BUKAN PRIBADI KACANGAN. Sempat beberapa waktu saya bimbang mengamati sikap pak Jokowi atas rencana Gibran jadi cawapres PS. Dan tak lama kemudian serangan luar biasa kepada beliau termasuk keluarganya. Yang membuat saya miris perubahan sikap dan serangan itu justru lebih awal dari oendukung pak Jokowi yg selama nyaris 10 tahun ini begitu solid mendukung beliau. Kondisi ini yg membuat saya berkesimpulan ini ga sehat lagi. Prilaku reaktif dan provokatif di semburkan kepada seorang yg kita Panuti prilakunya selama ini, dan pak Jokowi masih menjabat sebagai presiden RI sampai detik ini. Tidak berpikir panjang, dan saya tidak mau masuk dalam pusaran pemikiran rendahan itu. Posisi kita memang sulit, mendukung Gibran, dia bersama PS yg selama hampir 10 tahun juga kita kerdilkan dan dimaki2. Trauma dgn Cendana masih begitu kuat dipikiran kita. Tapi,.. Kenapa pak Jokowi kok mau kesana, ini pasti ada sesuatu yg dia pastikan aman bersama PS, atau memang dia sedang marah dgn Si mbok yg kerap merendahkan dirinya sebagai kacung partai. Langkah pertama saya adalah off sebagai host di 2045 tv, karena kawan2 disana sudah tak berpikir jernih. Walau jujur saya masih terus berusaha mendukung GP dgn menjaga tidak menyerangnya, karena sejatinya dia baik dan bisa kerja. Namun waktu menuntut saya harus bersikap, dan tidak abu2. Bersamaan dgn itu kok makin kuat perasaan saya bahwa pertikaian si mbok dan pak Jokowi akan berekses kepada penghentian programnya yg telah mendunia. Apalagi GP adalah anak mami yg santun dan penurut. Petugas partai pasti dia lakukan artinya, dia bisa jadi burung Garuda, tapi paruhnya dipakai emaknya. Garuda itu yg kuat paruh dan sayapnya, nah kalau paruh ga bisa matok, sayap tak berkepak, apa dia masih Garuda atau burung gereja. Sekali mandi kepalang basah. Toh resikonya tetap bersama Jokowi yg masih saya yakini tidak kemaruk duniawi, saya putuskan yes, mendukung Gibran. Karena kalahpun dia, masih punya kans 2029 sebagai capres muda yg mewakili kaum GenZ. Karena 2029 juga akan banyak Gibran yg lain setelah MK membuat perubahan usia capres ke usia 35. Pertimbangan dasar yg lain pak Jokowi orang yg tidak asal njplak, dia berfikir detail dan taktis. Tidak ada politikus sekelas dia di Indonesia saat ini. Ya yang paling gampang buat saya adalah memilih Gibran dan PS dgn presidennya pakdhe, daripada milih GP, presidennya mbokdhe. Jelas ya..ini pilihan bukan pelintiran. *Kay Subiakto*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar