Tertawa dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Suatu penelitian menyebutkan bahwa suara tawa dapat membuat tubuh lebih kebal dari penyakit hingga 40 persen. Tertawa menjadikan tubuh kita lebih aktif menghadang infeksi & kuman penyakit. Tertawa juga mempermudah pernapasan. Dengan tertawa, udara jenuh dalam tubuh lebih mudah keluar. Udara tersebut akan digantikan oleh udara segar yg diperlukan tubuh. Pergantian udara memperkaya kandungan oksigen dalam darah serta membersihkan alat2 pernapasan.
Tertawa itu menyehatkan. Bukan hanya bagi tubuh, namun juga bagi hati. Hati yg gembira bersukacita di dalam Tuhan, melayani Dia dengan gembira, & menikmati kebaikan-Nya. G.K. Chesterton berpendapat, ibadah kita seharusnya menjadi sukacita tanpa akhir. Sayangnya, menurut pengamatan Philip Yancey, orang kristiani cenderung hebat dalam bekerja, ahli dalam berdoa, namun tertinggal dalam soal tawa-tertawa. Kalau tidak percaya, silakan saja bertanya, apa kesan orang pada umumnya tentang kekristenan. Apakah "keriangan" termasuk gambaran yg melintas dalam benak mereka?
Saudaraku, kemampuan untuk tertawa, terlebih menertawakan diri sendiri, termasuk salah satu tanda kedewasaan. Di satu sisi, tertawa memperlihatkan kesadaran & penerimaan: bahwa kita ini memang makhluk2 berdosa yg ada kalanya bertingkah bodoh, & karena itu menggelikan. Di sisi lain, tertawa menyiratkan pengakuan: bahwa hanya dengan pertolongan Tuhanlah kita bisa mengatasi kebodohan tersebut.
Nah, sudahkah Anda tertawa hari ini?
"Hati yg gembira adalah obat yg manjur, tetapi semangat yg patah mengeringkan tulang." (Ams. 17:22)
Bac: Ams. 17:20-28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar