Pain is part of life. And if you choose to do the hard thing right now and put in the effort to learn and grow, to become strong and mature, then later in life you will benefit from it.

For example, some people are benefiting right now from decisions they made earlier in life not to spend more than they made—to save, tithe, and honor God. They're benefiting many years later because they were disciplined and did the hard thing first.

When you choose the short-term pain like Moses did, you'll see God deliver you so that you can enjoy the long-term reward.

Minggu, 17 November 2024

Fokus Menyenangkan Tuhan, Bukan Manusia

18 November 2024

Bacaan Hari ini:
1 Tesalonika 2:4 "Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita."
---------------
Tuhan menciptakan Anda untuk menjadi Anda. Dia tidak menciptakan Anda untuk menjadi seperti yang diinginkan orang tua Anda. Dia tidak menciptakan Anda untuk menjadi seperti yang diinginkan pasangan, bos, atau teman Anda.

Tuhan ingin Anda menjadi persis seperti apa yang Dia rancangkan. Dan itu artinya Anda harus menolak untuk didefinisikan oleh orang lain.

Ibrani 11:24 mengatakan, "Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun"

Musa mengalami krisis identitas. Ia dilahirkan sebagai budak Ibrani tetapi dibesarkan sebagai bangsawan Mesir, cucu Firaun. Ketika ia tumbuh dewasa, dia dihadapkan pada dua pilihan: Seumur hidup berpura-pura menjadi cucu Firaun dan hidup dalam gelimang harta, kemasyuhran, dan kekuasaan. Atau, memilih untuk mengakui identitasnya sebenarnya: seorang Yahudi. Namun, apabila ia melakukannya, keluarga kerajaan akan mengusirnya untuk hidup bersama para budak seumur hidupnya. Dia akan dipermalukan, dihina, dan menjalani kehidupan yang menyakitkan dan penuh kerja keras.

Jika Anda jadi dia, apa yang akan Anda pilih?

Saat ini kebanyakan orang hidup dalam kebohongan. Mereka mencoba menjadi orang lain. Akan tetapi, Musa menolak untuk hidup dalam kebohongan sebab dia adalah orang yang berintegritas. Meski harus melawan berbagai macam tekanan, dia bersikeras untuk menjadi seperti yang Tuhan rancangkan.

Satu pertanyaan saya untuk Anda: Siapa yang Anda biarkan mendefinisikan diri Anda?

Beberapa dari Anda mungkin memiliki orang tua yang telah meninggal bertahun-tahun lalu, tetapi Anda masih berusaha menjalani hidup untuk memenuhi ekspektasi mereka. Beberapa dari Anda mungkin masih berpegang pada perkataan mantan suami atau mantan istri yang pernah diucapkan pada Anda, dan sampai saat ini Anda masih mencoba membuktikan bahwa orang itu salah. Beberapa dari Anda mungkin masih mencoba terus mengikuti apa yang didengungkan oleh dunia ini tentang Anda.

Namun, Alkitab mengatakan ini: "Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita" (1 Tesalonika 2:4).

Cukup katakan, "Saya memutuskan untuk tidak lagi membiarkan orang lain menekan saya masuk ke dalam ekspektasi mereka. Saya akan melakukan apa yang Tuhan ingin saya lakukan dan mengerjakan rancangan-Nya untuk hidup saya—bukan rancangan orang lain untuk hidup saya."

Saudara, itulah kesuksesan yang sejati dalam hidup. Tuhan ingin Anda menjadi persis seperti yang Dia ciptakan, itu saja.

Renungkan hal ini:

- Siapa atau apa yang sedang menekan Anda untuk menjadi seseorang yang bukan diri Anda?

- Luangkan waktu untuk menulis siapa diri Anda di dalam Yesus Kristus. Bagaimana Dia mendefinisikan identitas Anda?

- Bagaimana Anda dapat mengetahui dan menjalani kehidupan tepat seperti yang Tuhan rancangkan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 1-4; Ibrani 4:14-16
_____________
Pilihlah menjadi seperti yang Tuhan ciptakan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Focus on Pleasing God, Not People
By Rick Warren

"Our purpose is to please God, not people. He alone examines the motives of our hearts." 1 Thessalonians 2:4 (NLT)
----------------
God made you to be you. He didn't make you to be what your parents want you to be. He didn't make you to be what your spouse, boss, or friends want you to be.

God wants you to be exactly who he created you to be. That means you have to refuse to be defined by others.

Hebrews 11:24 says, "By faith Moses, when he had grown up, refused to be known as the son of Pharaoh's daughter" (NIV).

Moses had an identity crisis. He was born a Hebrew slave but raised as Egyptian royalty, the grandson of Pharaoh. When he grew up, he had two choices: He could pretend to be Pharaoh's grandson for the rest of his life and live with luxury, fame, and power.

Or he could admit who he really was, the son of a Hebrew slave. If he did, his family would kick him out to live with Hebrew slaves the rest of his life. He would be disgraced and humiliated and live a life of pain and drudgery.

Which would you choose?

Most people today are living lies. They're trying to be people they're not. But Moses—because he was a man of integrity—refused to live a lie. Against all kinds of peer pressure, he insisted on being who God made him to be.

Here's my question: Who are you letting determine your identity?

Maybe you have parents who died years ago, but you're still trying to live up to their expectations. Maybe you're hanging on to what your ex-husband or ex-wife said to you, and you're trying to prove that person wrong. Maybe you're trying to keep up with what the culture says you should be.

But the Bible says this: "Our purpose is to please God, not people. He alone examines the motives of our hearts" (1 Thessalonians 2:4 NLT).

Choose to be who God made you to be. Simply say, "I resolve to no longer let other people press me into their mold. I'm going to do what God wants me to do and fulfill the plan he has for my life—not somebody else's plan for my life."

God wants you to be exactly who he created you to be and nothing more. Friend, that is real success in life.


Sabtu, 16 November 2024

Langkah Keenam dalam Krisis: Dengan Rendah Hati Mengakui Dosa Anda kepada Tuhan

17 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 5-6 "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri."
-----------------
Dalam beberapa hari terakhir kita telah melihat bagaimana caranya berdoa selama masa krisis. Daniel menunjukkan kepada kita enam prinsip utama dalam berdoa di dalam Daniel 9. Kelima prinsip itu adalah:

- Biarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya.

- Fokuskan perhatian kita pada Tuhan dan datanglah kepada-Nya.

- Nyatakan kerinduan hati kita dengan sungguh-sungguh.

- Tunjukkan keseriusan kita melalui puasa

- Bersyukur kepada Tuhan buat kasih dan janji-Nya.

Dan langkah yang terakhir adalah mengakui dosa kita dengan kerendahan hati.

Tuhan tidak akan mendengarkan keluhan yang tinggi hati. Dia akan mendengarkan pengakuan atau permohonan doa yang rendah hati. Tuhan merespons kerendahan hati.

Meski Tuhan sudah tahu setiap kebodohan yang pernah lakukan dalam hidup Anda, tetapi Dia tetap ingin Anda mengakui dosa Anda.

Bagaimana respons Tuhan ketika dengan rendah hati Anda mengakui bahwa Anda telah gagal? Dia menanggapinya dengan pengampunan, belas kasih, dan rahmat-Nya.

Mengakui berarti semudah sepakat dengan Tuhan tentang dosa Anda. Mengakui berarti Anda memberi tahu Tuhan bahwa Dia benar, dan apa yang telah Anda lakukan adalah dosa. Jangan membuat-buat alasan. Jangan menyebutnya suatu kekhilafan. Akuilah bahwa Anda salah.

Akui dosa Anda secara spesifik, seperti yang dilakukan Daniel dalam Daniel 9: 5-6: "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri."

Daniel pun tidak berhenti di situ. Pengakuannya berlanjut hingga kesepuluh ayat selanjutnya, di mana ia dengan susah payah menggambarkan dosanya.

Dia setuju dengan Allah bahwa orang Israel telah mempermalukan diri mereka sendiri, tidak setia kepada Allah, tidak memperhatikan apa yang Allah katakan kepada mereka, dan tidak mengindahkan peringatan Allah.

Sungguh doa yang sangat spesifik.

Doa Daniel membantu kita memahami bagaimana dosa yang tidak kita akui justru menciptakan jarak antara Allah dengan kita — dan ini merupakan sebuah pengingat keras tentang bagaimana Allah menjawab doa-doa kita ketika kita sepakat dengan-Nya soal akan kita.

Renungkan hal ini:

- Mengapa sering kali kita kesulitan untuk jujur ??kepada Allah mengenai dosa kita — meskipun Dia sudah tahu semua yang pernah kita lakukan?

- Bagaimana selama ini Anda melihat orang lain merusak iman mereka dengan menolak mengakui dosa mereka? Apakah itu sedang terjadi dalam hidup Anda sendiri?

Jika Anda belum melakukannya hari ini, bagaimana Anda dapat menyiapkan waktu untuk berbicara dengan Tuhan dan mengakui dosa-dosa Anda kepada-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yoel 1-3; Ibrani 4:1-13
__________
Tuhan selalu setia untuk mengampuni kita apabila kita datang kepada-Nya dengan kerendahan hati.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Step Six in Crisis: Humbly Confess Your Sin to God
By Rick Warren

"We have sinned and done wrong. We have rebelled against you and scorned your commands and regulations. We have refused to listen to your servants the prophets, who spoke on your authority to our kings and princes and ancestors and to all the people of the land." Daniel 9:5-6 (NLT)
----------------------
In the last few devotionals, we've looked at how to pray during a crisis. Daniel shows us six key principles during his prayer in Daniel 9. The first five of these principles are:

Let God speak to us before we speak to him.
Focus our attention on God and seek him.
Express our desires with passion.
Demonstrate our seriousness through fasting.
Thank God for his love and promises.
Finally, we need to humbly confess our sin.

God won't listen to prideful complaining, but he will listen to humble confession. God responds to humility. He already knows every foolish thing you've ever done in your life, but he still wants you to confess your sin.

How does God respond when you humbly admit you blew it? He responds with forgiveness, mercy, and grace.

Confessing simply means agreeing with God about your sin. You tell God he is right—what you did was sin. You don't make excuses. You don't call it a mistake. You admit that you were wrong.

Get specific with your confession like Daniel did in Daniel 9:5-6:"We have sinned and done wrong. We have rebelled against you and scorned your commands and regulations. We have refused to listen to your servants the prophets, who spoke on your authority to our kings and princes and ancestors and to all the people of the land" (NLT).

Daniel didn't end there, either. His confession went on for another 10 verses as he painstakingly described his sin.

He agreed with God that the Israelites had brought disgrace and shame on themselves, been unfaithful to God, paid no attention to what the Lord had told them, and been oblivious to God's warnings.

That's pretty specific.

Daniel's prayer helps us understand how our unconfessed sin creates distance between God and us—and it's a powerful reminder of how God answers our prayers as we agree with him about our sin. He is always faithful to forgive us when we come to him with a humble heart.


Jumat, 15 November 2024

Langkah Kelima di dalam Krisis: Bersyukur kepada Tuhan atas Kasih dan Janji-Nya

16 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 4 "Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!"
----------------
Selama masa krisis, tidak ada hal yang lebih penting yang bisa Anda lakukan selain berdoa. Seperti yang telah kita pelajari, Daniel 9 memberi kita sebuah pola doa yang luar biasa selama kita menjalani masa sulit.

Kita telah belajar bagaimana membiarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya, memusatkan perhatian kita kepada Tuhan dan datang kepada-Nya, mengatakan kerinduan hati kita dengan sungguh-sungguh, dan menunjukkan keseriusan kita.

Langkah kelima adalah mengucap syukur kepada Tuhan atas kasih dan janji-Nya.

Daniel menggambarkan hal ini dalam Daniel 9: 4: "Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!"

Bersyukur di masa sulit mungkin adalah hal terakhir yang mampu Anda lakukan. Anda mungkin marah dengan Tuhan dan frustrasi dengan-Nya. Tetapi inilah alasan mengapa Anda harus melakukannya: mengubah perspektif Anda.

Bersyukurlah kepada Tuhan atas kasih dan perhatian yang telah Dia curahkan kepada Anda sepanjang hidup Anda. Ucapkan syukur Anda secara spesifik! Tunjukkan kepada-Nya bahwa Anda tahu bahwa Anda telah berhasil sejauh ini hanya oleh karena kasih karunia-Nya. Bersyukurlah atas kesetiaan-Nya dan karya keselamatan-Nya atas Anda. Ingatlah bahwa kasih karunia-Nya di masa lalu selalu membantu kita untuk terus menantikan kasih karunia-Nya di masa depan.

Anda juga harus mencari sebuah pengingat di Alkitab tentang siapa Allah dan apa yang telah Dia janjikan kepada Anda. Alkitab dipenuhi dengan ribuan janji Allah yang memberi tahu kita betapa banyak yang telah Dia sediakan bagi kita apabila kita menaati dan mengikuti-Nya.

Dalam beberapa ayat selanjutnya, kita membaca ini: "Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia"" (Daniel 9: 9).

Kita harus bersyukur bahwa Allah tetap setia, bahkan ketika kita tidak setia. Dia menepati janji-Nya setiap saat dan akan terus menepatinya selama masa krisis Anda. Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda. Untuk itu, tunjukkanlah kepada Allah bahwa Anda menyadari bahwa Dia selalu menepati janji-Nya. Beri tahu Dia bahwa Anda percaya kepada-Nya.

Itulah bagian yang penting dari doa apa pun selama masa sulit.

Dan Tuhan akan tetap memegang janji-Nya di masa sulit Anda. Dia tidak akan sekali pun meninggalkan Anda. Tunjukkan pada Tuhan bahwa Anda mengerti hal itu. Biarkan Dia tahu bahwa Anda percaya pada-Nya.

Itulah bagian penting dari doa yang akan selalu dijawab Tuhan selama masa krisis.

Renungkan hal ini:

- Mengapa sulit untuk bersyukur kepada Tuhan selama masa krisis?

- Bagaimana rasa syukur dapat mengubah perspektif Anda?

- Apa saja hal-hal yang dapat Anda syukuri selama masa krisis?

Bacaan Alkitab Setahun :
Hosea 11-14; Ibrani 3:7-19
__________
Kita harus bersyukur bahwa Tuhan tetap setia, bahkan ketika kita tidak setia. Tuhan selalu menepati janji-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Step Five in Crisis: Thank God for His Love and Promises
By Rick Warren

"O Lord, you are a great and awesome God! You always fulfill your covenant and keep your promises of unfailing love to those who love you and obey your commands." Daniel 9:4 (NLT)
-------------------
There is nothing more important you can do during a crisis than pray. As we've been learning, Daniel 9 gives us a great pattern for prayer as we walk through life's toughest times.

We've already learned to let God speak to us before we speak to him, focus our attention on God and seek him, express our desires with passion, and demonstrate our seriousness through fasting.

We must also thank God for his love and promises

Daniel describes this in Daniel 9:4: "O Lord, you are a great and awesome God! You always fulfill your covenant and keep your promises of unfailing love to those who love you and obey your commands" (NLT).

This may be the last thing you want to do during a crisis. You may be angry with God and frustrated with him. But that's why you need to do this. You need a change in your perspective.

You can thank God for the love and care he has shown you throughout your life. Be specific! Show him that you recognize that you've made it this far because of his grace. You can thank him for his faithfulness and how he has delivered you in the past. Remembering past grace always helps us anticipate future grace.

You should also look to the Bible for reminders about who God is and what he has promised you. The Bible is full of promises—thousands of them, in fact—that show us how much God has in store for us when we obey and follow him.

A few verses later, we read this: "The Lord our God is merciful and forgiving, even though we have rebelled against him" (Daniel 9:9 NLT).

We should be grateful that God is faithful even when we're not. God keeps his promises every time.

And God will continue keeping them during your crisis. He won't abandon you. Show God you realize he always keeps his promises. Let him know you trust him.

That's an important part of any prayer during a crisis.


Kamis, 14 November 2024

Langkah Keempat di dalam Krisis: Tunjukkan kepada Tuhan bahwa Anda Serius

15 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
------------------
Doa Daniel dalam Daniel 9 memberi kita sebuah contoh yang bagus tentang bagaimana kita harus berdoa di tengah krisis. Pada beberapa renungan terakhir, kita telah belajar untuk membiarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara kepada-Nya. Selanjutnya, memusatkan perhatian kita pada Tuhan dan mencari Dia. Kemudian, mengatakan kerinduan hati kita dengan penuh semangat.
Selanjutnya, jenis doa yang dijawab Tuhan selama krisis ialah doa yang menunjukkan keseriusan kita. Anda harus memberi sinyal kepada Tuhan bahwa Anda sungguh-sungguh tentang apa yang Anda butuhkan. Jadi, permohonan Anda bukan hanya isapan jempol atau pemikiran sesaat belaka. Anda perlu membiarkan Tuhan melihat betapa pentingnya hal tersebut buat Anda.

Daniel menggambarkan tiga cara berbeda dalam menyatakan keseriusannya kepada Tuhan: "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu" (Daniel 9: 3).

Kita akan berfokus pada hal pertama yang dia lakukan: Dia berpuasa. Puasa adalah disiplin spiritual yang telah dilakukan oleh orang-orang selama berabad-abad.

Yesus mengajarkan bahwa beberapa mujizat hanya bisa terjadi melalui doa dan puasa, bukan dengan doa saja. Mengapa? Sebab puasa memberi tahu Tuhan bahwa Anda serius dengan doa Anda.

Musa berpuasa sebelum dia menerima Sepuluh Perintah Allah. Bangsa Israel berpuasa sebelum mereka maju ke pertempuran-pertempuran besar mereka. Daniel berpuasa untuk menerima bimbingan dari Allah. Nehemia berpuasa sebelum dia memulai proyek pembangunan besar. Yesus berpuasa meminta kemenangan melawan pencobaan.

Saat ini, ada beberapa konotasi negatif tentang puasa karena kita tidak suka melepaskan sesuatu yang kita cintai. Namun, pemikiran ini justru menunjukkan bahwa kita tidak memahami kekuatan di balik puasa—bukan karena apa yang kita lakukan, melainkan karena bagaimana Tuhan merespons kerendahan hati dan kesungguhan yang kita tunjukkan saat kita berpuasa atas sesuatu.

Puasa tidak harus berkaitan dengan makanan. Ini soal melepaskan hal-hal lain dari hidup Anda sehingga Anda dapat fokus pada doa Anda. Misalnya, Anda dapat berhenti menonton TV atau menggunakan media sosial untuk waktu tertentu, dan menggunakan waktu itu untuk berdoa.

Hal-hal apa lagi yang Anda pertimbangkan untuk berpuasa?

Renungkan hal ini:

- Hal-hal apa saja yang dapat Anda hindari dengan berpuasa yang akan memperlihatkan kepada Tuhan betapa seriusnya Anda dengan doa-doa Anda?

- Ketika Anda berpuasa dan mulai teralihkan oleh hal-hal yang telah Anda tinggalkan atau lepaskan, menurut Anda apa yang Tuhan ingin Anda lakukan?

- Apa yang selama ini Anda doakan, tetapi belum dijawab oleh Tuhan? Apakah Anda bersedia berpuasa saat Anda mendoakannya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Hosea 6-10; Ibrani 3:1-6
___________
Puasa memberi tahu Tuhan bahwa Anda serius dengan doa Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Step Four in Crisis: Show God You're Serious
By Rick Warren

"As I prayed, I fasted and wore rough sackcloth, and I sprinkled myself with ashes." Daniel 9:3 (TLB)
-------------------
Daniel's prayer in Daniel 9 provides us with a great model for how to pray during a crisis. In the last few devotionals, we've learned from this passage to let God speak to us before we speak to him. Then, we focus our attention on God and seek him. And, we express our desires with emotions.

Next, the kind of prayer God answers during a crisis is one where we demonstrate our seriousness. You need to signal to God that you are determined about your need. It isn't just a whim or a casual thought. You need to let God see how important it is to you.

Daniel described three different ways he signaled his seriousness to God: "To show my sadness, I fasted, put on rough cloth, and sat in ashes" (Daniel 9:3 NCV).

We're going to focus on the first thing he did: He fasted from food. Fasting is a spiritual discipline that people have employed for centuries.

Jesus said some miracles could only happen through prayer and fasting, not by prayer alone. Why? Fasting tells God you're serious about your prayer.

Moses fasted before he received the Ten Commandments. The Israelites fasted before they went into many of their major battles. Daniel fasted in order to receive guidance from God. Nehemiah fasted before he began a major building project. Jesus fasted in victory over temptation.

Today, there are some negative connotations to fasting because we don't like giving up something we love. But that shows that we don't understand the power behind fasting—not because of what we do but because of how God responds to the humility and earnestness we show when we fast over something.

Fasting doesn't have to be related to food. It's about removing other things from your life so you can focus on prayer. For instance, you could give up watching TV or using social media for a specific time and use that time to pray.

What other things would you consider fasting from?


Rabu, 13 November 2024

Langkah Ketiga di dalam Krisis: Curahkan Isi Hati Anda Kepada Tuhan

Langkah Ketiga di dalam Krisis: Curahkan Isi Hati Anda Kepada Tuhan

14 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
-----------------
Dalam beberapa renungan sebelumnya, kita telah belajar bagaimana Daniel berdoa selama masa krisis dalam hidupnya dan dalam kehidupan bangsa Israel. Respons Daniel menunjukkan kepada kita bagaimana kita bisa berdoa dengan cara yang berkenan kepada Tuhan.

Sejauh ini kita telah belajar bahwa kita harus membiarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara kepada-Nya dan memfokuskan perhatian kita pada Tuhan serta datang mencari Dia.

Langkah selanjutnya, kita harus mengutarakan kerinduan hati kita dengan semangat pengharapan.

Terlalu banyak doa-doa kita yang sifatnya rutinitas. Kita berbicara tanpa benar-benar memikirkan apa yang sedang kita ucapkan. Kita sudah menghafalkan kata-katanya. Tidak ada gairah atau keaslian di dalam doa kita.

Sebenarnya Tuhan lebih peduli dengan ketulusan dan kerinduan hati dari doa-doa Anda, ketimbang rangkaian kata-kata indah yang Anda gunakan. Pikirkan bagaimana kata-kata yang tepat dengan emosi yang salah tidak akan bekerja dengan pasangan Anda. Nah, apalagi dengan Tuhan.

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dia menunjukkan emosi-Nya. Dia marah. Dia sedih. Dia senang.

Daniel menggambarkan doanya yang penuh semangat dalam Daniel 9: 3: "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."

Kata "memohon" dalam bahasa Ibrani berarti "meminta dengan seluruh perasaan." Ini sebuah permintaan yang serius.

Mungkin Anda perlu berdoa seperti itu buat keluarga Anda. Mungkin Anda perlu mencurahkan seluruh isi hati Anda dan jujur kepada Tuhan, mewakili mereka. Mungkin Anda perlu seperti itu tentang pernikahan atau finansial Anda.

Kita semua perlu berdoa demikian buat dunia di sekeliling kita. Saat ini seluruh dunia sedang dalam krisis. Kekhawatiran kita terhadap ekonomi dan kehancuran akibat perang, kelaparan, dan kejahatan di dunia kita telah memakan korban.

Kita perlu mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan tentang hal itu.

Renungkan hal ini:

- Ketika Anda berdoa, apa yang membangkitkan kerinduan terdalam Anda?

- Mengapa kita sering menggunakan doa yang sudah ada formulanya atau yang sudah kita ulang-ulang sebelumnya?

- Bagaimana Anda bisa mendatangkan kerinduan yang lebih ke dalam kehidupan doa Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Hosea 1-5; Ibrani 2:5-18
___________
Memohon berarti mencari Tuhan dengan segenap jiwa Anda. Itulah doa yang akan didengarkan dan akan dijawab Tuhan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Step Three in Crisis: Pour Your Heart Out to God
By Rick Warren

"I poured out my heart, baring my soul to GOD." Daniel 9:3 (MSG)
-------------------------
Over the last few devotionals, we've been looking at how Daniel prayed during a time of crisis in his life and the life of Israel. His response shows us how we can pray in a way that God answers.

So far we've learned that we must let God speak to us before we speak to him and focus our attention on God and seek him.

Then, we must express our desires with passion.

Too many of our prayers are simply routine. We speak without really thinking about what we're saying. We have the words memorized. There's no passion or authenticity.

The truth is, God cares more about the passionate sincerity of your prayers than the words you use. Think about how the right words with the wrong emotions won't work with your spouse or with a close friend. That won't work with God either.

Human beings are made in the image of God, and God shows emotions. He gets angry. He gets sad. He gets happy.

God doesn't just love you. God loves you passionately—emotionally.

This is how Daniel described his passionate prayer in Daniel 9:3: "I prayed earnestly to the Lord God, pleading with him" (GNT).

The word "pleading" in Hebrew means to ask with emotions. It's a serious seeking. It's searching with all your heart. It's begging.

That's a prayer God will listen to and answer.

I like this paraphrase of Daniel 9:3: "I poured out my heart, baring my soul to GOD" (MSG).

Perhaps you need to pray like that for your family. You need to pour your heart out and bare your soul to God on their behalf. Maybe you need to do that about your relationship or your finances.

All of us need to do that about the world around us. Everyone seems to be in crisis mode. Our concern with the economy and the devastation of war, famine, and evil in our world have taken its toll.

We need to pour our hearts out to God about it.


Selasa, 12 November 2024

Langkah Kedua di dalam Krisis: Fokus dan Carilah Tuhan

13 November 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 8:17 "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku."
------------------
Daniel memberi kita sebuah cetak biru yang bagus dalam hal berdoa di masa-masa sulit.

Kita dapat menemukan enam prinsip penting tentang berdoa dalam Daniel 9. Dalam renungan terakhir, kita melihat prinsip yang pertama: Kita membolehkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara kepada Dia.

Langkah kedua dalam hal berdoa yang akan dijawab oleh Tuhan selama masa krisis ialah dengan memusatkan perhatian kita pada Tuhan dan mencari-Nya.

Daniel melakukan ini dalam Daniel 9: 3: "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."

Nasihat mendasar yang efektif ini bukan hanya dalam relasi Anda dengan Tuhan, tapi juga dengan orang lain. Hubungan apa pun dalam hidup Anda akan semakin berkualitas apabila secara fisik Anda melihat mata lawan bicara Anda dan fokus kepada mereka ketika mereka berbicara dengan Anda. Setiap kali istri saya berbicara dengan saya, saya mengarahkan wajah saya ke arahnya. Kami telah menikah selama lebih dari 40 tahun. Dia senang ketika saya menatapnya sambil berbicara, sebab dia tahu dia mendapat perhatian penuh dari saya.

Memalingkan wajah Anda ke arah seseorang menunjukkan perhatian Anda. Anda juga dapat melakukannya dengan Tuhan. Secara literal, pandanglah langit. Jika memungkinkan, pergilah ke luar dan pandanglah langit sambil berdoa. Anda bisa menjadikan seluruh postur tubuh Anda sebagai sebuah tanda kepada Tuhan bahwa Anda sedang fokus dan siap mendengarkan Dia saat Anda memposisikan diri dalam kerendahan hati.

Memalingkan wajah Anda kepada Tuhan adalah langkah pertama untuk dapat sungguh-sungguh memusatkan perhatian Anda pada-Nya. Ini merupakan hal yang teramat penting selama masa sulit — dan juga pada setiap momen dalam hidup kita.

Dalam Amos 5: 4, Tuhan berkata, "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!" Anda tidak benar-benar hidup kecuali Anda benar-benar mencari Tuhan.

Tuhan menjamin bahwa Dia akan selalu menyertai Anda. Dia berfirman, "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku" (Amsal 8:17).

Apakah Anda ingin mendengar suara Tuhan dan memperoleh pertolongan-Nya selama masa krisis? Maka, Anda perlu memperhatikan bagaimana Anda memberikan perhatian kepada Tuhan.

Renungkan hal ini:

- Menurut Anda seberapa fokus Anda ketika mencari Tuhan dalam setiap bidang kehidupan Anda? Luangkan waktu untuk merenungkan dan memutuskan.

- Apa saja cara lain yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan kerendahan hati di hadapan Tuhan yang tidak harus dilakukan secara fisik?

- Dalam hal apa Anda mendapati diri Anda sering teralihkan pada saat berdoa? Di manakah tempat yang paling bisa membuat Anda fokus sepenuhnya kepada Tuhan saat Anda berdoa?

Bacaan Alkitab Setahun :
Daniel 10-12; Ibrani 2:1-4
____________
Arahkan wajah Anda kepada-Nya, dan carilah Dia dengan segenap hati Anda. Saat itulah Anda akan tahu apa arti hidup yang sesungguhnya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Step Two in Crisis: Focus and Seek God
By Rick Warren

"I love those who love me, and those who seek me will find me." Proverbs 8:17 (ISV)
-----------------
Daniel gives us a great blueprint for prayer during difficult times.

We can find six important principles for this in Daniel 9. In the last devotional, we looked at the first of those principles: We let God speak to us before we speak to him.

The second step to praying in a way God will answer during a time of crisis is to focus our attention on God and seek him.

Daniel did this in Daniel 9:3: "I turned my face to the Lord God, seeking him" (ESV).

This is basic relationship advice that works beyond your relationship with God. You'll improve any relationship in your life if you physically turn yourself toward the other person and focus on them when they talk to you. I've been married for more than 40 years. Whenever my wife talks with me, I turn my face toward her. She loves it, because she knows she has my undivided attention.

Turning your face toward someone shows attention. You can do this with God too. Physically, look up toward the sky. If you can, go outside and look into the heavens as you pray. You can make your whole body posture a sign to God that you are focused and ready to hear from him when you position yourself in humility.

Physically turning toward God is the first step in focusing on him and seeking him, which is vitally important during a crisis—and every other moment of our lives.

In Amos 5:4, God said, "Seek me and live" (NIV). You're not really living unless you're seeking God.

God guarantees you success when you seek him. He says, "I love those who love me, and those who seek me will find me" (Proverbs 8:17 ISV).

Do you want to hear from God and have his help during a crisis? Then you need to pay attention to how you give your attention to God. Turn your face to him, and seek him with all your heart. That's when you'll know what it means to truly live.


Senin, 11 November 2024

Langkah Pertama di dalam Krisis: Dengarkan dan Biarkan Tuhan Berbicara

12 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 1-2 "Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun."
--------------------
Doa adalah kunci untuk menanggung krisis apa pun.

Kita bisa belajar banyak dari Daniel serta kehidupan doanya. Ketika waktunya bagi bangsa Israel untuk kembali ke tanah mereka, Daniel tahu bahwa bangsanya belum siap. Orang Israel masih belum memiliki hubungan yang benar dengan Allah. Mereka menyimpang dari perintah dan kehendak Allah. Kenyataan ini membuat Daniel berduka, untuk itulah ia mendoakannya.

Doanya dalam Daniel 9 memberikan enam bagian penting tentang bagaimana caranya berdoa yang dijawab Tuhan selama masa sulit. Kita akan mempelajari masing-masing langkah ini selama beberapa hari ke depan.

Anda perlu mendengar suara Tuhan. Dia akan selalu membuat langkah pertama dalam hidup Anda. Dia tidak pernah mengharapkan Anda melakukan sesuatu yang tidak Dia lakukan terlebih dahulu. Alkitab mengatakan kita mengasihi Allah sebab Dia lebih dahulu mengasihi kita. Kita melayani Dia sebab Dia lebih dahulu melayani kita.

Tuhan memulai. Lalu, kita menanggapi.

Jadi bagaimana Anda mendengarkan Tuhan? Dengan membaca Alkitab. Kita berbicara kepada Tuhan karena Tuhan lebih dulu berbicara kepada kita melalui Firman-Nya.

Ini yang Daniel lakukan: "Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun" (Daniel 9: 1-2).

Renungkan hal ini:

- Kapan Anda pernah melihat Tuhan mengambil inisiatif dalam hidup Anda?

- Apa yang membuat Anda sulit mendengarkan Allah ketika Anda mempelajari Firman-Nya?

- Mengapa penting untuk berdoa selama masa sulit?

Bacaan Alkitab Setahun :
Daniel 7-9; Ibrani 1:1-14
___________
Anda tidak akan pernah berdoa dengan efektif sampai Anda mempelajari Alkitab dan mendengarkan Tuhan. Semakin Anda mengenal Alkitab, semakin efektif doa Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Step One in Crisis: Listen and Let God Speak
By Rick Warren

"It was the first year of the reign of Darius the Mede, the son of Ahasuerus, who became king of the Babylonians. During the first year of his reign, I, Daniel, learned from reading the word of the LORD, as revealed to Jeremiah the prophet, that Jerusalem must lie desolate for seventy years." Daniel 9:1-2 (NLT)
---------------------
Prayer is the key to enduring any crisis.

We can see this with Daniel and his prayer life. When the time grew closer for the Israelites to return to their homeland, Daniel knew his people were not ready. The Israelites still did not have a right relationship with God. This grieved Daniel, so he prayed.

His prayer in Daniel 9 reveals six principles for praying in a way that God answers during a crisis. We'll look at each of these six steps over the next few days.
========
First, you let God speak to you before you speak to him.

You need to hear the voice of God. He will always make the first move in your life. He never expects you to do something he doesn't do first. The Bible says we love God because he first loved us. We serve him because he first served us.

God initiates. Then, we respond.

Remember, God always makes the first move. We talk to God because he first talked with us through his Word.

So how do you listen to God? You read the Bible.

Daniel did this: "It was the first year of the reign of Darius the Mede, the son of Ahasuerus, who became king of the Babylonians. During the first year of his reign, I, Daniel, learned from reading the word of the LORD, as revealed to Jeremiah the prophet, that Jerusalem must lie desolate for seventy years" (Daniel 9:1-2 NLT).

Daniel, a hero of the Bible, who had incredible faith and trusted God with his life, still knew he had more to learn from God's Word. He knew that God still wanted to speak with him and give him the wisdom he needed.

So Daniel studied Scripture and listened for God to speak. He didn't come to Bible study ready to tell God what he needed. He came ready for a conversation with God—and he let God speak first.

You will never pray effectively until you study the Word and listen to God. The more you know the Bible, the more effective your prayers will be.


Minggu, 10 November 2024

Takdir Anda adalah Menjadi Seperti Yesus

11 November 2024

Bacaan Hari ini:
Efesus 4: 23-24 "Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."
-------------------
Dari semula, rencana Allah adalah menjadikan Anda seperti Putra-Nya, Yesus. Inilah takdir Anda. Allah mengumumkan tujuan-Nya ini saat Penciptaan manusia: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi" (Kejadian 1:26).

Dari semua ciptaan-Nya, hanya manusia yang dibuat "menurut gambar dan rupa Allah." Namun, gambar itu tidak lengkap dan telah rusak dan terdistorsi oleh dosa. Karena itulah Allah mengutus Yesus untuk melaksanakan sebuah misi untuk menunjukkan gambar Allah yang sepenuh yang telah lenyap dalam diri kita.

Seperti apakah "gambar dan rupa" Allah? Itu sama seperti Yesus Kristus! Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah "seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia," "gambar Allah yang tidak kelihatan," dan "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah" (2 Korintus 4: 4, Kolose 1:15, Ibrani 1: 3).

Orang sering menggunakan peribahasa "seperti ayah, seperti anak" untuk menunjukkan kemiripan suatu keluarga. Ketika orang melihat kemiripan saya dengan anak-anak saya, itu menyenangkan hati saya. Allah ingin anak-anak-Nya juga bertanggung jawab dengan kemiripan-Nya dengan Anda. Alkitab mengatakan, "Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Efesus 4:24). Biarkan saya menegaskan: Anda tidak akan pernah menjadi Tuhan atau bahkan dewa-dewi. Kebohongan itu adalah godaan Iblis yang paling kuno. Iblis berjanji kepada Adam dan Hawa bahwa jika mereka mengikuti nasihatnya, "kamu akan menjadi seperti Allah" (Kejadian 3: 5).

Banyak agama dan filosofi modern masih mempromosikan kebohongan kuno ini: kita adalah tuhan, kita akan menjadi dewa. Hasrat untuk menjadi tuhan muncul setiap kali kita mencoba mengendalikan keadaan kita, masa depan kita, dan orang-orang di sekitar kita

Namun, sebagai makhluk ciptaan, kita tidak akan pernah menjadi sang Pencipta. Allah tidak ingin Anda menjadi tuhan. Dia ingin Anda menjadi kudus dengan meneladani nilai-nilai, sikap, serta sifat-Nya.

Anda dirancang untuk "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan," (Efesus 4:22).

Renungkan hal ini:

- Apabila yang hanya Anda tahu tentang panggilan hidup Anda ialah bahwa Anda harus menjadi serupa seperti Yesus, apakah saat ini Anda akan puas dengan hidup Anda? Mengapa atau mengapa tidak?

- Perhatikan Efesus 4:22. Mengapa mengubah cara kita bertingkah laku dimulai dengan mengubah cara pikir kita?

- Bagaimana Anda dapat lebih mengenal pribadi Yesus sehingga Anda dapat menjadi lebih seperti Dia?

Bacaan Alkitab Setahun :
Daniel 4-6; Filemon 1
___________
Ketika Anda berusaha memenuhi panggilan Anda, ingatlah bahwa tujuan utama Allah atas hidup Anda di Bumi bukanlah berupa kenyamanan, melainkan pengembangan karakter. Dia ingin Anda tumbuh secara rohani dan menjadi seperti Kristus.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Your Destiny Is to Become like Jesus
By Rick Warren

"Your hearts and minds must be made completely new, and you must put on the new self, which is created in God's likeness and reveals itself in the true life that is upright and holy" (Ephesians 4:23-24 GNT).
-----------------
From the beginning, God's plan has been to make you like his Son, Jesus. This is your destiny. God announced his intention at Creation: "Then God said, 'Let us make human beings in our image and likeness'" (Genesis 1:26 NCV).

In all of creation, only human beings are made in God's image. But the image is incomplete and has been damaged and distorted by sin. So God sent Jesus on a mission to restore the full image that we have lost.

What does the full "image and likeness" of God look like? It looks like Jesus Christ! The Bible says Jesus is "the exact likeness of God" 

People often use the phrase "like father, like son" to refer to family resemblance. When people see my likeness in my kids, it pleases me. God wants his children to bear his image and likeness too. The Bible says, "You were . . . created to be like God, with a life that truly has God's approval and is holy" (Ephesians 4:24 GW).

Let me be absolutely clear: You will never become God, or even a god. That prideful lie is Satan's oldest temptation. Satan promised Adam and Eve that if they followed his advice, "ye shall be as gods" (Genesis 3:5 KJV).

Many religions and New Age philosophies still promote this old lie that we are divine or can become gods. This desire to be a god shows up every time we try to control our circumstances, our future, and the people around us.

But as creatures, we will never be the Creator. God doesn't want you to become a god. He wants you to become godly—taking on his values, attitudes, and character.

As you work to fulfill your calling, remember that God's ultimate goal for your life on earth is not comfort but character development. He wants you to grow up spiritually and become like Christ.

You are meant to "take on an entirely new way of life—a God-fashioned life, a life renewed from the inside and working itself into your conduct as God accurately reproduces his character in you" (Ephesians 4:22 MSG).


Sabtu, 09 November 2024

Keberanian Anda Menular

10 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 6:26 "Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir."
---------------
Terkadang sulit untuk tetap berdiri buat sesuatu yang Anda tahu Tuhan inginkan dan harap Anda lakukan ketika semua orang mengejek iman Anda.

Namun, ketika Anda berdiri sementara semua orang sedang duduk, Anda akan menarik orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan.

Itu karena keberanian menular. Anda tidak akan pernah tahu berapa banyak orang yang akan bergabung dengan Anda sampai Anda berani melangkah maju dengan iman.

Kebanyakan orang sedang menunggu seseorang untuk menunjukkan imannya. Itulah mengapa, iman dan keberanian seseorang dapat membakar iman orang lain.
Inilah yang terjadi dalam kehidupan Daniel. Ketika Daniel dengan gagah berani berdiri untuk Allah dan secara terbuka berdoa kepada Allah yang sejati (bukan menyembah raja Darius), ia malah dilemparkan ke dalam sebuah gua yang berisikan singa-singa yang kelaparan. Tetapi seperti yang telah kita lihat dalam renungan kita beberapa hari ini, Allah menyelamatkan Daniel.
Dan Raja Darius memperhatikan itu.

Alkitab mengatakan tentang sang raja penyembah berhala ini, "Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa." Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu" (Daniel 6: 25-28).

Para raja penyembah berhala ini tidak mengeluarkan perintah seperti itu. Jelas sekali bahwa raja Darius telah menjadi pengikut Allah. Daniel menunjukkan keberanian dan berdiri untuk Allah di tengah-tengah situasi yang sangat sulit. Dan kesaksian Daniel itu menuntun pada keputusan raja Darius untuk ikut Allah.

Keberanian Anda mungkin bermanfaat bagi diri Anda, seperti yang terjadi pada Daniel. Akan tetapi, sesungguhnya itu bukan hanya untuk kepentingan Anda sendiri.

Ketika Anda berdiri untuk Tuhan, di mana pun Anda berada, orang lain akan memerhatikan. Tuhan akan menggunakan keberanian Anda untuk membantu orang lain menanggapi pencobaan mereka sendiri dengan keberanian.

Renungkan hal ini:

- Menurut Anda, mengapa keberanian itu menular?

- Bagaimana Anda termotivasi oleh keberanian dan keyakinan orang lain?

- Langkah iman apa yang dapat Anda ambil minggu ini yang akan menunjukkan keberanian dan mungkin memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama?

Bacaan Alkitab Setahun :
Daniel 1-3; Titus 2-3
___________
Keberanian — yang sejati, keberanian yang memuliakan Allah — mendekatkan orang lain kepada Allah.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Your Courage Is Contagious
By Rick Warren

"I issue a decree that in every part of my kingdom people must fear and reverence the God of Daniel. For he is the living God and he endures forever; his kingdom will not be destroyed, his dominion will never end." Daniel 6:26 (NIV)
----------------------
It's tough sometimes to stand up for what you know God wants and expects when others ridicule your faith.

But when you stand up when everyone else is sitting down, you'll draw unbelievers to God.

That's because courage is contagious. You never know how many people will join you until you courageously step out in faith.

Most people are waiting for a leader to show some courage. They're waiting for someone to demonstrate faith. The faith and courage of one person can ignite it in others.

This was true in Daniel's life. When Daniel bravely stood up for God and publicly prayed to the true God (instead of worshipping King Darius), he got tossed into a den of hungry lions. But as we've seen in recent devotionals, God rescued Daniel.

And King Darius took notice.

The Bible says of the pagan king: "Then King Darius wrote to all the nations and peoples of every language in all the earth: 'May you prosper greatly! I issue a decree that in every part of my kingdom people must fear and reverence the God of Daniel. For he is the living God and he endures forever; his kingdom will not be destroyed, his dominion will never end. He rescues and he saves; he performs signs and wonders in the heavens and on the earth. He has rescued Daniel from the power of the lions.' So Daniel prospered during the reign of Darius and the reign of Cyrus the Persian" (Daniel 6:25-28 NIV).

Pagan kings don't issue decrees like that. It's obvious that Darius became a follower of the one true God. Daniel showed courage and stood up for God in the midst of a very difficult situation. And Daniel's witness for God led to Darius' decision to follow God.

Your courage may benefit you, like it did for Daniel. But it's not just for your own good.

When you stand up for God, wherever you are, other people will take notice. God will use your courage to help others respond with courage in their own trials.

Courage—real, God-honoring courage—draws people to God.

Jumat, 08 November 2024

Kalahkan Ketakutan Anda dengan Berdiri untuk Tuhan

09 November 2024

Bacaan Hari ini:
Kisah Para Rasul 4:29 "Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu."
--------------
Kita semua punya ketakutan. Sayangnya, sering kali kita membiarkan ketakutan itu mengendalikan kita sehingga itu menghentikan kita untuk mengikuti rancangan Tuhan.

Ketika kita menghadapi orang-orang dan situasi yang mengancam yang bisa menghancurkan kita serta kesaksian kita atas Kristus, kita punya pilihan: Menyerah pada rasa takut kita, atau berdiri untuk Tuhan.

Ketakutan itu tumbuh. Setiap kali Anda menyerah padanya, ketakutan itu semakin intens. Dan saat ketakutan itu berkembang, hidup Anda akan menyusut. Tetapi yang sebaliknya, setiap kali Anda ikut Tuhan alih-alih menyerah pada ketakutan, Anda akan menang atas rasa takut Anda.

Ikutilah teladan orang Kristen mula-mula. Mereka menghadapi berbagai macam penganiayaan yang tentunya membuat mereka takut. Kitab Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana Allah bekerja melalui hidup para orang percaya ini ketika mereka berupaya berdiri melawan rasa takut mereka.

Ketika Petrus dan Yohanes memberitakan tentang Yesus dengan berani dalam Kisah Para Rasul pasal 4, mereka mendapatkan pertentangan yang sengit. Maka, mereka berdoa, "Tuhan, perhatikan ancaman yang mereka buat, dan ijinkan kami, hamba-hamba-Mu, menyampaikan pesan-Mu dengan penuh keberanian" (Kisah Para Rasul 4:29).

Jawaban atas rasa takut Anda bukanlah menyerah. Lawanlah rasa takut Anda dengan berani bersama Tuhan. Ketakutan tidak merespon logika, maka, satu-satunya kesempatan Anda untuk menyingkirkannya ialah dengan percaya kepada Tuhan dan menghadapinya.

Jangan pernah lupakan hal ini: Allah tidak akan membelah Sungai Yordan di depan mata Anda sampai Anda mengambil langkah pertama (lihat bagaimana Allah melakukan ini kepada Elia dan Elisa dalam 2 Raja-raja 2:8). Ketika Anda mengambil langkah iman, maka Tuhan akan menunjukkan jalannya kepada Anda. Namun, hal itu tidak akan terjadi apabila Anda hanya diam dan tenggelam dalam rasa takut.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana selama ini Anda melihat rasa takut tumbuh dalam hidup Anda karena Anda menyerah padanya?

- Bagaimana Anda melihat rasa takut Anda berkurang karena Anda melangkah dengan berani bersama Tuhan?

- Ketakutan apa yang menurut Anda paling sulit diatasi dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa?

- Apa cara praktis untuk menyerahkan ketakutan Anda kepada Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 45-48; Titus 1
___________
Ambillah langkah iman Anda hari ini, dan lihatlah bagaimana rasa takut Anda lenyap saat Tuhan memimpin langkah Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Overcome Fear by Standing Up for God
By Rick Warren

"Lord, take notice of the threats they have made, and allow us, your servants, to speak your message with all boldness." Acts 4:29 (GNT)
-----------------
We all have fears. Too often, though, we let those fears rule our lives and stop us from following God's plan. When you face people and situations that threaten to destroy you and your witness for Christ, the choice is yours: Will you succumb to your fears, or will you stand up for God in spite of those fears?

Fear grows. Every time you give in to it, it becomes more intense. And as fear grows, your life shrinks.

So what's the alternative? Every time you follow God instead of giving into fear, you win a victory over fear.

The early Christians are a good example of how this works. They faced all kinds of persecution, and the book of Acts shows how God worked through the lives of these believers as they stood up to their fears.

Acts 4 tells the story of Peter and John coming up against fierce opposition when they boldly proclaimed Jesus. So they prayed, "Lord, take notice of the threats they have made, and allow us, your servants, to speak your message with all boldness" (Acts 4:29 GNT).

And so the answer to your fear isn't to give in to it. It's to move forward boldly in spite of your fear. When you're afraid, stand up to the fear. Fear doesn't respond to logic, so your only chance to get rid of the fear is to trust God and face it.

Never, ever forget this: God won't part the Jordan River in front of you until you take your first step. (See how God did this for Elijah and Elisha in 2 Kings 2:8.). You take a step of faith, and then God shows you the path. But that won't happen if you stand stuck in your fear.

Take a step in faith today and watch your fear disappear as God opens the path before you.


Kamis, 07 November 2024

Cara Melewatkan Surga

08 November 2024

Bacaan Hari ini:
1 Timotius 6:21 "Karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!"
-----------------
Ada jarak 18 inci (45.72 cm) antara kepala dengan jantung Anda. Sayangnya, karena jarak 18 inci itu, beberapa orang bisa melewatkan surga. Mereka tahu Tuhan di kepala mereka, tetapi tidak di hati mereka. Secara pengetahuan, mereka percaya Injil, tetapi mereka tidak pernah membiarkannya mengubah hati mereka.

Saya sekolah untuk waktu yang lama, total 24 tahun jika ditambah gelar master dan doktoral saya. Jujur saja, saya sudah lupa banyak pelajaran yang saya pelajari selama masa itu.

Tetapi saya tidak akan pernah melupakan kebenaran paling penting yang telah saya pelajari: Kita diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Apabila kita tidak memahami konsep ini, hidup kita tidak akan pernah masuk akal kita.

Anda tidak diciptakan untuk diri Anda sendiri.

Alkitab mengatakan, "Karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!" (1 Timotius 6:21).

Mungkin Anda tahu tentang teori Dawai, teori Kekacauan, atau Fisika Kuantum. Tetapi jika Anda tidak kenal Tuhan, Anda sudah melewatkan tujuan hidup Anda.

Di akhir hidup Anda, Allah akan memberikan Anda ujian akhir. Ini kabar baiknya: Ini ujian buka buku. Semua jawabannya ada di dalam Alkitab!

Dalam ujian tersebut, Allah tidak akan bertanya apakah nilai raport Anda A. Dia tidak peduli seberapa hebatnya Anda dalam karir Anda. Dia tidak akan meminta Anda menunjukkan saldo bank Anda.

Kemudian, buatlah sebuah rencana. Mengenal Tuhan tidak terjadi secara kebetulan. Pun itu tidak terwujud dengan Anda menunggu waktu yang tepat untuk mempelajari Firman Tuhan. Jika Anda hanya menunggu waktu luang dalam jadwal Anda untuk menghabiskan waktu bersama Tuhan, itu tidak akan pernah berhasil!

Sebaliknya, luangkan waktu untuk Tuhan. Katakan "tidak" pada hal-hal lain—bahkan pada hal-hal yang baik sekali pun—sehingga Anda dapat memberikan yang terbaik kepada Pribadi yang paling penting.

Renungkan hal ini:

- Apa yang membuat kita sulit untuk beralih dari apa yang kita tahu tentang Tuhan kepada apa yang kita percayai tentang Tuhan?

- Menurut Anda mengapa Tuhan mau Anda lebih mengenal Dia setelah Anda menjadi seorang Kristen?

- Apabila Tuhan bertanya kepada Anda hari ini, "Apakah engkau mengenal Anak-Ku?" bagaimana Anda akan menjawabnya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 40 - 44; II Timotius 4: 9-22
____________
Tunjukkan kepada-Nya bahwa Anda ingin mengenal Dia lebih dari apa pun dengan menjadikan Dia prioritas Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
How to Miss Heaven by 18 Inches
By Rick Warren

"Some of these people have missed the most important thing in life—they don't know God." 1 Timothy 6:21 (TLB)
--------------------
There are 18 inches between your head and your heart. But unfortunately, some people will miss heaven by those 18 inches. They know God in their heads but not in their hearts. They intellectually believe the gospel, but they've never let it change their hearts.

I went to school for a long time—a total of 24 years when you include my master's and doctorate degrees. Honestly, I've forgotten much of what I learned during that time.

But I've never forgotten the most important truth I've ever learned: We were made by God and for God. Until we understand that, life will never make sense.

You were not made for your own sake.

The Bible says, "Some of these people have missed the most important thing in life—they don't know God" (1 Timothy 6:21 TLB).

You might know string theory, chaos theory, or quantum physics. But if you don't know God, you've missed the purpose of your life.

At the end of your life, God will give you a final test. Here's the good news: It'll be an open-book exam. All the answers are in the Bible!

On that test, God won't ask you if you got straight As. He won't care about how well you did in your career. He won't ask to see your bank account balance.

Instead, he'll ask you this: Did you get to know me? Did you build a relationship with my Son, who died on the cross for you?

Decide today that you will set your heart and mind on learning more about the most important truth and getting to know Jesus.

Then, make a plan. Getting to know God doesn't happen by accident. And it doesn't happen by waiting for a convenient time to study God's Word. If you wait for an open spot in your schedule to spend time with God, it will never happen!

Instead, make time for God. Show him that you want to know him more than anything by making him your priority. Say "no" to other things—even good things—so you can give your best to the most important thing.


Rabu, 06 November 2024

Indonesia di "bunuh" Thailand pada tahun 2025.

Tahukah kalian sekarang sedang berlangsung proyek raksasa yg di Thailand sana yg akan mem"bunuh" Indonesia dan proyek ini sudah di mulai tahun 2015 kemarin dan akan selesai tahun 2025 nanti. 

Proyek raksasa ini bernama Canal Kra (terusan Kra), terusan ini akan sepanjang 120 km dan selebar 500 meter, dan akan memotong jalur laut dari Laut China Selatan menuju Samudera Hindia. 

Terusan Kra ini akan membunuh ekonomi 3 negara yaitu Indonesia, Singapura, dan Malaysia yg selama ini di kenal sebagai negara yg menguasai Selat Malaka yg merupakan jalur lalulintas utama kapal dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik

Hal ini terjadi karena terusan Kra ini akan menjadi jalan pintas, sehingga banyak kapal tidak akan lagi lewat Selat Malaka dan hasilnya bisa di pastikan berimbas kepada pemasukan 3 negara penguasa Selat Malaka. 

Sebagai perbandingan hari ini hampir 80.000 kapal cargo melewati selat malaka atau sekitar 220 kapal perhari yg tiap kapalnya memerlukan biaya sekitar 300.000 dollar atau 4 milyar rupiah sekali melintas jadi klo terusan Kra jadi maka bisa di bayangkan berapa besar kerugian 3 negara tersebut terutama Indonesia dan sialnya kerugian 3 negara ini justru akan dikonversi menjadi keuntungan bagi Thailand yg menguasai terusan Kra tersebut. Bahkan menurut skenario terburuknya Indonesia yg akan menderita kerugian terburuk klo sampai Selat Malaka tutup kita akan merugi sekitar 11 milyar dollar pertahun atau 143 triliun pertahun.

Terusan Kra ini sendiri pasti akan sangat ramai dan diminati para pengusaha cargo dan kapal tangker, selain karena bisa memperpendek jarak yang hanya 1.200 mil laut ketimbang memutari Selat Malaka, ditambah di Selat Malaka juga memiliki resiko yg jauh lebih besar karena di daerah ini sering nongkrong para perompak Selat Malaka yg sudah terkenal selama berabad² menyatroni perairan ini, dan hal ini di perburuk sekarang gerombolan teroris macam Abu Sayyaf juga sering menculik dan menjarah kapal² di daerah Selat Malaka ini. dan semua hal ini semakin lengkap dengan tingkat korupsi dan birokrasi yg sangat kacau di Selat Malaka ini karena melibatkan birokrasi di 3 negara sekaligus dan semua hal konyol ini di tutup dengan kemampuan armada laut 3 negara (Malaysia, Indonesia, dan Singapura) yg masih memiliki banyak keterbatasan yg hal ini tidak akan di temui di terusan Kra karena di terusan ini nantinya China akan menempatkan pangkalan besarnya bila perebutan Laut China Selatan dimenangkan oleh China, (untuk masalah ini Thailand jauh hari sudah menggandeng China bahkan pemerintah Thailand sudah membagi pengelolaan terusan Kra ini dengan China).

