".... dan tipu daya kekayaan menghimpit Firman itu sehingga tidak berbuah" (Matius 13:22).
Di era informasi yang serba instan ini, berita dari seluruh dunia ditampilkan disertai dengan gambar-gambar yang mengerikan, acara bincang-bincang (talk shows) yang dirancang untuk menjaga pendengar merasakan pergolakan yang terus menerus, dan industri hiburan berupaya menghancurkan segala kompas moral yang pernah ada dalam budaya kita.
Mudah untuk dimengerti, mengapa banyak orang Kristen ingin menarik diri, bersembunyi ke dalam cangkang perlindungan mereka.
Kekuatiran akan dunia ini dan 'CINTA UANG'
(diterjemahkan: takut tidak memiliki cukup),
melumpuhkan banyak orang sehingga mereka tidak lagi berjalan dalam Iman dan dalam Sukacita Tuhan.
Mereka menimba dari sumur kering dalam Kehidupan rohaninya.
Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi MATA AIR di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada Hidup yang Kekal (Yohanes 4:14).
Sumber Air Hidup yang ada di dalam kita seharusnya TIDAK pernah mengering.
Jika menjadi kering, itu disebabkan karena kita lebih peduli dengan dunia ini daripada memelihara HUBUNGAN kita dengan Tuhan, serta beriman kepada Janji-janji-Nya.
Sukacita Tuhan seharusnya menjadi Sumber Kekuatan kita.
Bukannya menarik Kekuatan dunia dengan berita-beritanya.
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran Air Hidup (Yohanes 7:38).
Ada dimensi Kelimpahan yang dimulai dari dalam dan mengalir kepada orang-orang di sekitar kita.
Itu adalah dimensi Kehidupan Roh.
Jangan biarkan kekuatiran dunia ini dan rasa takut tidak memiliki cukup, menghimpit Firman dan mengeringkan Kehidupan rohani kita.
Minumlah Air-Nya sekali lagi.
Fokus pada Janji-janji-Nya.
Jangan biarkan dunia mencuri Sukacita, Keyakinan, dan Visi kita.
Hidup di dunia hanyalah sementara dan kita memiliki tugas yang harus dilakukan pada saat kita di sini.
Tugas itu mengharuskan kita memiliki Air Hidup di dalam diri kita.
[Barry Bennett, "Are You Drawing From A Dry Well?", Penterjemah: Yenny Indra, Pengirim: pdt Sugiono Sutedjo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar