Seorang anak buah kapal dari sebuah kapal penangkap ikan yang berlayar di Laut Selatan berada dalam situasi yang tidak diinginkan oleh siapa pun juga: berenang bersama ikan-ikan hiu!
Ia dipekerjakan untuk mengolah ikan, tetapi sang kapten kapal yang berwatak keras menganggapnya kurang tangkas dalam bekerja. Suatu hari segerombolan ikan hiu mengikuti kapal itu, dan dalam luapan amarahnya si kapten memerintahkan agar anak buahnya yang lamban itu dilemparkan ke laut! Orang yang sial itu berenang secepat mungkin, sehingga ia berhasil mengejar kapalnya dan ditarik ke atas lagi.
Kisah ini mengingatkan saya akan suatu bahaya yang kita hadapi sebagai orang percaya. Kadang-kadang, mungkin kita mendapati bahwa secara tak terduga kita dilemparkan ke dalam suatu situasi di mana orang-orang yang tak bertuhan "berenang" di sekitar kita. Misalnya dalam pertemuan bisnis, dalam pesta, di asrama, atau bahkan di tempat kerja. Dan, pencobaan tampaknya begitu besar. Kita berada dalam bahaya besar. Secara rohani, kita sedang "berenang bersama hiu."
Saudaraku, ketika hal itu terjadi, pilihan terbaik kita adalah "menjauhi" pencobaan dan memilih untuk melakukan apa yang benar (2 Tim. 2:22). Secara fisik, hal ini dapat berarti meninggalkan sebuah tempat atau situasi secepat mungkin (Kej. 39:12). Bagaimanapun, kita perlu mencari Allah serta meminta pertolongan dan perlindungan-Nya, sehingga kita tidak menjadi mangsa ikan hiu.
"Jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai." (2 Tim. 2:22)
Bac: 2 Tim. 2:15-26
(Gbu!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar