Kamis, 17 Oktober 2024

Apa yang Harus Dilakukan Saat Pekerjaan Anda Bertentangan dengan Nilai-Nilai Anda

18 Oktober 2024

Bacaan Hari ini:
Kolose 3:23 "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
-----------------
Ketika nabi Daniel berada dalam masa pembuangan di Babel, ia dididik untuk melayani Raja Nebukadnezar. Sebagai bagian dari program tersebut, ia diperintahkan untuk makan makanan dari meja raja. Akan tetapi, Daniel meyakini bahwa makanan lezat itu akan menajiskan dirinya dan teman-temannya. Maka dengan hormat, ia menolak perintah tersebut dan menyarankan sebuah alternatif.

Daniel dengan rendah hati mendekati pemimpin pegawai istana dan berkata, "Silakan ujilah hamba-hambamu ini selama sepuluh hari: "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu" (Daniel 1:12-13).

Pemimpin pegawai istana itu menyetujui usulan Daniel. Inilah yang terjadi: "Setelah sepuluh hari, mereka tampak lebih sehat dan lebih bergizi daripada semua pemuda yang makan santapan raja. Jadi penjaga itu mengambil makanan pilihan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan mereka sayur-sayuran sebagai gantinya" (Daniel 1:15-16).

Daniel dan teman-temannya lebih berkesan buat Raja Nebukadnezar dibandingkan dengan semua murid lainnya, dan mereka dipilih untuk menjadi pelayan Raja.

Apabila Anda, seperti Daniel, diminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang Anda pegang, Anda punya pilihan: menanggapinya dengan perlawanan dan dengan sikap tidak hormat, atau menanggapinya dengan permohonan yang penuh rasa hormat dan kerendahan hati.

Agar penolakan Anda diterima, Anda harus memiliki reputasi yang baik. Orang yang berwenang harus melihat Anda sebagai seseorang yang bertanggung jawab, konsisten, setia, dan berhati baik. Itulah yang terjadi pada Daniel, itulah sebabnya pemimpin pegawai istana cukup memercayainya dan mengabulkan permohonannya.

Alkitab mengatakan, "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (Kolose 3:23).

Sebagai orang Kristen, kita harus berusaha untuk memiliki reputasi terbaik. Kita harus dikenal sebagai karyawan yang paling bertanggung jawab, warga negara terbaik, pekerja yang paling keras, dan orang yang paling dapat dipercaya dan konsisten.

Jika Anda bermalas-malasan di tempat kerja Anda, lalu ketika Anda diminta untuk melakukan sesuatu yang melanggar nilai-nilai Anda, lalu Anda beralasan, "Saya tidak dapat melakukan itu karena saya orang Kristen," itu adalah konsep yang salah. Tidak akan ada seorang pun yang akan menganggap Anda serius.

Ketika Anda mendapatkan rasa hormat, akan ada pintu yang terbuka untuk mengajukan permohonan Anda—untuk memberikan usulan atau opsi lainnya—ketika Anda diminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan Anda.

Renungkan hal ini:

- Ketika Anda menghadapi sesuatu—atau seseorang—yang bertentangan dengan nilai-nilai Anda, apakah Anda biasanya bereaksi dengan menentang atau menanggapinya dengan rasa hormat?

- Perhatikan pekerjaan yang sedang Anda lakukan—baik pekerjaan yang dibayar di tempat kerja Anda atau pekerjaan yang tidak dibayar di komsel atau di rumah Anda. Apakah Anda melakukan pekerjaan itu "seperti untuk Tuhan"? Jika tidak, perubahan apa yang perlu Anda lakukan dalam cara Anda bekerja?

- Pikirkan tentang orang-orang Kristen yang Anda kenal yang memiliki reputasi terbaik di mata orang-orang yang berkuasa. Karakteristik apa yang mereka miliki yang juga ingin Anda kembangkan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 13-16; I Tesalonika 1
__________
Kisah Daniel menunjukkan bahwa menjadi konsisten, bertanggung jawab, dan setia akan mendatangkan rasa hormat dari orang lain.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
What to Do When Work Conflicts with Your Values
By Rick Warren

"In all the work you are doing, work the best you can. Work as if you were doing it for the Lord, not for people." Colossians 3:23 (NCV)
------------------
When the prophet Daniel was in captivity, he was trained for service to King Nebuchadnezzar. As part of the program, he was ordered to eat food from the king's table. But Daniel believed the rich food would defile him and his friends. So he respectfully appealed the order by suggesting an alternative.

Daniel humbly approached the guard who'd been assigned as a steward over them and said, "Please test your servants for ten days: Give us nothing but vegetables to eat and water to drink. Then compare our appearance with that of the young men who eat the royal food, and treat your servants in accordance with what you see" (Daniel 1:12-13 NIV).

The guard agreed to Daniel's proposal. Here's what happened: "At the end of the ten days they looked healthier and better nourished than any of the young men who ate the royal food. So the guard took away their choice food and the wine they were to drink and gave them vegetables instead" (Daniel 1:15-16 NIV).

Daniel and his friends impressed King Nebuchadnezzar more than any of the other students, and they all were chosen to serve the king.

When you, like Daniel, are asked to do something that conflicts with your values, you have a choice. You can react with defiance and disrespect—or you can respond with a humble, respectful appeal.

To make a successful appeal, you need to have a good reputation already. People in authority need to see you as someone who's responsible, consistent, and loyal, with a good attitude. That was true of Daniel, which is why the guard trusted him enough to grant his appeal.

The Bible says, "In all the work you are doing, work the best you can. Work as if you were doing it for the Lord, not for people" (Colossians 3:23 NCV).

As Christians, we should strive to have the best reputation in the marketplace. We should be known as the most responsible employees, the best citizens, the hardest workers, and the most trustworthy and consistent people.

If you slack off at work but then—when you're asked to do something that violates your values—say, "I can't do this because I'm a Christian," that's the wrong message. No one will take you seriously.

Daniel's story shows that being consistent, responsible, and faithful earns the respect of others. And when you have that respect, you'll have an open door to make an appeal—to suggest an alternative—when you're asked to do something that conflicts with your convictions.


Rabu, 16 Oktober 2024

BERAMAI RAMAI MEMBUNUH KEBENARAN, AGAR BERSAMA -SAMA HIDUP DALAM AIB !


Tulisan pak Jendral ( Pur) Kiki Syarnaki sy bolak balik bc dan memang mengena sekali dg situasi saat ini
----------
Na'uzubillah...

*Oleh:*
Letjen TNI (Purn)
Kiki Syahnakri
(tokoh militer Indonesia).

TENTARA musuh memasuki sebuah desa. Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali seorang wanita yang selamat dari penodaan. Dia melawan, membunuh dan kemudian memenggal kepala tentara yang akan menodainya.

Ketika seluruh tentara sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dengan busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.

Dia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala tentara itu dengan tangan kirinya.

Para wanita bertanya: "Bagaimana engkau bisa melakukan hal itu dan selamat dari bencana ini.?"

Ia menjawab: "Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan."

Para wanita mengaguminya, namun kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka. Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara tahu ada contoh wanita pemberani ini.

Mereka kawatir sang suami akan bertanya, "Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu, bukankah lebih baik mati dari pada ternoda..?"

Kekaguman pun berubah menjadi ketakutan yang memuncak. Bawah sadar ketakutan para wanita itu seperti mendapat komando.

Mereka beramai-ramai menyerang wanita pemberani itu dan akhirnya membunuhnya. Ya, membunuh kebenaran agar mereka dapat bertahan hidup dalam aib, dalam kelemahan, dalam fatamorgana bersama.

Beginilah keadaan kita saat ini, orang-orang yang terlanjur rusak. Mereka mencela, mengucilkan, menyerang dan bahkan membunuh eksistensi orang-orang yang masih konsisten menegakkan kebenaran, agar kehidupan mereka tetap terlihat berjalan baik.

Walau sesungguhnya penuh aib, dosa, kepalsuan, pengkhianatan, ketidakberdayaan, dan menuju pada kehancuran yang nyata.

Sebelum terlambat, pastikan berani berpihak kepada KEBENARAN.***

https://suaramerdeka.id/6457/beramai-ramai-membunuh-kebenaran/ 👍🤲