Sepak bola U-17 Indonesia baru saja berduka dgn menelan kekalahan 1:5 vs Malaysia. Pelatih Bima Sakti yg begitu kuat menekankan ajaran agama di tengah pemusatan latihan sampai di kasi hadiah segala. Salah, tentu tidak. Ditengah masyarakat yg sedang Gandrung dgn ritual keagamaan, dan kadang sampai norak karena merasa wakil Tuhan. Sampai agama lain ada yg di persempit ruang geraknya, ini akibat kemaruknya kepada Tuhan, seolah mereka saja yg berhak dipangkuan Tuhan, sementara orang lain kesannya bgt menjijikkan Dimata Tuhan. Dihempaskannya tim indonesia 1:5 ditengah prestasi kakak² nya yg dilatih Shin Tae Yong, seorang Korea yg menjalankan disiplin tinggi kaidah pemain bola tanpa hrs melulu disuguhi kegiatan ritual keagamaan. Tapi hasilnya lebih menjanjikan. Tidak menafikan menjalankan ritual agama dan doa adalah penting bagi orang beragama. Tapi apakah sampai perlu, masuk perguruan tinggi cukup hafal beberapa juz baca kitab suci. Mejalankan kewajiban agama di tengah pemusatan latihan dikasi hadiah segala. Isyrof itu namanya bro. Kalau agama diibaratkan garam, tidak semua makanan atau minuman hrs di kasi garam. Kopi, misalnya. Sehingga manakala fokus teknik main bolanya digantikan doa saja. Ya hasilnya bisa ditebak. Ini kan sama dgn baca kitab suci mengharapkan pahala, jadilah hafalan sebuah keunggulan yg di kejar tanpa bisa mengerti maknanya. Jadi kalau nanti STY yg kafir itu bisa lebih berjaya, apakah Bima Sakti lgsg menyalahkan Tuhan. Apakah sama dgn kasus Ahok vs Anis, kenapa kebaikannya di sematkan Tuhan dihati sang kafir, bukan kepada Anis yg bgt laris menjual agama di Jakarta. Kita hrs sadar penuh bahwa tekstual dan kontekstual itu hrs di pahami secara dalam, sehingga kita bisa dgn bijak menempatkan Tuhan sesuai kebutuhan. Doa dan bola bukan tidak butuh, tapi, apakah latihan fisik, teknik, strategi sudah mumpuni. Doa dan usaha hrs inline, bukan online. Jadi Bima Sakti belajar saja kepada STY kalau masih mau melatih bola, kecuali mau belajar doa ya silakan ke Gus Baha. Hahaha..lucu kita ya.. Biakto Biakto
Selasa, 11 Oktober 2022
KETIKA TUHAN DI AJAK MAIN BOLA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar