by Eko Kuntadhi
Ingat saat Anies pidato kemenangannya beberapa tahun lalu? Ia menyinggung nasib pribumi. Di Jakarta, pribumi seperti tidak menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Itu katanya.
Omongan Anies itu benar. Dia mewujudkannya. Seorang Rizieq yang berdarah Timur Tengah mendapat perlakuan luar biasa.
Kini Jakarta sedang PSBB. Anies sendiri yang mengumumkan.
Seorang penganten, pasangan warga negara biasa hendak menggelar resepsi pernikahannya. Semua sudah disiapkan. Tapi apalacur. Nasibnya hanya seorang pribumi.
Acara itu didatangi aparat Satgas Covid19. Dibubarkan. Pengantin wanitanya pingsan. Tapi hukum sangat keras padanya. Petugas gak peduli. Jakarta sedang PSBB.
Hari ini puteri seorang Rizieq melangsungkan pernikahan. Ya, dimasa PSBB. Waktu dimana semestinya aparat dan Satpol PP menghalau kerumunan orang. Sama seperti perlakuan mereka pada pasangan pengantin tadi.
Tapi Rizieq adalah warga negara kelas satu. Sama seperti Anies. Rizieq tidak terkena aturan yang dibuat untuk orang lain.
Untuk acara pernikahan itu sebagian jalanan Jakarta ditutup. Aparat kelurahan mengerahkan kendaraan operasional untuk antar jemput tamu. Anies sendiri kabarnya hadir sebagai saksi pernikahan.
Di mana Satpol PP? Mereka mungkin sedang sibuk mengatur kerumunan orang di acara pernikahan warga negara kelas satu. Mereka tahu, mereka rakyat biasa. Tugas mereka hanyalah membubarkan resepsi pernikahan warga biasa juga.
Sementara untuk warga keturunan, mereka harus siap jadi jongos.
Saya yakin, Indonesia sebetulnya gak begitu. Setelah kemerdekaan, semua WNI punya hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.
Tapi hukum negara berbeda dengan Anies Baswedan. Di matanya, ada warga negara spesial yang boleh bergerak di atas hukum. Sementara ada kita, warga negara biasa, yang jika berkerumun atau mengadakan acara resepsi pernikahan, akan didatangi Satpol PP. Lalu dibubarkan.
Makanya PSBB hanya berlaku buat warga biasa. Pribumi biasa.
Kita yang punya restoran harus pasrah menutup usaha, karena kita warga negara biasa.
Para pekerja mall harus rela kehilangan pekerjaan, karena mereka adalah warga negara biasa.
Para buruh harus ikhlas di PHK, karena usaha terdampak pandemi karena buruh-buruh itu warga negara biasa.
Anies ingin menunjukan, Anda semua, warga Jakarta, adalah warga kelas kambing. Anda tidak punya keiatimewaan seperti Rizieq. Anda harus taat hukum. Sementara Rizieq, posisinya jauh di atas Anda. Dia bebas semau-maunya berbuat apapun.
PSBB ala Anies adalah PSBB untuk kaum inlander. Bukan untuk warga keturunan yang posisinya jauh di atas yang lain.
Anies menunjukan bahwa pribumi memang layak disingkirkan. Jika menggelar resepsi pernikahan disaat PSBB, layak dibubarkan.
Dan inilah kita. Warga biasa yang dibuat jadi jonggos di tanahnya sendiri.
Kampret!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar