Rabu, 20 November 2024

Pilih Iman Ketimbang Rasa Takut

21 November 2024

Bacaan Hari ini:
Ibrani 11:27 "Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan."
------------------
Musa membuat sebuah resolusi matang tentang cara dia menjalani hidup. Inilah salah satu resolusi Musa: Ia memilih untuk hidup dengan iman, ketimbang dengan rasa takut.

Anda akan dihadapkan pada beberapa pilihan. Akankah Anda memilih untuk hidup dengan iman ataukah dengan rasa takut?

Alkitab mengatakan tentang Musa dalam Ibrani 11:27, "Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan."
Musa mendatangi orang yang paling berkuasa di dunia pada saat itu dan berkata, "Anda tahu budak-budak yang membangun semua piramidmu? Aku akan membawa mereka semua, dan kami semua akan keluar dari sini. Anda tidak akan bisa melakukan perbudakan lagi. Biarkan bangsaku pergi."
Sesungguhnya Musa punya banyak alasan untuk takut. Dia berdiri melawan seseorang yang begitu berkuasa di planet bumi. Pada zaman itu, Firaun dianggap sebagai tuhan, dan apa pun yang dikatakannya adalah sebuah hukum. Namun, Musa berani menghadapinya dan menyatakan, "Kami tidak akan melakukan apa yang Anda perintahkan lagi. Aku tidak takut pada Anda karena aku hanya tunduk pada otoritas yang tertinggi." Itu butuh nyali yang besar!

Apakah Anda menginginkan iman yang sama dalam hidup Anda untuk mampu mengalahkan ketakutan Anda? Semakin dekat Anda dengan Tuhan, semakin Anda akan dipenuhi dengan iman. Semakin jauh Anda dari Tuhan, semakin Anda akan dipenuhi dengan ketakutan.
Saya ingin menekankan betapa pentingnya iman di sepanjang hidup Anda. Alkitab mengatakan, "Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (lihat Roma 14:23). Berapa kali Anda telah berbuat dosa minggu ini? Banyak sekali. Begitu pula saya. Karena apa pun yang saya lakukan yang tidak dilakukan dengan iman tetapi dilakukan dengan keragu-raguan adalah dosa.
Alkitab juga mengatakan bahwa tanpa iman adalah tidak mungkin dapat menyenangkan Tuhan. Berapa kali Anda menyenangkan Tuhan minggu ini?
Alkitab juga mengatakan, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah" (lihat Ibrani 11:6).

Apakah Anda menginginkan sesuatu berubah dalam hidup Anda? Daripada mengeluh, mulailah untuk percaya. Tuhan tidak tergerak oleh keluhan. Tuhan tergerak oleh iman, yaitu kebenaran yang kita lihat dalam kata-kata Yesus ini: "Jadilah kepadamu menurut imanmu" (Matius 9:29). Iman Anda punya dampak besar pada karya Allah dalam hidup Anda.

Ini kuncinya: Yang penting bukanlah besarnya iman Anda, tetapi besarnya Tuhan Anda. Sedikit iman kepada Tuhan yang besar akan menghasilkan hasil yang besar!

Renungkan hal ini:

- Bagaimana selama ini rasa takut menghalangi Anda untuk meraih berkat Tuhan?

Apa bukti yang tampak bahwa seseorang adalah orang yang beriman?

Semakin dekat Anda dengan Tuhan, semakin kuat iman Anda. Apa yang perlu Anda lakukan agar semakin dekat dengan Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 1-2; Ibrani 6:1-8
___________
Ini kuncinya: Yang penting bukanlah seberapa besar iman Anda, tetapi seberapa besar Tuhan yang Anda percaya. Beriman kepada Tuhan yang besar akan menghasilkan dampak yang besar!

(Diterjemahkan dari Daily
Devotional by Rick Warren)
===========
Choose Faith over Fear
By Rick Warren

"By faith he left Egypt, not fearing the king's anger; he persevered because he saw him who is invisible." Hebrews 11:27 (NIV)
------------------
Moses made intentional resolutions about how to live his life, and it's important that you do too. One of Moses's resolutions was this: He chose to live by faith rather than by fear.

You're going to face the same choice. Will you choose to live by faith or by fear?

The Bible says in Hebrews 11:27, "By faith he left Egypt, not fearing the king's anger; he persevered because he saw him who is invisible" (NIV).

Moses went to the most powerful man in the world and said, "You know those slaves who are building all your pyramids? I'm taking them, and we're all leaving. You're not going to have slave labor anymore. Let my people go."

Moses had every reason to be afraid; he was standing against the most powerful man on the planet. In those days, Pharaoh was considered a god, and whatever Pharaoh said was the law.

And here comes Moses, saying, "We aren't going to do what you say anymore. I'm not afraid of you because I report to a higher authority." It took some guts to do that!

Do you want that same kind of faith in your life so you can overcome your fear? The closer you get to God, the more you're going to be filled with faith. The further away you get from God, the more you're going to be filled with fear.

I cannot over-emphasize the importance of faith for the rest of your life. The Bible says, "Whatever is not of faith is sin" (Romans 14:23 TLV).

How many times did you sin this week? A lot. So did I. Anything that I didn't do in faith—that I did in doubt—was a sin.

The Bible also says, "Without faith it is impossible to please God" (Hebrews 11:6 NIV). How many times did you please God this week?

Do you want something to change in your life? Stop complaining and start believing. God is not moved by complaints. God is moved by faith: "According to your faith let it be done to you" (Matthew 9:29 NIV). Your faith has a big impact on what God does in your life.

Here's the key: What matters is not the size of your faith but the size of your God. A little faith in a big God gets big results!


Selasa, 19 November 2024

Sebutkan Nilai-Nilai Anda, Lalu Jalani Hidup Berdasarkan Nilai-Nilai Tersebut

20 November 2024

Bacaan Hari ini:
Ibrani 11:26 "Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah."
-----------------
Apa yang paling penting buat Anda? Apa tiga atau empat nilai-nilai terutama yang Anda pegang dalam hidup Anda?

Inilah sebuah keputusan yang akan mengubah hidup Anda: Memilih nilai-nilai Tuhan, daripada nilai-nilai dunia. Musa membuat sebuah resolusi yang mengubah hidupnya. Dan itulah mengapa Tuhan memakai dia dalam pekerjaan-Nya!

Ibrani 11:26 mengatakan, "Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah."

Musa telah menimbang mana yang baik dan yang buruk. Dia telah menentukan apa yang paling penting baginya. Dia tahu apa nilai-nilai yang paling utama bagi dirinya.

Saya dapat menyebutkan dengan mudah nilai-nilai terpenting yang saya pegang: kejujuran, kerendahan hati, dan kemurahan hati. Sudah sejak lama saya telah memutuskan untuk membangun hidup saya di atas tiga prinsip ini—karena itu merupakan penawar dari tiga perangkap kepemimpinan.

Bisakah Anda sebutkan tiga nilai terpenting yang Anda pegang dalam hidup Anda? Jika Anda tak dapat menyebutkannya, berarti Anda belum menjalankannya.

Sebelum Anda membiarkan hari ini berlalu, duduklah dan tanyakan pada diri Anda sendiri, "Apa yang paling penting buat saya? Apa nilai-nilai paling utama dalam hidup saya?" Tuliskanlah, sebab jika Anda belum menentukannya, Anda tidak bisa menjalaninya dengan komitmen.

Mengapa hal itu begitu penting? Sebab jika Anda belum memutuskan apa yang paling penting dalam hidup Anda, maka orang lain yang akan menentukannya untuk Anda. Mereka akan mendorong Anda masuk ke dalam ekspektasi mereka, dan Anda akan menjalani hidup Anda dengan nilai-nilai mereka, bukan nilai Anda sendiri.

Renungkan hal ini:

- Apa tiga nilai terpenting dalam hidup Anda?

- Jika Anda belum yakin dengan nilai-nilai itu, apa yang bisa Anda lakukan untuk menetapkannya?

- Perubahan apa yang perlu Anda lakukan agar hidup Anda lebih selaras dengan nilai-nilai Anda tersebut?

Bacaan Alkitab Setahun :
Obaja 1; Ibrani 5:11-14
___________
Ketika Anda tahu apa yang paling penting buat Anda dan memilih untuk hidup berdasarkan nilai-nilai Tuhan, maka Tuhan akan memakai Anda dalam pekerjaan-Nya dan memberkati hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Name Your Values, Then Live by Them
By Rick Warren

"[Moses] regarded disgrace for the sake of Christ as of greater value than the treasures of Egypt, because he was looking ahead to his reward." Hebrews 11:26 (NIV)
-------------
What matters most to you? What are the top three or four values in your life?

Here's a decision that will transform your life: Choose God's values over the world's. Moses made this life-shaping resolution. And that's why God used him!

Hebrews 11:26 says, "He regarded disgrace for the sake of Christ as of greater value than the treasures of Egypt, because he was looking ahead to his reward" (NIV).

Moses made an assessment of his values. He clarified what mattered most to him. He knew what his top values were.

I can easily name my top values: integrity, humility, and generosity. I decided long ago that I wanted to build my life on those three things—because they're the antidotes to the three traps of leadership.

Can you name the three most important values in your life? If you can't, then you certainly can't live by them.

Before you let another day go by, sit down and ask yourself, "What's most important to me? What are the top values in my life?" Write them down—because until you clarify your values, you can't live by them.

Why is this so important? If you don't decide what's important in your life, other people will decide for you. They'll shape you into their mold, and you'll live your life by their values, not your own.

When you know what's most important to you and choose to live by God's values, God will use you and bless your life too.


Senin, 18 November 2024

Pilih Rasa Sakit Jangka Pendek untuk Memperoleh Keuntungan Jangka Panjang

19 November 2024

Bacaan Hari ini:
Ibrani 11:25 "Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa."
--------------------
Jika Anda ingin menjadi cakap dalam segala hal—jika Anda ingin memperoleh manfaat jangka panjang—Anda harus menerima rasa sakit sementara. Siapa pun yang pernah mengikuti kompetisi olahraga tahu hal ini. Untuk dapat lolos mengikuti suatu kejuaraan, Anda harus bekerja keras dan berlatih berjam-jam.

Hal ini tidak hanya berlaku dalam bidang olahraga. Ini juga berlaku dalam hal finansial dan relasional. Saya menjalani pernikahan yang baik, tetapi itu adalah berkat kerja keras saya dan istri saya selama bertahun-tahun. Dan itu tidaklah mudah. Agar pernikahan Anda langgeng, Anda harus berusaha mewujudkannya, sama seperti hal-hal lain dalam hidup ini.

Sebagian besar masalah Anda muncul atas ketidakmampuan Anda dalam menunda kepuasan. Dunia ini mengajarkan kita untuk berpikir, "Saya ingin punya segalanya, dan saya menginginkannya sekarang juga. Saya ingin mendapatkannya dengan gratis dan mudah." Tetapi, kehidupan ini tidak bekerja seperti itu!

Untuk dapat memperoleh keuntungan jangka panjang, Anda harus menentukan pilihan, seperti yang dilakukan Musa: "Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa" (Ibrani 11:25).

Dia memilih untuk menderita sengsara— memikul rasa sakit jangka pendek demi memperoleh keuntungan jangka panjang, dengan melakukan hal-hal yang benar.

Rasa sakit ialah bagian dari kehidupan. Bila saat ini Anda memilih untuk melakukan hal yang sulit, berusaha keras untuk belajar dan bertumbuh, dan berusaha untuk menjadi kuat dan dewasa, percayalah di kemudian hari Anda akan merasakan manfaatnya.

Misalnya, beberapa orang sedang menikmati manfaat dari keputusan yang mereka buat sebelumnya untuk tidak menghabiskan uang lebih banyak daripada pendapatan mereka—mereka menggunakannya untuk ditabung, untuk memberikan persepuluhan, dan untuk memuliakan Tuhan. Saat ini mereka sedang merasakan manfaat dari keputusan yang mereka ambil bertahun-tahun lalu karena mereka disiplin dan bersedia melakukan hal yang sulit terlebih dahulu.

Renungkan hal ini:

- Apa rasa sakit jangka pendek yang sedang Anda alami yang membutuhkan perspektif surgawi?

- Bagaimana selama ini Anda melihat bahwa keputusan sulit yang telah Anda buat di masa lalu atau waktu yang sudah Anda korbankan memberikan Anda keuntungan jangka panjang?

- Menurut Anda mengapa saat ini Tuhan mau Anda memilih menjalani hal yang sulit, bahkan jika itu artinya Anda harus menderita atau menanggung kesengsaraan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 5-9; Ibrani 5:1-10
__________
Ketika Anda memilih menanggung rasa sakit jangka pendek seperti Musa, maka Anda akan melihat Tuhan memerdekakan Anda sehingga Anda dapat menikmati keuntungan jangka panjang.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
For Long-term Gain, Choose Short-term Pain
By Rick Warren

"[Moses] chose to be mistreated along with the people of God rather than to enjoy the fleeting pleasures of sin." Hebrews 11:25 (NIV)
----------------
If you're going to be good at anything—if you're going to have long-term gain—you've got to accept short-term pain. Anybody who's ever played sports knows this. To end up in a championship game, you've got to work hard and practice for long hours.

But it's true in more than sports. It's true in finances and in relationships. I have a good marriage, but Kay and I have worked hard at it for years. It didn't come easy. To make your marriage work, you've got to work at it, just like anything else in life.

Many of your problems come from your inability to delay gratification. Society teaches you to say, "I want everything, and I want it now. And I want it to be free and easy." But life doesn't work like that!

To experience long-term gain, you have to make a choice, like Moses did: "He chose to be mistreated along with the people of God rather than to enjoy the fleeting pleasures of sin" (Hebrews 11:25 NIV).

He chose to be mistreated—to endure short-term pain for the long-term gain of doing the right thing.

Pain is part of life. And if you choose to do the hard thing right now and put in the effort to learn and grow, to become strong and mature, then later in life you will benefit from it.

For example, some people are benefiting right now from decisions they made earlier in life not to spend more than they made—to save, tithe, and honor God. They're benefiting many years later because they were disciplined and did the hard thing first.

When you choose the short-term pain like Moses did, you'll see God deliver you so that you can enjoy the long-term reward.

Minggu, 17 November 2024

Fokus Menyenangkan Tuhan, Bukan Manusia

18 November 2024

Bacaan Hari ini:
1 Tesalonika 2:4 "Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita."
---------------
Tuhan menciptakan Anda untuk menjadi Anda. Dia tidak menciptakan Anda untuk menjadi seperti yang diinginkan orang tua Anda. Dia tidak menciptakan Anda untuk menjadi seperti yang diinginkan pasangan, bos, atau teman Anda.

Tuhan ingin Anda menjadi persis seperti apa yang Dia rancangkan. Dan itu artinya Anda harus menolak untuk didefinisikan oleh orang lain.

Ibrani 11:24 mengatakan, "Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun"

Musa mengalami krisis identitas. Ia dilahirkan sebagai budak Ibrani tetapi dibesarkan sebagai bangsawan Mesir, cucu Firaun. Ketika ia tumbuh dewasa, dia dihadapkan pada dua pilihan: Seumur hidup berpura-pura menjadi cucu Firaun dan hidup dalam gelimang harta, kemasyuhran, dan kekuasaan. Atau, memilih untuk mengakui identitasnya sebenarnya: seorang Yahudi. Namun, apabila ia melakukannya, keluarga kerajaan akan mengusirnya untuk hidup bersama para budak seumur hidupnya. Dia akan dipermalukan, dihina, dan menjalani kehidupan yang menyakitkan dan penuh kerja keras.

Jika Anda jadi dia, apa yang akan Anda pilih?

Saat ini kebanyakan orang hidup dalam kebohongan. Mereka mencoba menjadi orang lain. Akan tetapi, Musa menolak untuk hidup dalam kebohongan sebab dia adalah orang yang berintegritas. Meski harus melawan berbagai macam tekanan, dia bersikeras untuk menjadi seperti yang Tuhan rancangkan.

Satu pertanyaan saya untuk Anda: Siapa yang Anda biarkan mendefinisikan diri Anda?

Beberapa dari Anda mungkin memiliki orang tua yang telah meninggal bertahun-tahun lalu, tetapi Anda masih berusaha menjalani hidup untuk memenuhi ekspektasi mereka. Beberapa dari Anda mungkin masih berpegang pada perkataan mantan suami atau mantan istri yang pernah diucapkan pada Anda, dan sampai saat ini Anda masih mencoba membuktikan bahwa orang itu salah. Beberapa dari Anda mungkin masih mencoba terus mengikuti apa yang didengungkan oleh dunia ini tentang Anda.

Namun, Alkitab mengatakan ini: "Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita" (1 Tesalonika 2:4).

Cukup katakan, "Saya memutuskan untuk tidak lagi membiarkan orang lain menekan saya masuk ke dalam ekspektasi mereka. Saya akan melakukan apa yang Tuhan ingin saya lakukan dan mengerjakan rancangan-Nya untuk hidup saya—bukan rancangan orang lain untuk hidup saya."

Saudara, itulah kesuksesan yang sejati dalam hidup. Tuhan ingin Anda menjadi persis seperti yang Dia ciptakan, itu saja.

Renungkan hal ini:

- Siapa atau apa yang sedang menekan Anda untuk menjadi seseorang yang bukan diri Anda?

- Luangkan waktu untuk menulis siapa diri Anda di dalam Yesus Kristus. Bagaimana Dia mendefinisikan identitas Anda?

- Bagaimana Anda dapat mengetahui dan menjalani kehidupan tepat seperti yang Tuhan rancangkan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 1-4; Ibrani 4:14-16
_____________
Pilihlah menjadi seperti yang Tuhan ciptakan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Focus on Pleasing God, Not People
By Rick Warren

"Our purpose is to please God, not people. He alone examines the motives of our hearts." 1 Thessalonians 2:4 (NLT)
----------------
God made you to be you. He didn't make you to be what your parents want you to be. He didn't make you to be what your spouse, boss, or friends want you to be.

God wants you to be exactly who he created you to be. That means you have to refuse to be defined by others.

Hebrews 11:24 says, "By faith Moses, when he had grown up, refused to be known as the son of Pharaoh's daughter" (NIV).

Moses had an identity crisis. He was born a Hebrew slave but raised as Egyptian royalty, the grandson of Pharaoh. When he grew up, he had two choices: He could pretend to be Pharaoh's grandson for the rest of his life and live with luxury, fame, and power.

Or he could admit who he really was, the son of a Hebrew slave. If he did, his family would kick him out to live with Hebrew slaves the rest of his life. He would be disgraced and humiliated and live a life of pain and drudgery.

Which would you choose?

Most people today are living lies. They're trying to be people they're not. But Moses—because he was a man of integrity—refused to live a lie. Against all kinds of peer pressure, he insisted on being who God made him to be.

Here's my question: Who are you letting determine your identity?

Maybe you have parents who died years ago, but you're still trying to live up to their expectations. Maybe you're hanging on to what your ex-husband or ex-wife said to you, and you're trying to prove that person wrong. Maybe you're trying to keep up with what the culture says you should be.

But the Bible says this: "Our purpose is to please God, not people. He alone examines the motives of our hearts" (1 Thessalonians 2:4 NLT).

Choose to be who God made you to be. Simply say, "I resolve to no longer let other people press me into their mold. I'm going to do what God wants me to do and fulfill the plan he has for my life—not somebody else's plan for my life."

God wants you to be exactly who he created you to be and nothing more. Friend, that is real success in life.


Sabtu, 16 November 2024

Langkah Keenam dalam Krisis: Dengan Rendah Hati Mengakui Dosa Anda kepada Tuhan

17 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 5-6 "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri."
-----------------
Dalam beberapa hari terakhir kita telah melihat bagaimana caranya berdoa selama masa krisis. Daniel menunjukkan kepada kita enam prinsip utama dalam berdoa di dalam Daniel 9. Kelima prinsip itu adalah:

- Biarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya.

- Fokuskan perhatian kita pada Tuhan dan datanglah kepada-Nya.

- Nyatakan kerinduan hati kita dengan sungguh-sungguh.

- Tunjukkan keseriusan kita melalui puasa

- Bersyukur kepada Tuhan buat kasih dan janji-Nya.

Dan langkah yang terakhir adalah mengakui dosa kita dengan kerendahan hati.

Tuhan tidak akan mendengarkan keluhan yang tinggi hati. Dia akan mendengarkan pengakuan atau permohonan doa yang rendah hati. Tuhan merespons kerendahan hati.

Meski Tuhan sudah tahu setiap kebodohan yang pernah lakukan dalam hidup Anda, tetapi Dia tetap ingin Anda mengakui dosa Anda.

Bagaimana respons Tuhan ketika dengan rendah hati Anda mengakui bahwa Anda telah gagal? Dia menanggapinya dengan pengampunan, belas kasih, dan rahmat-Nya.

Mengakui berarti semudah sepakat dengan Tuhan tentang dosa Anda. Mengakui berarti Anda memberi tahu Tuhan bahwa Dia benar, dan apa yang telah Anda lakukan adalah dosa. Jangan membuat-buat alasan. Jangan menyebutnya suatu kekhilafan. Akuilah bahwa Anda salah.

Akui dosa Anda secara spesifik, seperti yang dilakukan Daniel dalam Daniel 9: 5-6: "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri."

Daniel pun tidak berhenti di situ. Pengakuannya berlanjut hingga kesepuluh ayat selanjutnya, di mana ia dengan susah payah menggambarkan dosanya.

Dia setuju dengan Allah bahwa orang Israel telah mempermalukan diri mereka sendiri, tidak setia kepada Allah, tidak memperhatikan apa yang Allah katakan kepada mereka, dan tidak mengindahkan peringatan Allah.

Sungguh doa yang sangat spesifik.

Doa Daniel membantu kita memahami bagaimana dosa yang tidak kita akui justru menciptakan jarak antara Allah dengan kita — dan ini merupakan sebuah pengingat keras tentang bagaimana Allah menjawab doa-doa kita ketika kita sepakat dengan-Nya soal akan kita.

Renungkan hal ini:

- Mengapa sering kali kita kesulitan untuk jujur ??kepada Allah mengenai dosa kita — meskipun Dia sudah tahu semua yang pernah kita lakukan?

- Bagaimana selama ini Anda melihat orang lain merusak iman mereka dengan menolak mengakui dosa mereka? Apakah itu sedang terjadi dalam hidup Anda sendiri?

Jika Anda belum melakukannya hari ini, bagaimana Anda dapat menyiapkan waktu untuk berbicara dengan Tuhan dan mengakui dosa-dosa Anda kepada-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yoel 1-3; Ibrani 4:1-13
__________
Tuhan selalu setia untuk mengampuni kita apabila kita datang kepada-Nya dengan kerendahan hati.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Step Six in Crisis: Humbly Confess Your Sin to God
By Rick Warren

"We have sinned and done wrong. We have rebelled against you and scorned your commands and regulations. We have refused to listen to your servants the prophets, who spoke on your authority to our kings and princes and ancestors and to all the people of the land." Daniel 9:5-6 (NLT)
----------------------
In the last few devotionals, we've looked at how to pray during a crisis. Daniel shows us six key principles during his prayer in Daniel 9. The first five of these principles are:

Let God speak to us before we speak to him.
Focus our attention on God and seek him.
Express our desires with passion.
Demonstrate our seriousness through fasting.
Thank God for his love and promises.
Finally, we need to humbly confess our sin.

God won't listen to prideful complaining, but he will listen to humble confession. God responds to humility. He already knows every foolish thing you've ever done in your life, but he still wants you to confess your sin.

How does God respond when you humbly admit you blew it? He responds with forgiveness, mercy, and grace.

Confessing simply means agreeing with God about your sin. You tell God he is right—what you did was sin. You don't make excuses. You don't call it a mistake. You admit that you were wrong.

Get specific with your confession like Daniel did in Daniel 9:5-6:"We have sinned and done wrong. We have rebelled against you and scorned your commands and regulations. We have refused to listen to your servants the prophets, who spoke on your authority to our kings and princes and ancestors and to all the people of the land" (NLT).

Daniel didn't end there, either. His confession went on for another 10 verses as he painstakingly described his sin.

He agreed with God that the Israelites had brought disgrace and shame on themselves, been unfaithful to God, paid no attention to what the Lord had told them, and been oblivious to God's warnings.

That's pretty specific.

Daniel's prayer helps us understand how our unconfessed sin creates distance between God and us—and it's a powerful reminder of how God answers our prayers as we agree with him about our sin. He is always faithful to forgive us when we come to him with a humble heart.


Jumat, 15 November 2024

Langkah Kelima di dalam Krisis: Bersyukur kepada Tuhan atas Kasih dan Janji-Nya

16 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 4 "Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!"
----------------
Selama masa krisis, tidak ada hal yang lebih penting yang bisa Anda lakukan selain berdoa. Seperti yang telah kita pelajari, Daniel 9 memberi kita sebuah pola doa yang luar biasa selama kita menjalani masa sulit.

Kita telah belajar bagaimana membiarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya, memusatkan perhatian kita kepada Tuhan dan datang kepada-Nya, mengatakan kerinduan hati kita dengan sungguh-sungguh, dan menunjukkan keseriusan kita.

Langkah kelima adalah mengucap syukur kepada Tuhan atas kasih dan janji-Nya.

Daniel menggambarkan hal ini dalam Daniel 9: 4: "Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!"

Bersyukur di masa sulit mungkin adalah hal terakhir yang mampu Anda lakukan. Anda mungkin marah dengan Tuhan dan frustrasi dengan-Nya. Tetapi inilah alasan mengapa Anda harus melakukannya: mengubah perspektif Anda.

Bersyukurlah kepada Tuhan atas kasih dan perhatian yang telah Dia curahkan kepada Anda sepanjang hidup Anda. Ucapkan syukur Anda secara spesifik! Tunjukkan kepada-Nya bahwa Anda tahu bahwa Anda telah berhasil sejauh ini hanya oleh karena kasih karunia-Nya. Bersyukurlah atas kesetiaan-Nya dan karya keselamatan-Nya atas Anda. Ingatlah bahwa kasih karunia-Nya di masa lalu selalu membantu kita untuk terus menantikan kasih karunia-Nya di masa depan.

Anda juga harus mencari sebuah pengingat di Alkitab tentang siapa Allah dan apa yang telah Dia janjikan kepada Anda. Alkitab dipenuhi dengan ribuan janji Allah yang memberi tahu kita betapa banyak yang telah Dia sediakan bagi kita apabila kita menaati dan mengikuti-Nya.

Dalam beberapa ayat selanjutnya, kita membaca ini: "Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia"" (Daniel 9: 9).

Kita harus bersyukur bahwa Allah tetap setia, bahkan ketika kita tidak setia. Dia menepati janji-Nya setiap saat dan akan terus menepatinya selama masa krisis Anda. Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda. Untuk itu, tunjukkanlah kepada Allah bahwa Anda menyadari bahwa Dia selalu menepati janji-Nya. Beri tahu Dia bahwa Anda percaya kepada-Nya.

Itulah bagian yang penting dari doa apa pun selama masa sulit.

Dan Tuhan akan tetap memegang janji-Nya di masa sulit Anda. Dia tidak akan sekali pun meninggalkan Anda. Tunjukkan pada Tuhan bahwa Anda mengerti hal itu. Biarkan Dia tahu bahwa Anda percaya pada-Nya.

Itulah bagian penting dari doa yang akan selalu dijawab Tuhan selama masa krisis.

Renungkan hal ini:

- Mengapa sulit untuk bersyukur kepada Tuhan selama masa krisis?

- Bagaimana rasa syukur dapat mengubah perspektif Anda?

- Apa saja hal-hal yang dapat Anda syukuri selama masa krisis?

Bacaan Alkitab Setahun :
Hosea 11-14; Ibrani 3:7-19
__________
Kita harus bersyukur bahwa Tuhan tetap setia, bahkan ketika kita tidak setia. Tuhan selalu menepati janji-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Step Five in Crisis: Thank God for His Love and Promises
By Rick Warren

"O Lord, you are a great and awesome God! You always fulfill your covenant and keep your promises of unfailing love to those who love you and obey your commands." Daniel 9:4 (NLT)
-------------------
There is nothing more important you can do during a crisis than pray. As we've been learning, Daniel 9 gives us a great pattern for prayer as we walk through life's toughest times.

We've already learned to let God speak to us before we speak to him, focus our attention on God and seek him, express our desires with passion, and demonstrate our seriousness through fasting.

We must also thank God for his love and promises

Daniel describes this in Daniel 9:4: "O Lord, you are a great and awesome God! You always fulfill your covenant and keep your promises of unfailing love to those who love you and obey your commands" (NLT).

This may be the last thing you want to do during a crisis. You may be angry with God and frustrated with him. But that's why you need to do this. You need a change in your perspective.

You can thank God for the love and care he has shown you throughout your life. Be specific! Show him that you recognize that you've made it this far because of his grace. You can thank him for his faithfulness and how he has delivered you in the past. Remembering past grace always helps us anticipate future grace.

You should also look to the Bible for reminders about who God is and what he has promised you. The Bible is full of promises—thousands of them, in fact—that show us how much God has in store for us when we obey and follow him.

A few verses later, we read this: "The Lord our God is merciful and forgiving, even though we have rebelled against him" (Daniel 9:9 NLT).

We should be grateful that God is faithful even when we're not. God keeps his promises every time.

And God will continue keeping them during your crisis. He won't abandon you. Show God you realize he always keeps his promises. Let him know you trust him.

That's an important part of any prayer during a crisis.


Kamis, 14 November 2024

Langkah Keempat di dalam Krisis: Tunjukkan kepada Tuhan bahwa Anda Serius

15 November 2024

Bacaan Hari ini:
Daniel 9: 3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
------------------
Doa Daniel dalam Daniel 9 memberi kita sebuah contoh yang bagus tentang bagaimana kita harus berdoa di tengah krisis. Pada beberapa renungan terakhir, kita telah belajar untuk membiarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara kepada-Nya. Selanjutnya, memusatkan perhatian kita pada Tuhan dan mencari Dia. Kemudian, mengatakan kerinduan hati kita dengan penuh semangat.
Selanjutnya, jenis doa yang dijawab Tuhan selama krisis ialah doa yang menunjukkan keseriusan kita. Anda harus memberi sinyal kepada Tuhan bahwa Anda sungguh-sungguh tentang apa yang Anda butuhkan. Jadi, permohonan Anda bukan hanya isapan jempol atau pemikiran sesaat belaka. Anda perlu membiarkan Tuhan melihat betapa pentingnya hal tersebut buat Anda.

Daniel menggambarkan tiga cara berbeda dalam menyatakan keseriusannya kepada Tuhan: "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu" (Daniel 9: 3).

Kita akan berfokus pada hal pertama yang dia lakukan: Dia berpuasa. Puasa adalah disiplin spiritual yang telah dilakukan oleh orang-orang selama berabad-abad.

Yesus mengajarkan bahwa beberapa mujizat hanya bisa terjadi melalui doa dan puasa, bukan dengan doa saja. Mengapa? Sebab puasa memberi tahu Tuhan bahwa Anda serius dengan doa Anda.

Musa berpuasa sebelum dia menerima Sepuluh Perintah Allah. Bangsa Israel berpuasa sebelum mereka maju ke pertempuran-pertempuran besar mereka. Daniel berpuasa untuk menerima bimbingan dari Allah. Nehemia berpuasa sebelum dia memulai proyek pembangunan besar. Yesus berpuasa meminta kemenangan melawan pencobaan.

Saat ini, ada beberapa konotasi negatif tentang puasa karena kita tidak suka melepaskan sesuatu yang kita cintai. Namun, pemikiran ini justru menunjukkan bahwa kita tidak memahami kekuatan di balik puasa—bukan karena apa yang kita lakukan, melainkan karena bagaimana Tuhan merespons kerendahan hati dan kesungguhan yang kita tunjukkan saat kita berpuasa atas sesuatu.

Puasa tidak harus berkaitan dengan makanan. Ini soal melepaskan hal-hal lain dari hidup Anda sehingga Anda dapat fokus pada doa Anda. Misalnya, Anda dapat berhenti menonton TV atau menggunakan media sosial untuk waktu tertentu, dan menggunakan waktu itu untuk berdoa.

Hal-hal apa lagi yang Anda pertimbangkan untuk berpuasa?

Renungkan hal ini:

- Hal-hal apa saja yang dapat Anda hindari dengan berpuasa yang akan memperlihatkan kepada Tuhan betapa seriusnya Anda dengan doa-doa Anda?

- Ketika Anda berpuasa dan mulai teralihkan oleh hal-hal yang telah Anda tinggalkan atau lepaskan, menurut Anda apa yang Tuhan ingin Anda lakukan?

- Apa yang selama ini Anda doakan, tetapi belum dijawab oleh Tuhan? Apakah Anda bersedia berpuasa saat Anda mendoakannya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Hosea 6-10; Ibrani 3:1-6
___________
Puasa memberi tahu Tuhan bahwa Anda serius dengan doa Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Step Four in Crisis: Show God You're Serious
By Rick Warren

"As I prayed, I fasted and wore rough sackcloth, and I sprinkled myself with ashes." Daniel 9:3 (TLB)
-------------------
Daniel's prayer in Daniel 9 provides us with a great model for how to pray during a crisis. In the last few devotionals, we've learned from this passage to let God speak to us before we speak to him. Then, we focus our attention on God and seek him. And, we express our desires with emotions.

Next, the kind of prayer God answers during a crisis is one where we demonstrate our seriousness. You need to signal to God that you are determined about your need. It isn't just a whim or a casual thought. You need to let God see how important it is to you.

Daniel described three different ways he signaled his seriousness to God: "To show my sadness, I fasted, put on rough cloth, and sat in ashes" (Daniel 9:3 NCV).

We're going to focus on the first thing he did: He fasted from food. Fasting is a spiritual discipline that people have employed for centuries.

Jesus said some miracles could only happen through prayer and fasting, not by prayer alone. Why? Fasting tells God you're serious about your prayer.

Moses fasted before he received the Ten Commandments. The Israelites fasted before they went into many of their major battles. Daniel fasted in order to receive guidance from God. Nehemiah fasted before he began a major building project. Jesus fasted in victory over temptation.

Today, there are some negative connotations to fasting because we don't like giving up something we love. But that shows that we don't understand the power behind fasting—not because of what we do but because of how God responds to the humility and earnestness we show when we fast over something.

Fasting doesn't have to be related to food. It's about removing other things from your life so you can focus on prayer. For instance, you could give up watching TV or using social media for a specific time and use that time to pray.

What other things would you consider fasting from?