Jadi bisa di pastikan saat terusan Kra nanti di buka tahun 2025 semua jalur pelayaran akan melewati jalur itu saja ketimbang melewati Selat Malaka yg tidak lagi menguntungkan. dan hal ini pasti mematikan industri² kargo di pelabuhan besar indonesia seperti Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung Api-api, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Subang, Pelabuhan Trisakti, dll

Dan lucunya kita di sini masih memperbebatkan masalah sentimen agama dan ras melulu antar sesama kita, padahal di luar sana negara² lain sudah bersiap² mau mem"bunuh" kita ... 

Pola fikir kita memang masih primitif, kolot,.. dan tertinggal jauh...

Credit source : 

Mudzakir 
Ruslan@kompasiana

Perbedaan antara Mengetahui dengan Mempelajari

07 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 5:22 "Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini."
----------------
Tuhan tidak akan mengajarkan Anda sesuatu yang baru jika Anda belum mempraktikkan apa yang telah Ia ajarkan kepada Anda.

Dia tidak mau hanya sekadar memenuhi rasa ingin tahu Anda. Dia memberi tahu Anda sesuatu , lalu menantikan Anda untuk melaksanakannya. Begitu Anda mengerjakannya, barulah Anda dapat lanjut ke tahap berikutnya.

Ketahuilah, Tuhan ingin Anda menerapkan Kebenaran yang telah Anda pelajari — tidak ada pelajaran yang bisa Anda petik sebelum Anda melaksanakannya.

Memberi tahu orang lain bahwa Anda percaya pada Alkitab tidaklah cukup. Anda harus melakukan apa yang Alkitab ajarkan. Jika Anda tidak melakukannya, berarti Anda tidak sungguh-sungguh memercayainya.

Itulah yang kita lihat dalam kisah Belsyazar dalam kitab Daniel. Dia kehilangan segalanya sebab dia tidak melaksanakan apa yang telah Tuhan ajarkan padanya.

Alkitab mencatat Daniel berkata kepadanya, "Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini" (Daniel 5:22).

Belsyazar telah menyaksikan bagaimana Nebukadnezar benar-benar menjadi gila selama sekitar tujuh tahun oleh karena kesombongannya. Dia telah melihat semua kesalahan yang telah dibuat kakeknya itu. Dia juga telah melihat bagaimana kakeknya itu bertobat dan kemudian memperbaiki semua kesalahannya. Belsyazar telah melihat yang baik dan yang buruk dalam kehidupan Nebukadnezar, tetapi dia malah memilih untuk mengabaikan pelajaran dari Allah.

Akibatnya, Allah mengambil kerajaannya.

Belsyazar tahu, namun dia tidak mau belajar. Kita perlu memahami perbedaan antara mengetahui dengan mempelajari. Anda dapat mengetahui banyak hal, tetapi jika Anda tidak melaksanakannya, maka Anda belum mempelajari apa pun.

Kita tidak selalu perlu tahu lebih banyak. Kita sudah cukup tahu! Untuk itu, kita harus mempraktikkan apa yang sudah kita ketahui. Yesus mengajarkan dalam Yohanes 13:17, "Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya." Definisi paling sederhana dari kedewasaan rohani yaitu menjadi pelaku Firman.

Renungkan hal ini:

- Apakah Anda lebih suka dikenal karena mengetahui Firman Tuhan atau melakukan Firman Tuhan? Mengapa?

- Apakah ada sesuatu yang telah Tuhan ajarkan kepada Anda yang belum Anda laksanakan? Jika demikian, apakah Anda bersedia mengambil langkah itu agar Anda dapat terus bertumbuh?

- Apa yang terjadi ketika Anda mulai mencari waktu untuk melakukan apa yang telah Anda pelajari dari Firman Tuhan di sepanjang hari Anda? Cobalah hari ini, dan perhatikan hasilnya.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 35 - 39; II Timotius 4: 1-8
____________
Oleh karena itu, janganlah hanya sekadar membaca Firman, lakukanlah. Dia akan menopang Anda ketika Anda melangkah maju di dalam iman, ketika Anda menerapkan hal-hal yang telah Dia ajarkan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
You Can Know Something Without Learning It
By Rick Warren

"You are his successor, O Belshazzar, and you knew all this, yet you have not humbled yourself." Daniel 5:22 (NLT)
-------------------
God won't teach you something new until you've put into practice what he's already taught you.

He isn't in the business of simply satisfying your curiosity. He tells you something and waits for you to act on it. Once you act on it, then you get to go to the next step.

You see, God wants you to apply the truth you've learned—and you haven't learned something until you've done it.

It's not enough for you to tell people you believe the Bible. You must do what the Bible teaches. If you don't do what the Bible teaches, then you don't really believe it.

That's what we see in the story of Belshazzar in the book of Daniel. He lost everything because he didn't put into practice what he'd already learned.

He pridefully refused to learn the lessons God had taught his grandfather—and his empire fell because of it.

The Bible records Daniel telling him, "You are his successor, O Belshazzar, and you knew all this, yet you have not humbled yourself" (Daniel 5:22 NLT).

Belshazzar saw Nebuchadnezzar literally lose his mind for about seven years because of pride. He saw all the mistakes his grandfather made. He saw his grandfather come back and correct those things. He saw the good and the bad in Nebuchadnezzar's life, and he chose to ignore God. Belshazzar chose to ignore the lessons.

So, God took away his kingdom.

Belshazzar knew, but he didn't learn. We need to understand the difference between knowing and learning. You can know a lot of things, but if you don't act on them, you haven't learned anything.

We don't always need to know more. We already know enough! We need to put into practice what we know. Jesus said in John 13:17, "Now that you know these things, you will be blessed if you do them" (NIV). The simplest definition of spiritual maturity is to be a doer of the Word.

So don't just read God's Word. Do what it says. God will support you as you step forward in faith, applying the things he's taught you to do.


Renungan Pagi.

🌺🌺🌺🌸🌸🌸❤️❤️❤️

👉Yang indah hanya sεmεntara.
👉Yang abadi adalah kεnangan.
👉Yang ikhlas hanya dari hati.
👉Yang tulus hanya dari sanubari.
👉Tidak mudah mεncari yang hilang.
👉Tidak mudah mεngεjar impian.

👉Namun yang lεbih susah   mεmpεrtahankan yang sudah ADA
Karεna walaupun tεrgεnggam bisa tεrlεpas juga.

👉Ingatlah pada pεpatah,
Jika kita tidak mεmiliki apa yang kita SUKAI, maka sukailah apa yang kita MILIKI saat ini
👉Bεlajar mεnεrima apa adanya dan bεrpikir POSITIF...
👉Rumah mεwah bagai istana, Harta bεnda yang tak tεrhitung, Kεdudukan, dan Jabatan yang LUAR BIASA,
namun...
Kεtika Nafas Tεrakhir tiba, Sεbatang jarum pun tidak bisa dibawa pεrgi,
Sεhεlai bεnang pun tidak bisa dimiliki

Apalagi yang mau
diPεrεbutkan.. !!!
Apalagi yang mau diSombongkan.. !!!

👉Maka jalanilah hidup ini dεngan kεinsafan nurani.
👉Jangan tεrlalu pεrhitungan.
👉Jangan hanya mau mεnang sεndiri.
👉Jangan suka sakiti sεsama.
👉Bεlajarlah, tiada hari tanpa kasih.
👉Sεlalu bεrlapang dada dan mengalah.
👉Lepaskan beban, hiduplah dengan cεria,
👉Tidak ada yang tidak bisa diikhlaskan
👉Tidak ada sakit hati yang tidak bisa dimaafkan...
👉Tidak ada dεndam yang tidak bisa tεrhapus...

Hidup hanya sementara, setiap ada kesempatan, sebaiknya berbuat BAIK, agar semua KARMA BURUK dapat menghindar dalam kehidupan kita serta keluarga kita

Selamat Pagi. Selamat Beraktivitas. Sehat dan Sukses selalu. GBU🙏🙏🙏