Sabtu, 14 November 2020

BENARKAH JOKOWI LEMAH ?

Beberapa hari ini, sejak kepulangan Rizik, Jokowi menjadi sasaran caci maki. Ketidaktegasan pusat sampai mereka menguasai bandara yang seharusnya menjadi objek vital negara jadi sorotan.

Oke, cukup kita bersuara keras. Sekarang saatnya melihat dari sudut pandang berbeda. Sebagai buzzeRp berlisensi, saya mencoba menganalisa apa yang mungkin sedang dilakukan pemerintah Jokowi.

Kesalahan pemerintah adalah tidak mengantisipasi besarnya massa yang dimobilisasi tim Rizik dari daerah2 sekitar. Apalagi ada kemungkinan bbrp aparat membelot yang membuka "pintu belakang", sehingga bandara jadi mudah dikuasai. 

Mau melakukan represi jelas tidak mungkin. Kerumunan massa, kalau ditekan bisa memantik api. Bahaya. Apalagi ini bandara internasional. Maka yang dilakukan hanya menjaga massa itu supaya tidak terlalu brutal.

Polisi pun tahu bahwa sesudah bandara sudah disiapkan even2 lain yang akan menambah kerumunan. Salah satunya even pernikahan. Bagaimana bisa menyetop kerumunan besar itu ?

Tidak bisa. Jalan satu2nya, biarkan saja dulu. Fasilitasi kalau perlu, karena massa yang datang sebenarnya adalah korban yg perlu diselamatkan. Karena itu, BNPB bagikan masker sbg bagian dr protokol kesehatan. Arus lalu lintas diamankan. Isolasi tempat pernikahan, perkecil parameternya, supaya tdk meluas kemana2. 

Kesal memang, seolah aparat membiarkan kerumunan. Tapi tidak ada yang lebih baik, hanya itu yang bisa dilakukan sekarang. Apalagi ada yang "sedang menunggu" supaya ada keributan besar. Ada yg ingin menyiram bensin nantinya jika api menyala. Dan pembelot itu ada dalam tubuh pemerintah sendiri. 

Malam2 Jokowi memanggil seluruh kesatuan. Rapatkan barisan. Sumpah setia pada negara harus dilaksanakan. Karena itulah TNI malam2 mengeluarkan video deklarasi kesatuan. Itu dulu yang penting, supaya rakyat bisa melihat bahwa TNI ada dibelakang Presidennya, sebagai simbol negara.

Lalu bagaimana dgn Rizik ?

Ia akan dijemput nanti kalau sudah sepi. Pasal yang dipakai sementara melanggar protokol kesehatan dengan menolak karantina mandiri. Pasal 93, penjara satu tahun lamanya. 

Itulah kenapa pada waktu ada kumpulan orang yang ingin bela Nikita dibubarkan. Bukan karena kejam, justru karena sayang. Jangan sampai kumpulan orang ini nanti kena hukuman dengan pasal yang sama. 

Situasi memang rumit. Ini bukan sekadar masalah Rizik. Dia hanya boneka saja. Tugasnya bikin masalah, bikin kerumunan besar, menunggu dipukul supaya bisa meledakkan kerusuhan. Baru nanti ada tim berbeda yang lebih matang, profesional dan akan siramkan bensin supaya api bisa membakar.

Begitulah kira-kira. 

Percaya cukur, gak percaya direbonding ajaa..

Kalau analisa kurang sesuai, ya kita cukup.. "Tarik sissss ! Semongko !!"

Kini tinggal aku sendiriiiii... Sambil sruput secangkir kopiii..

Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar