Ini dr Pak Paul Hidayat
Saya terdorong ikutan komen & usul ttg sikap LGBT PGI
1. Ini surat penggembalaan, atau penyesatan? Apakah PGI dalam kapasitas / wewenang menggembalakan gereja2 anggotanya dengan arahan etika yang sangat kontroversial atau bahkan bertolak belakang dgn suara jelas Alk?
2. Di balik pernyataan PGI itu menurut hemat saya ada dasar pemahaman yang: 1) merendahkan otoritas Alkitab, dengan 2) melakukan tafsiran memelintir Alk, dan menjadikan budaya, pendapat keilmuan dan gejala social yang ada setara pandangan jelas Alkitab; 3) relativisme;
3. SGK menyurati dan meminta PGI membuka pandangan2 gereja2 yang sudah memberikan respons agar tampak apakah PGI sungguh mengakomodasi sikap gereja-gereja atau bukan. Juga meminta pernyataan sikap SGK utk dibukakan ke semua gereja anggota.
4. Mengingat perumus surat itu pasti orang 'pintar', saya usul agar SGK menyiapkan studi yang mendalam secara exegetis dan teologis, budaya dan keilmuan, baik memaparkan pandangan yang kita setujui maupun mengkritisi / mengkonter pandangan yang dipakai PGI.
5. Beberapa 'counter' yang bisa disorot: 1) mengapa hanya menekankan citra Allah, kemuliaannya dan keragaman tanpa mengacu yang eksplisit Alkitab nyatakan sebagai keragaman & keunikan dalam laki-laki dan perempuan; 2) simpulan2 dari poin2 yang PGI ajukan sesungguhnya tidak logis, tidak konsisten, tetapi membelok dan tidak lengkap menimbang teks n konteks; 3) merujuk bahwa LGBT sudah ada dalam budaya Indonesia, mengapa tidak jadikan poligami yang juga ada dalam Alkitab dan budaya seluruh dunia agar dibolehkan. Jika dalam Taurat dari zaman Musa sudah disinggung dan dilarang berbagai dosa incest, bestiality, jg LGBT dll. maka berarti memang ada gejala budaya yang menurut Alkitab berdosa dan dilawan Tuhan. Intinya, argument PGI itu menjadikan gejala & penyimpangan menjadi kewajaran & sebentar lagi bisa dinormatifkan.
6. Untuk merespons gaya eksegesis PGI, baik bila SGK melibatkan sarjana biblika yang kompeten untuk mengajukan analisis yang berbeda atau lebih fair / lengkap.
7. Sikap PGI itu mengacaukan antara menerima dan mengasihi LGBT dan menyatakan itu wajar, 'given', dlsb. Ini sesungguhnya sikap fatalistis dan mengekalkan kesalahan, mengundang bencana moral.
Salam saya. PH
Saya terdorong ikutan komen & usul ttg sikap LGBT PGI
1. Ini surat penggembalaan, atau penyesatan? Apakah PGI dalam kapasitas / wewenang menggembalakan gereja2 anggotanya dengan arahan etika yang sangat kontroversial atau bahkan bertolak belakang dgn suara jelas Alk?
2. Di balik pernyataan PGI itu menurut hemat saya ada dasar pemahaman yang: 1) merendahkan otoritas Alkitab, dengan 2) melakukan tafsiran memelintir Alk, dan menjadikan budaya, pendapat keilmuan dan gejala social yang ada setara pandangan jelas Alkitab; 3) relativisme;
3. SGK menyurati dan meminta PGI membuka pandangan2 gereja2 yang sudah memberikan respons agar tampak apakah PGI sungguh mengakomodasi sikap gereja-gereja atau bukan. Juga meminta pernyataan sikap SGK utk dibukakan ke semua gereja anggota.
4. Mengingat perumus surat itu pasti orang 'pintar', saya usul agar SGK menyiapkan studi yang mendalam secara exegetis dan teologis, budaya dan keilmuan, baik memaparkan pandangan yang kita setujui maupun mengkritisi / mengkonter pandangan yang dipakai PGI.
5. Beberapa 'counter' yang bisa disorot: 1) mengapa hanya menekankan citra Allah, kemuliaannya dan keragaman tanpa mengacu yang eksplisit Alkitab nyatakan sebagai keragaman & keunikan dalam laki-laki dan perempuan; 2) simpulan2 dari poin2 yang PGI ajukan sesungguhnya tidak logis, tidak konsisten, tetapi membelok dan tidak lengkap menimbang teks n konteks; 3) merujuk bahwa LGBT sudah ada dalam budaya Indonesia, mengapa tidak jadikan poligami yang juga ada dalam Alkitab dan budaya seluruh dunia agar dibolehkan. Jika dalam Taurat dari zaman Musa sudah disinggung dan dilarang berbagai dosa incest, bestiality, jg LGBT dll. maka berarti memang ada gejala budaya yang menurut Alkitab berdosa dan dilawan Tuhan. Intinya, argument PGI itu menjadikan gejala & penyimpangan menjadi kewajaran & sebentar lagi bisa dinormatifkan.
6. Untuk merespons gaya eksegesis PGI, baik bila SGK melibatkan sarjana biblika yang kompeten untuk mengajukan analisis yang berbeda atau lebih fair / lengkap.
7. Sikap PGI itu mengacaukan antara menerima dan mengasihi LGBT dan menyatakan itu wajar, 'given', dlsb. Ini sesungguhnya sikap fatalistis dan mengekalkan kesalahan, mengundang bencana moral.
Salam saya. PH
Dikirim dari perangkat Samsung saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar