1). Huang Ti Sen, Huang Ti Gu (Badan raja, tulangnya juga tulang raja).
Golongan ini untuk, orang kaya dan jiwanya juga kaya dan bisa menggunakan kekayaannya untuk dinikmati, juga mau berbuat Amal/ Kebajikan.
2) Huang Ti Sen, Ji Kai Gu (Badan raja, tapi tulang pengemis ).
Golongan ini menggambarkan, orang kaya tapi nggak bisa menikmati uangnya. Kerjanya sibuk terus menerus untuk mencari uang. Jangankan untuk berbuat kebajikan, setiap tindakannya saja dihitung untung ruginya. Memiliki mobil bagus cuma bisa dielus-elus saja, malah banyak supir atau pegawainya yang pakai. Dunianya cuma toko atau tempat kerjanya. Tahu-tahu sudah tua.
3) Ji Kai Sen, Huang Ti Gu (Badan pengemis, tapi tulang raja).
Golongan ini menggambarkan, orang-orang yang secara materi biasa-biasa saja, tapi bisa menikmati hidupnya. Walaupun hidupnya pas-pasan, tapi bermental kelimpahan dan berjiwa sosial.
4) Ji Kai Sen, Ji Kai Gu ( Badan pengemis, tulang juga pengemis ).
Golongan ini paling parah, sudah miskin bermental pengemis, sudah nggak punya duit, mentalnya minta dikasihani terus, istilah kerennya bermental poor me atau kasihanilah saya.
Dalam menjalani kehidupan ini, jika kita benar-benar menjalankan ajaran kebajikan dengan benar, maka tidak mungkin bisa sampai terpuruk. Yang mesti diingat bahwa, tidak punya uang itu hanya bersifat sementara, tapi kalau merasa miskin itu mental yang akan terus menempel dalam Pikiran dan Perbuatan. Belajarlah hidup chin chai.
Orang tua selalu menasehati kita kalau mau hidup banyak sahabat, relasi yang baik, keluarga harmonis, dagangan lancar dan hidup menjadi santai dan enjoy, maka jadilah orang yang chin chai artinya tidak terlalu banyak perhitungan plus Easy Going.
Orang yang terlalu perhitungan setiap detik, otaknya dipenuhi dengan angka-angka.
Jiwanya disesaki oleh dua kata yang paling penting dalam hidupnya yaitu untung dan rugi.
Tathābhūto Lokasannivāso
Begini adanya hidup bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar