Suatu penelitian tentang godaan dilakukan di Case Western Reserve University. Beberapa orang diminta untuk tidak makan selama jangka waktu tertentu, kemudian ditinggalkan seorang diri dalam sebuah ruangan dengan sepiring lobak dan sepiring kue. Lobak itu boleh dimakan, sedangkan kue tidak boleh dimakan.
Semua responden itu mampu menahan diri untuk tidak memakan kue, meski bagi beberapa orang, hal tersebut membutuhkan perjuangan berat. Yang menarik, setelah tes berakhir, godaan itu mengakibatkan mereka sulit melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan berpikir.
Dr. Roy Baumeister, yang memimpin penelitian itu, menyimpulkan bahwa penguasaan diri adalah "sesuatu yang bisa habis. Dan, harus diisi ulang sebelum dapat digunakan lagi."
Godaan merupakan dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu walaupun kita tahu hal itu salah, yang selalu mengganggu kita semua. Godaan bisa berupa kejahatan yang mengerikan, atau berupa sesuatu yang biasanya cenderung kita maklumi, misalnya ketidaksabaran, kesombongan, gosip, atau sikap mudah marah.
Kemenangan atas godaan bukan sekadar masalah keteguhan hati, tetapi juga penguasaan diri. Penguasaan diri adalah buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23). Oleh karenanya, roh manusiawi kita yang lemah harus berseru memohon kekuatan Roh Kudus.
Saudaraku, hanya ada satu cara untuk mengalahkan godaan. Kita harus terus-menerus mengandalkan pertolongan Allah. Bila kita percaya kepada-Nya dan melakukan apa yang kita tahu benar, Dia akan memimpin kita kepada kebenaran dan kekudusan-Nya.
"Lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." (Yak. 4:7-8)
Bac: Yak. 1:12-15
(Have a blessed Sunday! Gbu!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar